Logistic adalah Darah Perusahaan
OpinionDay #21
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Seseorang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi dalam darah, jika tidak segera diantisipasi dan tetap berlebihan maka dapat menyumbat pembuluh darah dan memicu penyakit jantung atau stroke.
Untuk itu perlu dilakukan Medical Check Up (MCU) secara rutin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, sebagai langkah antisipasi yang efektif dalam mendeteksi dini keberadaan penyakit di dalam tubuh. Sehingga dapat mencegah perkembangan tingkat penyakit yang lebih parah di masa depan.
--
Di dalam perusahaan, Departemen Produksi adalah jantung perusahaan karena memberi nilai value pada perusahaan dengan memproduksi suatu barang yang nantinya akan dijual dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan.
Apabila Departemen Produksi diibaratkan sebagai jantung, maka Departemen Logistic adalah darah. Jika manajemen logistik kurang baik, maka Produksi juga tidak akan berjalan dengan baik dan lancar karena tidak mendapatkan pasokan bahan baku dan bahan penunjang.
Departemen Logistic tidak hanya Divisi Gudang yang mempunyai dan fungsi sebagai tempat penyimpanan. Secara garis besar tugas Logistic adalah men-supply barang atau raw material ke area produksi dengan baik dan benar secara jumlah, kualitas dan on time delivery.
Dalam Logistik setidaknya terdapat beberapa Bagian, yaitu Receiving, Store Keeper (Supply), Shipment, Admin (Data Entry) dan Transportation. Perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin untuk Bagian-bagian tersebut, agar tidak terjadi penyumbatan pada aliran data informasi dan aliran barang, yang dapat memicu problem di Departemen Produksi di dalam perusahaan, dan untuk mencegah masalah yang lebih besar di masa depan.
Selain pemeriksaan diatas, pengukuran performance untuk memonitor process improvement di Gudang juga perlu dilakukan. Misalnya dalam layanan, standar biaya, kiriman tepat waktu, dan akurasi stok. Pentingnya monitoring ini karena gudang merupakan tempat terakhir sebelum barang dikirimkan ke konsumen. Pengukuran yang perlu dilakukan, adalah :
• percentage of orders dispatched on time
• percentage of orders fully satisfied
• accuracy of order fill
• stock availability in the warehouse
• order lead time
• returns and customer complaints
Salah satu aktivitas dari Divisi Gudang yang menjadi ritual wajib adalah Stock Take atau Stock Opname adalah pencatatan atau perhitungan secara fisik barang yang berada di gudang untuk dicocokkan dengan stock di system dalam periode tertentu. Misalnya Daily cycle count (harian), Weekly stock take (mingguan), Monthly stock take (bulanan) dan Bi-yearly stock take (6 bulanan).
Setelah proses stock opname selesai, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengecekan ulang atas stok yang discrepancy atau selisih. Jika sudah diverifikasi maka perlu dilakukan adjustment stock atau penyesuaian jumlah persediaan di system.
Manajemen Gudang yang baik dapat mendukung peran perusahaan untuk bisa menjalankan perkembangan dan pengaturan bisnis yang baik melalui proses supply chain management. Termasuk pelayanan terbaik kepada konsumen, baik itu pemberian informasi, ketepatan distribusi, dan pelayanan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan konsumen yang lebih besar kepada perusahaan. Hal ini kemudian akan menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan.
Sehatkan aliran darah dalam organisasi Anda, ciptakan situasi yang kondusif.
Bersiaplah untuk sukses!
Sumber :
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/more-than-warehouse.html
Belajar dan Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Meningkatkan Keunggulan Bersaing Industri Indonesia
Wednesday, October 30, 2019
Sunday, October 27, 2019
Teknologi RFID dalam Lari Marathon
OpinionDay #20
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Hari ini Surabaya ada gawe ITS Run 5.9 dalam rangka Dies Natalis ke 59 dengan mengangkat tema Borderless Sustainable Technology. Jadi ingat dua minggu lalu ada project INEOS 159 Challenge yang menghebohkan dunia lari.
Tepatnya tanggal 12 Oktober 2019, adalah Eliud Kipchoge, pelari berkebangsaan Kenya, yang berhasil memecahkan rekor lari marathon sejauh 42,160 km, yang ditempuh kurang dari 2 jam, tepatnya 1:59:40,2 detik di Wina, Austria.
Saat ini memang sedang tren olahraga lari. Banyak komunitas dan perlombaan yang digelar. Hal ini selain diikuti oleh brand dan produk seperti minuman energi dan peralatan olahraga terbaru, juga diikuti oleh teknologi yang mendukung dalam lomba lari.
Dahulu pencatatan waktu peserta lomba lari itu dilakukan secara manual oleh ratusan orang untuk mengawasi ribuan peserta. Misalnya Surabaya Marathon 2019 kemarin yang diikuti oleh 6.000 peserta menggunakan teknologi RFID.
Teknologi RFID diadopsi dari dunia manufaktur oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja supply chain. Terutama dalam industri fast moving consumer goods atau FMCG. Karena pasar FMCG merupakan salah satu pasar yang pergerakannya paling cepat di dunia.
RFID berbentuk chip yang dikenakan pada nomor BIB atau nomor dada pelari. Chip ini nantinya dapat terbaca oleh sensor pembaca RFID yang diletakkan pada titik start, pertengahan rute, dan finish, untuk pencatatan waktu start, split time dan finish digunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification).
Setiap chip itu memiliki angka identifikasi yang unik untuk membedakan chip satu dengan chip yang lain. RFID menggunakan UHF (ultra-high frequency) sehingga dapat dibaca dalam jarak paling satu meter.
Dengan memanfaatkan tag RFID dan pembacanya, jumlah barang dapat dihitung hanya dalam hitungan detik. Hal ini dikarenakan tag RFID secara otomatis dapat dipindai tanpa berada di bawah scanner dan beberapa tag dapat dipindai secara bersamaan. Sehingga hal ini dapat menjadi efisiensi biaya dan waktu.
