Friday, October 20, 2017

Value Chain Porter Analysis

Di tengah-tengah memepersiapkan acara Surabaya Study Group ke-32, terdapat bahasan menarik mengenai value chain porter analysis.


Apa itu value chain porter analysis?

Pada gambar Porter's Value Chain Model diatas, paling kanan adalah profit center, jadi value chain harus dapat menghasilkan profit. Jika kita ingin profit dirubah, maka kita perlu melihat sisi sebelah kiri: apa yg mesti kita ubah?

Sisi sebelah kiri adalah biaya tiap aktifitas. Biaya mana yang mesti kita kurangi jika itu merupakan cost centre dan profit yang mesti kita kembangkan jika itu merupakan profit center. Dalam hal ini untuk cost centre, maka biaya harus dikurangi agar profit bertambah.

Misalnya faktor inbound logistic. Inbound logistic meliputi incoming material, inspection dan warehousing.

Kemudian untuk faktor service misalnya, jika strateginya diarahkan sebagai cost centre, maka dia akan melayani keperluan perusahaan. Tapi service juga dapat diubah menjadi profit centre misalnya dengan melayani service untuk publik sehingga perusahaan dapat memiliki pemasukan dari service tersebut.

Untuk faktor operations cukup jelas, yaitu merupakan sebuah cost dalam profit and loss.


Sebagai study case mari kita lihat value chain dari Wal-mart.

Dari gambar Wal-Mart Value Chain diatas, faktor yang berada dibawah merupakan cost center. Hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan aktifitas untuk cost reduction atau boost revenue. Sedangkan untuk profit centre akan membentuk value chain baru. Namun analisa ditingkat korporasi akan jadi satu.

Jika cost centre semakin berkurang maka biaya akan semakin berkurang asalkan tidak menurunkan revenue. Profit dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Contoh, misalnya delivery tracking system untuk internal, bisa juga dikomersialkan untuk perusahaan lain.

Asalkan tidak mengurangi omzet karena resiko sharing berarti memberikan kesempatan yang lain untuk mempunyai daya jual tambah.

No comments:

Post a Comment

Related Posts