Dengan teknologi RFID baik lomba lari marathon dan manufaktur menjadi jauh lebih efisien, karena pencatatan waktu dilakukan secara otomatis oleh sistem.
Sumber :
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/borderless-sustainable-technology.html
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Hari ini Surabaya ada gawe ITS Run 5.9 dalam rangka Dies Natalis ke 59 dengan mengangkat tema Borderless Sustainable Technology. Jadi ingat dua minggu lalu ada project INEOS 159 Challenge yang menghebohkan dunia lari.
Tepatnya tanggal 12 Oktober 2019, adalah Eliud Kipchoge, pelari berkebangsaan Kenya, yang berhasil memecahkan rekor lari marathon sejauh 42,160 km, yang ditempuh kurang dari 2 jam, tepatnya 1:59:40,2 detik di Wina, Austria.
Saat ini memang sedang tren olahraga lari. Banyak komunitas dan perlombaan yang digelar. Hal ini selain diikuti oleh brand dan produk seperti minuman energi dan peralatan olahraga terbaru, juga diikuti oleh teknologi yang mendukung dalam lomba lari.
Dahulu pencatatan waktu peserta lomba lari itu dilakukan secara manual oleh ratusan orang untuk mengawasi ribuan peserta. Misalnya Surabaya Marathon 2019 kemarin yang diikuti oleh 6.000 peserta menggunakan teknologi RFID.
Teknologi RFID diadopsi dari dunia manufaktur oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja supply chain. Terutama dalam industri fast moving consumer goods atau FMCG. Karena pasar FMCG merupakan salah satu pasar yang pergerakannya paling cepat di dunia.
RFID berbentuk chip yang dikenakan pada nomor BIB atau nomor dada pelari. Chip ini nantinya dapat terbaca oleh sensor pembaca RFID yang diletakkan pada titik start, pertengahan rute, dan finish, untuk pencatatan waktu start, split time dan finish digunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification).
Setiap chip itu memiliki angka identifikasi yang unik untuk membedakan chip satu dengan chip yang lain. RFID menggunakan UHF (ultra-high frequency) sehingga dapat dibaca dalam jarak paling satu meter.
Dengan memanfaatkan tag RFID dan pembacanya, jumlah barang dapat dihitung hanya dalam hitungan detik. Hal ini dikarenakan tag RFID secara otomatis dapat dipindai tanpa berada di bawah scanner dan beberapa tag dapat dipindai secara bersamaan. Sehingga hal ini dapat menjadi efisiensi biaya dan waktu.
Dengan teknologi RFID baik lomba lari marathon dan manufaktur menjadi jauh lebih efisien, karena pencatatan waktu dilakukan secara otomatis oleh sistem.
Sumber :
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/borderless-sustainable-technology.html
Tuesday, October 22, 2019
Lost in Translations
OpinionDay #19
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)
Sebuah Cerita Supply Chain & Operation
"Ayah dari Direktur saya ingin beli botol A**** ini. Tolong please info marketing Souvernir nya. Akan aku kontak."
Seorang teman menyampaikan sebuah pesan di group social media bahwa atasannya sangat ingin sekali memiliki sebuah tumbler sport berbahan metal yang merupakan sebuah souvenir dari salah satu Forwarder ternama.
Dengan reflex seorang sourcing dan purchasing dengan sigap saya melakukan sourcing secara online. Dan bermodal 2 baris pesan di atas, saya sudah langsung mengambil keputusan bahwa produk yang dicari adalah untuk souvenir dan (tentunya) harga yang murah, karena tidak mungkin untuk souvenir hanya dibeli 1-2 produk saja.
Ternyata kesimpulan saya (directly jump into conclusion) adalah salah. Yang dibutuhkan ternyata hanya satu saja karena keinginan seseorang untuk memiliki barang yang sejenis.
Dari kejadian ini, sedikitnya ada 2 (dua) hal yang bisa dibahas, yaitu:
1. Komunikasi/informasi yang tidak (terlalu) jelas.
2. Membuat keputusan tanpa melakukan check/re-check.
Informasi yang tidak akurat akan berdampak pada in-efisiensi, baik sumber daya, waktu, dan energi.
Informasi yang akurat adalah sangat penting bagi kinerja di dalam Supply Chain, karena akan menjadi basis bagi para Supply Chain manager dalam membuat keputusan yang optimal. Tanpa informasi yang akurat seorang manager tidak dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan, berapa banyak persediaan yang ada, serta berapa banyak lagi produk yang harus diproduksi serta dikirim kepada pelanggan. (Chopra & Meindl, 2013)
Tantangan yang melekat pada keberhasilan pengembangan dan implementasi informasi yang efektif adalah berbagi informasi dalam rantai Supply Chain dan disiplin untuk memastikan integritas data yang dikumpulkan. (Coyle, Langley, Novack & Gibson, 2013).
Setiap hari, baik organisasi kecil hingga besar memiliki sejumlah besar data yang dikompilasi ke dalam sistem mereka, dan data mentah memerlukan analisis yang tepat untuk membuatnya menjadi masuk akal dan dapat digunakan. Tentu saja bagian yang menantang adalah adalah bagaimana memanfaatkan data itu? Bagaimana membuat data mentah menjadi bermakna dan dapat dipahami dalam pengertian bisnis bagi para pembuat keputusan? Bagaimana cara memperoleh wawasan yang melekat dari data tersebut? Meskipun ini adalah sebuah kombinasi antara seni & sains, saya percaya bahwa akal sehat, keterampilan analitis, keahlian dalam menggunakan tools yang tepat serta menjaga integritas, akan membuat kita menjadi pembuat keputusan yang handal dalam menangani berbagai informasi dengan jelas dan tanpa bias, serta dapat memaksimalkan keputusan yang dihasilkannya.
Reference
Chopra, S. & Meindl, P. (2013). Supply Chain Management – Strategy, Planning, and Operation. (5th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Coyle, J., Langley, C., Novack, R. & Gibson, B. (2013). Supply Chain Management - A Logistics Perspective. (9th Edition). United States of America: South Western, Cengage Learning.
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)
Sebuah Cerita Supply Chain & Operation
"Ayah dari Direktur saya ingin beli botol A**** ini. Tolong please info marketing Souvernir nya. Akan aku kontak."
Seorang teman menyampaikan sebuah pesan di group social media bahwa atasannya sangat ingin sekali memiliki sebuah tumbler sport berbahan metal yang merupakan sebuah souvenir dari salah satu Forwarder ternama.
Dengan reflex seorang sourcing dan purchasing dengan sigap saya melakukan sourcing secara online. Dan bermodal 2 baris pesan di atas, saya sudah langsung mengambil keputusan bahwa produk yang dicari adalah untuk souvenir dan (tentunya) harga yang murah, karena tidak mungkin untuk souvenir hanya dibeli 1-2 produk saja.
Ternyata kesimpulan saya (directly jump into conclusion) adalah salah. Yang dibutuhkan ternyata hanya satu saja karena keinginan seseorang untuk memiliki barang yang sejenis.
Dari kejadian ini, sedikitnya ada 2 (dua) hal yang bisa dibahas, yaitu:
1. Komunikasi/informasi yang tidak (terlalu) jelas.
2. Membuat keputusan tanpa melakukan check/re-check.
Informasi yang tidak akurat akan berdampak pada in-efisiensi, baik sumber daya, waktu, dan energi.
Informasi yang akurat adalah sangat penting bagi kinerja di dalam Supply Chain, karena akan menjadi basis bagi para Supply Chain manager dalam membuat keputusan yang optimal. Tanpa informasi yang akurat seorang manager tidak dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan, berapa banyak persediaan yang ada, serta berapa banyak lagi produk yang harus diproduksi serta dikirim kepada pelanggan. (Chopra & Meindl, 2013)
Tantangan yang melekat pada keberhasilan pengembangan dan implementasi informasi yang efektif adalah berbagi informasi dalam rantai Supply Chain dan disiplin untuk memastikan integritas data yang dikumpulkan. (Coyle, Langley, Novack & Gibson, 2013).
Setiap hari, baik organisasi kecil hingga besar memiliki sejumlah besar data yang dikompilasi ke dalam sistem mereka, dan data mentah memerlukan analisis yang tepat untuk membuatnya menjadi masuk akal dan dapat digunakan. Tentu saja bagian yang menantang adalah adalah bagaimana memanfaatkan data itu? Bagaimana membuat data mentah menjadi bermakna dan dapat dipahami dalam pengertian bisnis bagi para pembuat keputusan? Bagaimana cara memperoleh wawasan yang melekat dari data tersebut? Meskipun ini adalah sebuah kombinasi antara seni & sains, saya percaya bahwa akal sehat, keterampilan analitis, keahlian dalam menggunakan tools yang tepat serta menjaga integritas, akan membuat kita menjadi pembuat keputusan yang handal dalam menangani berbagai informasi dengan jelas dan tanpa bias, serta dapat memaksimalkan keputusan yang dihasilkannya.
Reference
Chopra, S. & Meindl, P. (2013). Supply Chain Management – Strategy, Planning, and Operation. (5th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Coyle, J., Langley, C., Novack, R. & Gibson, B. (2013). Supply Chain Management - A Logistics Perspective. (9th Edition). United States of America: South Western, Cengage Learning.
Saturday, October 12, 2019
More Than a Buyers
OpinionDay #18
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Dalam sebuah acara anniversary perusahaan ke 30 tahun, salah satu pimpinan dari Buyers yang ikut hadir memberikan sambutan dan sepatah kata mengatakan bahwa "We are more than a buyers, we are partners".
Tentunya cukup bangga perusahaan tersebut mendapatkan apresiasi tersebut. Karena visi dan misinya telah tercapai dengan baik.
Menurut Peter Drucker, sang pakar manajemen, yang mengatakan bahwa "hanya ada satu definisi mengenai tujuan bisnis, yaitu menciptakan pelanggan". Karena pelanggan merupakan pondasi bisnis dan mereka-lah yang membuat perusahaan tetap eksis dan membuat bisnis tetap ada.
Banyak sekali perusahaan yang telah menempatkan pelayanan sebagai faktor pemenang dalam hal persaingan dan kompetitif untuk merangkul pelanggan. Karena pelayanan merupakan "invisible product" atau produk yang tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan.
Mayoritas pelanggan menginginkan produk dengan proses pelayanan yang baik pula. Sifat pelanggan yang kentara adalah mereka akan menggunakan produk dan layanan kita jika dan hanya jika mereka yakin dan percaya produk plus layanan kita berkualitas.
Opinion day ini saya tutup dengan quote dari Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia: "Saat ini kita bukan berada di era membuat produk terbaik dan produk itu terjual dengan sendirinya. Yang bisa engage dengan customer-lah yang menang."
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/more-than-just-buyers.html
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Dalam sebuah acara anniversary perusahaan ke 30 tahun, salah satu pimpinan dari Buyers yang ikut hadir memberikan sambutan dan sepatah kata mengatakan bahwa "We are more than a buyers, we are partners".
Tentunya cukup bangga perusahaan tersebut mendapatkan apresiasi tersebut. Karena visi dan misinya telah tercapai dengan baik.
Menurut Peter Drucker, sang pakar manajemen, yang mengatakan bahwa "hanya ada satu definisi mengenai tujuan bisnis, yaitu menciptakan pelanggan". Karena pelanggan merupakan pondasi bisnis dan mereka-lah yang membuat perusahaan tetap eksis dan membuat bisnis tetap ada.
Banyak sekali perusahaan yang telah menempatkan pelayanan sebagai faktor pemenang dalam hal persaingan dan kompetitif untuk merangkul pelanggan. Karena pelayanan merupakan "invisible product" atau produk yang tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan.
Mayoritas pelanggan menginginkan produk dengan proses pelayanan yang baik pula. Sifat pelanggan yang kentara adalah mereka akan menggunakan produk dan layanan kita jika dan hanya jika mereka yakin dan percaya produk plus layanan kita berkualitas.
Opinion day ini saya tutup dengan quote dari Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia: "Saat ini kita bukan berada di era membuat produk terbaik dan produk itu terjual dengan sendirinya. Yang bisa engage dengan customer-lah yang menang."
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/more-than-just-buyers.html
Monday, October 7, 2019
Bandara Kediri akan Groundbreaking pada Januari 2020
Khofifah: Bandara Kediri Akan Groundbreaking Pada Januari 2020, Lebih Besar Dibanding Bandara Juanda
Senin, 7 Oktober 2019 07:57
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut Bandara Kediri akan groundbreaking pada Januari 2020. Infrastruktur akan langsung dikerjakan dan ditarget akhir 2021 mulai bisa dioperasikan.
Ditegaskan Khofifah, Bandara Kendiri adalah Proyek Strategis Nasional (PSN). PT Gudang Garam Tbk melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDI) sebagai pelaksana dan befrtanggung jawab untuk proses teknis.
“Kami terus koordinasi dengan Gudang Garam. Terutama untuk mengkoordinasikan rencana untuk groundbreaking di Januari 2020. Itu amanat Pak Menteri Perhubungan saat Harhubnas lalu agar kita terus koordinasi,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah menegaskan, untuk pembebasan lahan seluruhnya diserahkan pada PT SDI dan Gudang Garam meskipun proyek ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional.
“Meskipun sebetulnya Bandara Kediri ini bagian dari PSN, tapi dalam penyiapan lahannya semua dalam koordinasi Gudang Garam,” ujar Khofifah.
Sedangkan Pemprov, dikatakan mantan Menteri Sosial RI ini, akan mengambil peran untuk mengkoneksikan Bandara Kediri dengan daerah di kawasan Selingkar Wilis. Sehingga begitu bandara rampung pembangunannya, akses dan koneksitas bandara dengan daerah di seputaran Selingkar Wilis sudah bisa digunakan.
“Kita ingin merangkaikan koneksitas ke Tulungagung misalnya, lalu juga di kawasan Selingkar Wilis. Ini akan terus persambungkan. Bukan hanya untuk public transportation tok lho, tapi juga bagaimana UMKM nya, lalu pertanian, perikanan dan juga perkebunannya bisa tumbuh,” kata Khofifah.
Rencananya koneksitas dengan Tulungagung akan diwujudkan dengan pembangunan jalan tol. Oleh sebab itu kini Pemprov sedang mengurus izin di BPJT.
Terkait masih adanya penolakan warga karena ganti rugi terlalu rendah, Khofifah mengatakan harus dilihat dulu apa yang menjadi dasar pembebasan lahannya. Jika menurut aturan, seharusnya harganya tetap sesuai dengan harga pasar.
“Harus dicek dulu apa yang menjadi dasar dari appraisal tanah di sana. Tapi menurut saya lebih tepat jika ditanyakan ke Pemkab,” kata Khofifah.
Di sisi lain, pihaknya menyebut bahwa bandara Kediri akan membawa multiplier effect untuk Jawa Timur, khususnya di kawasan Selingkar Wilis dan kawasan selatan Jawa Timur.
Terlebih kapasitas dari Bandara Kediri ini juga akan lebih besar dibandingkan Bandara Juanda. Di mana Bandara Juanda berkapasitas 12 juta penumpang, maka Bandara Kediri bisa menampung 15 juta penumpang per tahun.
Runway juga dibuat panjang yakni 3,3 kilometer, sehingga bisa untuk penerbangan kelas besar dan internasional.
“Bandara ini akan jadi smart airport. Teknologi yang digunakan dari segi digitalisasinya sudah sangat advance. Bahasa saya ini sudah smart airport dari yang saya lihat desainnya. Jadi nggak apalah Kediri dulu, nanti Juanda menyusul,” katanya.
Sumber :
https://surabaya.tribunnews.com/2019/10/07/khofifah-bandara-kediri-akan-groundbreaking-pada-januari-2020-lebih-besar-dibanding-bandara-juanda.
Senin, 7 Oktober 2019 07:57
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut Bandara Kediri akan groundbreaking pada Januari 2020. Infrastruktur akan langsung dikerjakan dan ditarget akhir 2021 mulai bisa dioperasikan.
Ditegaskan Khofifah, Bandara Kendiri adalah Proyek Strategis Nasional (PSN). PT Gudang Garam Tbk melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDI) sebagai pelaksana dan befrtanggung jawab untuk proses teknis.
“Kami terus koordinasi dengan Gudang Garam. Terutama untuk mengkoordinasikan rencana untuk groundbreaking di Januari 2020. Itu amanat Pak Menteri Perhubungan saat Harhubnas lalu agar kita terus koordinasi,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah menegaskan, untuk pembebasan lahan seluruhnya diserahkan pada PT SDI dan Gudang Garam meskipun proyek ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional.
“Meskipun sebetulnya Bandara Kediri ini bagian dari PSN, tapi dalam penyiapan lahannya semua dalam koordinasi Gudang Garam,” ujar Khofifah.
Sedangkan Pemprov, dikatakan mantan Menteri Sosial RI ini, akan mengambil peran untuk mengkoneksikan Bandara Kediri dengan daerah di kawasan Selingkar Wilis. Sehingga begitu bandara rampung pembangunannya, akses dan koneksitas bandara dengan daerah di seputaran Selingkar Wilis sudah bisa digunakan.
“Kita ingin merangkaikan koneksitas ke Tulungagung misalnya, lalu juga di kawasan Selingkar Wilis. Ini akan terus persambungkan. Bukan hanya untuk public transportation tok lho, tapi juga bagaimana UMKM nya, lalu pertanian, perikanan dan juga perkebunannya bisa tumbuh,” kata Khofifah.
Rencananya koneksitas dengan Tulungagung akan diwujudkan dengan pembangunan jalan tol. Oleh sebab itu kini Pemprov sedang mengurus izin di BPJT.
Terkait masih adanya penolakan warga karena ganti rugi terlalu rendah, Khofifah mengatakan harus dilihat dulu apa yang menjadi dasar pembebasan lahannya. Jika menurut aturan, seharusnya harganya tetap sesuai dengan harga pasar.
“Harus dicek dulu apa yang menjadi dasar dari appraisal tanah di sana. Tapi menurut saya lebih tepat jika ditanyakan ke Pemkab,” kata Khofifah.
Di sisi lain, pihaknya menyebut bahwa bandara Kediri akan membawa multiplier effect untuk Jawa Timur, khususnya di kawasan Selingkar Wilis dan kawasan selatan Jawa Timur.
Terlebih kapasitas dari Bandara Kediri ini juga akan lebih besar dibandingkan Bandara Juanda. Di mana Bandara Juanda berkapasitas 12 juta penumpang, maka Bandara Kediri bisa menampung 15 juta penumpang per tahun.
Runway juga dibuat panjang yakni 3,3 kilometer, sehingga bisa untuk penerbangan kelas besar dan internasional.
“Bandara ini akan jadi smart airport. Teknologi yang digunakan dari segi digitalisasinya sudah sangat advance. Bahasa saya ini sudah smart airport dari yang saya lihat desainnya. Jadi nggak apalah Kediri dulu, nanti Juanda menyusul,” katanya.
Sumber :
https://surabaya.tribunnews.com/2019/10/07/khofifah-bandara-kediri-akan-groundbreaking-pada-januari-2020-lebih-besar-dibanding-bandara-juanda.
Sunday, October 6, 2019
Minat Baca & Budaya Literasi
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Menurut data dari UNESCO minat baca di Indonesia masih rendah, yaitu persentase minat baca anak di Indonesia hanya 0,01 persen atau dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu orang saja yang senang membaca. Padahal idealnya seharusnya satu buku itu hanya untuk dibaca dua orang saja.
Bahkan berdasarkan data dari Most Littered Nation In the World, studi untuk mencari tahu seberapa tinggi minat baca negara-negara di dunia yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU) pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara tentang minat membaca.
Dua data diatas rasanya sirna jika kita melihat perhelatan Big Bad Wolf 2019, di Surabaya diadakan di JX International Expo. Tahun ini membawa 100 kontainer yaitu sekira 5,5 juta buku. Dan saat kita masuk ke dalam gedung selalu ramai, untuk masuk ke gedung dan parkir saja antri mengular.
Big Bad Wolf Book pertama kali dimulai di Malaysia pada tahun 2009, yang diprakarsai Andrew Yap dan Jacqueline Ng. Sebelum berubah menjadi BBW, sebelumnya mereka berdua membentuk "BookXcess" pada tahun 2006.
Andrew Yap dan Jacqueline Ng adalah sepasang suami istri asal Malaysia. Bazar pertama tersebut berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan buku yang mereka jual mulai harga 3 Ringgit Malaysia. Big Bad Wolf merupakan sosok jahat dalam dongeng Little Red Ridding Hood.
Yap dan Ng mendapatkan buku-buku dari pusat penjualan buku murah dari berbagai negara. Sebagian besar buku memang merupakan stok lama, namun tetap dalam kondisi baru. Buku-buku yang dijual didiskon 60% hingga 80%.
Sebelum di Surabaya, Big Bad Wolf telah menyambangi beberapa kota di Indonesia yaitu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Medan. Tidak hanya di Indonesia, BBW juga diselenggarakan di negara lain, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand, Pakistan, Myanmar, Korea Selatan, Dubai, Arab Saudi dan Sri Lanka.
Jika dilihat dari sudut pandang SCM (Supply Chain management), perlu usaha yang optimal untuk mengadakan acara ini. Mulai dari pengadaan, penyimpanan (storage), pengiriman, administrasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi.
Big Bad Wolf Book Sale memang bazaar buku dengan konsep warehouse sales selalu ramai pengunjung dan pembeli. Salah satu kunci sukses dari acara ini adalah tentunya dari Divisi Storage, yang setidaknya mempunyai 3 tugas, yaitu Top up, Sorter dan Spotting. Sehingga buku yang berada di island (meja pameran) selalu terisi setelah diborong.
Tanpa adanya SCM yang baik, maka acara BBW tidak akan berjalan dengan sukses dan lancar.
Semoga acara BBW dan acara pameran buku serupa tidak hanya menjadi sekadar aktivitas niaga, namun juga dapat membangun budaya literasi dan sekaligus dapat menjawab tantangan dari rendahnya minat baca orang Indonesia.
Hal ini juga sejalan dengan visi & misi IPOMS & SSG, yaitu agar semua Anggota dan Pengurus IPOMS Chapter Surabaya meningkatkan budaya literasi, tidak hanya dimana literasi tidak hanya sebatas aktivitas membaca, namun juga menulis dan berbicara untuk memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/big-bad-wolf.html
Saturday, October 5, 2019
The 3 Meeting Agenda
Ada 3 agenda yang dibahas oleh Pengurus IPOMS Chapter Surabaya pada Sabtu siang, tanggal 5 Oktober 2019. Yang pertama adalah bergabungnya Salsa Shauma Jadida sebagai bagian dari keluarga besar Pengurus, sebagai Creative Content Writer Admin.
Agenda kedua adalah mengenai kaos seragam IPOMS & SSG. Dengan voting suara terbanyak sebagai mufakat adalah kaos berkerah warna biru muda, dengan logo SSG di dada depan kiri dan logo IPOMS di belakang tengah.
Dan agenda berikutnya yang tidak kalah penting adalah persiapan Study Group ke-35, yang mengambil tema "Upgrading Small Medium Enterprise to be World Class Company". Study Group ini akan dibawakan oleh :
- Titah Laksamana (Co Founder PT. Mitra Usaha Hortindo)
- Iman Supriyono (Founder SNF Consulting)
Dan juga turut hadir Dra. Rr. Heni Rochtanti. MM (Kepala Disperindag, Nganjuk)
Acara tersebut akan dilaksanakan pada hari Minggu, 03 November 2019, Pukul 08.00 - 12.30 di ROROJONGGRANG Cafe & Resto, Jl. Barito No.51, Mangundikaran Nganjuk.
Sekaligus di Rorojongrang Cafe nanti akan dibahas program kerja IPOMS Chapter Surabaya ke depan, untuk itu sekarang ini rekan-rekan Pengurus mulai untuk gathering ide di Divisi masing-masing sebagai entry point to Road Map, tidak terbatas pada fungsi atau Divisinya masing-masing saat ini.
Karena organisasi bisa saja berubah menyesuaikan road map ke depan.
Ide, input atau insight bisa disampaikan dengan mengoptimalkan Trello yang sudah di-created.
Satu minggu sebelum pertemuan di Nganjuk setidaknya frame road map bisa kita filter dan review bareng sehingga di Nganjuk lebih fokus pada deep dive dan exploring untuk kemudian dirumuskan.
Wednesday, October 2, 2019
Go Online
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Rabu pagi saat cek di aplikasi tiket online untuk jadwal bioskop, ternyata 4 jadwal untuk tayang malam dari 2 bioskop di Sidoarjo untuk tayangan perdana Joker hari Rabu tanggal 2 Oktober 2019 sudah hampir full, hanya menyisakan baris depan saja. Memang film semesta DC yang menceritakan Joker, musuh bebuyutan Batman banyak yang menanti.
Terlebih saat film Joker tersebut yang tayang perdana tanggal 31 Agustus 2019 lalu di Venice Film festival, mendapatkan sambutan hangat dari para penonton dan kritikus film, seperti mendapatkan standing ovation selama 8 menit dan ragam pujian dari kritikus film.
Coba bayangkan jika tidak ada aplikasi tiket online tersebut. Seperti dulu. Dimana sebelumnya jika ingin beli tiket untuk nonton di bioskop, maka kita harus antri di kasir. Terlebih jika yang ditonton adalah film box office, maka akan muncul antrian panjang. Itu pun belum tentu mendapatkan tiket. Jika pun mendapatkan tiket belum tentu bangku dan jam main sesuai yang kita hendaki.
Berdasarkan data jumlah penonton film di bioskop mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga 2019, yaitu :
Tahun 2015 = 16.2 juta
Tahun 2016 = 37.2 juta
Tahun 2017 = 42.7 juta
Tahun 2018 = 52 juta
Pada tahun 2019 ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan jumlah penonton film bioskop di Indonesia dapat meningkat dan naik 15,4% dari tahun 2018 lalu, yaitu dapat mencapai 60 juta penonton.
Dari segi jumlah penonton untuk penikmat film dalam negeri juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data, di tahun 2017 menunjukkan iklim investasi pada industri bioskop di Tanah Air akan sangat kondusif, sehingga 5 hingga 10 tahun mendatang bioskop bakal menjadi bisnis yang penting. Hal ini bisa dilihat dari persentase porsi film lokal dari total tiket terjual sebagai berikut :
Tahun 2014 = 7,4%
Tahun 2015 = 10,3%
Tahun 2016 = 33,5%
Tahun 2017 = 34,5%.
Potensi yang cukup besar di sektor hiburan khususnya film layar lebar di Indonesia membuat banyak inovasi yang gencar dilakukan. Beberapa aplikasi pembelian tiket secara online misalnya CGV ID, Cinema 21, Cinemaxx, Go-Tix, Tix ID, Book My Show & Traveloka.
Setelah kita menyelesaikan transaksi, kita kemudian mendapatkan kode booking yang bisa kita print di kasir atau jika kita menggunakan aplikasi M-Tix, kita bisa mencetak tiket fisik sendiri di mesin cetak tiket elektronik cukup mengetikkan nomor telepon dan kode booking atau scan barcode.
Grab pun yang mengambil inovasi dalam permasalahan pembelian tiket bioskop. Grab menawarkan solusi serta kemudahan untuk menjawab permasalahan calon penonton seperti memilih bioskop di website pemesanan tiket pun masih kerap ditemui tersebut. Sehingga kita sebagai konsumen akan lebih mudah dari mulai mencari, membandingkan harga dan membeli tiket nonton dari beberapa jaringan bioskop nasional dari aplikasi.
Data dari salah satu aplikasi tiket online, BookMyShow mengatakan rata-rata menjual 20 juta tiket dalam sebulan.
Aplikasi pembelian tiket secara online merupakan solusi yang tepat sebagai jawaban permasalahan antrian dalam pembelian tiket, jadwal film dan bangku favorit. Sehingga sangat menguntungkan bagi para penikmat film.
Sehingga sudah seharusnya memang kita berkerja dan berbasis internet. Kita tahu dan menyadari masyarakat saat ini setiap harinya terkoneksi dengan internet, berkomunikasi melalui internet, bercanda diinternet bahkan cari jodoh juga diinternet.
Selesai kah inovasi yang harus dilakukan dalam industri film dan bioskop dalam dunia serba digital sekarang?
Karena makin banyaknya media untuk menonton film yang dapat dipilih melalui berbagai medium layanan streaming daring. Misalnya Netflix, Hooq, iFlix, dan Prime Video sehingga membuat masyarakat mudah dalam mengakses film.
http://www.taufanyanuar.com/2019/10/tiket-online.html
Tuesday, October 1, 2019
IKM Otomotif Naik Kelas
Link and Match Bantu IKM Otomotif Naik Kelas
01 Oktober 2019 | 08:57 WIB
Kementerian Perindustrian optimistis industri kecil menengah komponen dapat naik kelas melalui program link and match. Hingga sejauh ini terdapat sebanyak 500 unit usaha komponen yang mayoritas tersebar di Pulau Jawa.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan Kemenperin aktif memfasilitasi kemitraan antara pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dengan industri skala besar.
Upaya menjalin sinergi bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing sektor IKM karena berperan memperkuat struktur manufaktur nasional.
"Langkah strategis yang telah kami lakukan adalah menggelar program link and match antara 100-an IKM komponen otomotif dengan belasan tier agen pemegang merek (APM) dan industri besar. Sejak tahun 2016, kami sudah laksanakan kegiatan ini sebanyak empat kali," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (30/9/2019).
Gati menjelaskan ratusan IKM komponen otomotif yang dikawinkan tersebut berasal dari sentra-sentra IKM logam di Yogyakarta, Klaten, Tegal, Purbalingga, Jabodetabek dan Jawa Barat. Saat ini, terdapat 500 unit usaha IKM komponen otomotif yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 25.000 orang.
Kegiatan link and match, katanya, merupakan wujud nyata mendorong peningkatan kemampuan IKM komponen dalam mengisi rantai pasok industri otomotif baik di tingkat nasional hingga global. Keberadaan IKM dalam rantai pasok industri otomotif juga menjadi bagian penting dalam memacu perekonomian nasional.
“Tidak hanya mampu dalam memproduksi berbagai komponen maupun aksesoris mobil dan motor dengan standar kualitas yang telah ditetapkan APM, IKM kita juga telah membuktikan kemampuannya dalam berinovasi dan melakukan pengembangan produk komponen otomotif.”
Gati mengatakan peningkatan penjualan kendaraan roda dua dan roda empat akan mendorong penguatan IKM komponen otomotif dalam negeri. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan kendaraan roda empat sepanjang tahun 2018 mencapai 1.151.413 unit, melewati angka penjualan di tahun 2017 sebanyak 1.079.886 unit.
Adapun, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor pada tahun 2018 mencapai 6.383.111 unit, melampaui angka penjualan di tahun 2017 sebanyak 5.886.103 unit.
Sumber :
https://otomotif.bisnis.com/read/20191001/275/1154026/link-and-match-bantu-ikm-otomotif-naik-kelas
01 Oktober 2019 | 08:57 WIB
Kementerian Perindustrian optimistis industri kecil menengah komponen dapat naik kelas melalui program link and match. Hingga sejauh ini terdapat sebanyak 500 unit usaha komponen yang mayoritas tersebar di Pulau Jawa.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan Kemenperin aktif memfasilitasi kemitraan antara pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dengan industri skala besar.
Upaya menjalin sinergi bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing sektor IKM karena berperan memperkuat struktur manufaktur nasional.
"Langkah strategis yang telah kami lakukan adalah menggelar program link and match antara 100-an IKM komponen otomotif dengan belasan tier agen pemegang merek (APM) dan industri besar. Sejak tahun 2016, kami sudah laksanakan kegiatan ini sebanyak empat kali," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (30/9/2019).
Gati menjelaskan ratusan IKM komponen otomotif yang dikawinkan tersebut berasal dari sentra-sentra IKM logam di Yogyakarta, Klaten, Tegal, Purbalingga, Jabodetabek dan Jawa Barat. Saat ini, terdapat 500 unit usaha IKM komponen otomotif yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 25.000 orang.
Kegiatan link and match, katanya, merupakan wujud nyata mendorong peningkatan kemampuan IKM komponen dalam mengisi rantai pasok industri otomotif baik di tingkat nasional hingga global. Keberadaan IKM dalam rantai pasok industri otomotif juga menjadi bagian penting dalam memacu perekonomian nasional.
“Tidak hanya mampu dalam memproduksi berbagai komponen maupun aksesoris mobil dan motor dengan standar kualitas yang telah ditetapkan APM, IKM kita juga telah membuktikan kemampuannya dalam berinovasi dan melakukan pengembangan produk komponen otomotif.”
Gati mengatakan peningkatan penjualan kendaraan roda dua dan roda empat akan mendorong penguatan IKM komponen otomotif dalam negeri. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan kendaraan roda empat sepanjang tahun 2018 mencapai 1.151.413 unit, melewati angka penjualan di tahun 2017 sebanyak 1.079.886 unit.
Adapun, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor pada tahun 2018 mencapai 6.383.111 unit, melampaui angka penjualan di tahun 2017 sebanyak 5.886.103 unit.
Sumber :
https://otomotif.bisnis.com/read/20191001/275/1154026/link-and-match-bantu-ikm-otomotif-naik-kelas
Study Group 35 : Upgrading Small Medium Enterprise to be World Class Company
STUDY GROUP ke-35
TEMA :
"Upgrading Small Medium Enterprise to be World Class Company"
NARASUMBER :
Titah Laksamana, Co Founder PT. Mitra Usaha Hortindo
Iman Supriyono, Founder SNF Consulting
Dan juga turut hadir Dra. Rr. Heni Rochtanti. MM, selaku Kepala Disperindag, Nganjuk.
WAKTU & LOKASI :
Minggu, 03 November 2019, Pukul 08.00 - 12.30
ROROJONGGRANG Cafe & Resto
Jl. Barito No.51, Mangundikaran, Mangun Dikaran, Kec. Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64415
https://maps.app.goo.gl/4ppQ1tWmqD9S8Q1E9
PENDAFTARAN :
Silahkan mendaftar melalui http://bit.ly/SGS35
HTM : Rp 120.000 (ada diskon untuk pelajar dan mahasiswa)
Nomor rekening : 465-041-7009
Bank BCA (atas nama : Wijanarko Kertowijoyo)
Contact Person :
Taufan Yanuar
0812 3666 9624
Facebook Fanpage : SurabayaStudyGroup
http://www.facebook.com/SurabayaStudyGroup
Facebook Group : IPOMS Chapter Surabaya
https://www.facebook.com/groups/surabayastudygroup/
Twitter : @sbystudygroup
https://twitter.com/sbystudygroup
Whatsapp group : IPOMS Chapter Surabaya
https://chat.whatsapp.com/KHK8srjwjhsFhoEiVYaOjh
Linkedin : Surabaya Study Group
https://www.linkedin.com/in/surabaya-study-group-a6390a191/
Instagram : @surabayastudygroup
https://www.instagram.com/surabayastudygroup/
Youtuber : Surabaya StudyGroup
https://www.youtube.com/channel/UCjWnF1cry6rbTWzZOgzCDQA
LINE : IPOMS Surabaya
http://nav.cx/eBvn9nK
UKM Go Digital
Opinion Day #15
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Untuk mendorong pertumbuhan bisnis Small Medium Enterprise (SME) atau UKM, maka para pelaku bisnis tersebut harus memiliki kesadaran yang tinggi dalam pemanfaatan teknologi, tidak hanya sekedar unutk mengikuti zaman, tetapi dengan memanfaatkan perkembangan dunia digital juga bisa meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan bisnis.
Pemanfaatan teknologi ini memunculkan aplikasi yang tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga dapat membantu bisnis. Sehingga pebisnis tidak hanya dituntut untuk berkerja keras, tetapi juga bekerja cerdas.
Dari kota Nganjuk menyumbangkan 2 aplikasi digital yang cukup berhasil dan berkembang, yaitu HEEH JEK dan Iwak.me
HEEH JEK
HEEH JEK adalah perusahaan di Nganjuk Jawa Timur yang didirikan oleh para pengusaha muda Nganjuk yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). HEEH JEK menggunakan teknologi berbasis aplikasi untuk memberikan kemudahan akses bagi penyedia jasa dan pengguna jasa dalam memesan ojek, taxi, pengiriman barang, pemesanan makanan, belanja serta rental.
Salah satu founder HEEH JEK adalah Harun Musa Ishaq. Manajer HEEH JEK Nganjuk adalah Komaudin. Sebagai aplikasi ojek online, HEEH JEK bisa mengubungkan teman-teman UMKM dari pengusaha kuliner misalnya bisa menjadi line distribusi sendiri.
Iwak.me
Iwak.me adalah platform investasi sosial di bidang perikanan yang membantu petani-petani ikan untuk memaksimalkan produksinya dengan cara menghubungkan para petani ikan dengan pemodal, pakar, penyedia bibit, dan Pemerintah.
Adalah Hestyriani Anisa Widyaningsih dan Rushan Faizal sebagai founder dan desainer iwak.me, yang mengembangkan terobosan baru ini.
Iwak.me dibangun dengan cita-cita sederhana dari sang founder, Rushan Faizal, yang ingin memajukan kota kelahirannya Nganjuk dengan adanya potensi di sektor budidaya perikanan. Keinginan Rushan membantu kawan-kawan keluarga petani budidaya ikan yang memunculkan ide iwak.me sebagai platform investasi bisnis.
Ekonomi digital ini merupakan penggerak pembangunan nasional, untuk itu para pelaku usaha perlu berkolaborasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran memperkuat ekosistem ekonomi digital yang akan mendukung aktivitas usaha mereka.
Untuk menginspirasi para UKM tersebut, IPOMS Surabaya akan mengadakan kegiatan sekaligus memberikan added value as profesional bagi kepentingan masyarakat khususnya Jatim dengan mengadakan Study Group ke-35 di kota Nganjuk.
Kapan dan dimana? Nantikan informasi selanjutnya.
Sumber :
https://www.heehjeknganjuk.com/
https://swa.co.id/swa/trends/terobosan-baru-iwak-untuk-pemodal-budidaya-lele
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Untuk mendorong pertumbuhan bisnis Small Medium Enterprise (SME) atau UKM, maka para pelaku bisnis tersebut harus memiliki kesadaran yang tinggi dalam pemanfaatan teknologi, tidak hanya sekedar unutk mengikuti zaman, tetapi dengan memanfaatkan perkembangan dunia digital juga bisa meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan bisnis.
Pemanfaatan teknologi ini memunculkan aplikasi yang tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga dapat membantu bisnis. Sehingga pebisnis tidak hanya dituntut untuk berkerja keras, tetapi juga bekerja cerdas.
Dari kota Nganjuk menyumbangkan 2 aplikasi digital yang cukup berhasil dan berkembang, yaitu HEEH JEK dan Iwak.me
HEEH JEK
HEEH JEK adalah perusahaan di Nganjuk Jawa Timur yang didirikan oleh para pengusaha muda Nganjuk yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). HEEH JEK menggunakan teknologi berbasis aplikasi untuk memberikan kemudahan akses bagi penyedia jasa dan pengguna jasa dalam memesan ojek, taxi, pengiriman barang, pemesanan makanan, belanja serta rental.
Salah satu founder HEEH JEK adalah Harun Musa Ishaq. Manajer HEEH JEK Nganjuk adalah Komaudin. Sebagai aplikasi ojek online, HEEH JEK bisa mengubungkan teman-teman UMKM dari pengusaha kuliner misalnya bisa menjadi line distribusi sendiri.
Iwak.me
Iwak.me adalah platform investasi sosial di bidang perikanan yang membantu petani-petani ikan untuk memaksimalkan produksinya dengan cara menghubungkan para petani ikan dengan pemodal, pakar, penyedia bibit, dan Pemerintah.
Adalah Hestyriani Anisa Widyaningsih dan Rushan Faizal sebagai founder dan desainer iwak.me, yang mengembangkan terobosan baru ini.
Iwak.me dibangun dengan cita-cita sederhana dari sang founder, Rushan Faizal, yang ingin memajukan kota kelahirannya Nganjuk dengan adanya potensi di sektor budidaya perikanan. Keinginan Rushan membantu kawan-kawan keluarga petani budidaya ikan yang memunculkan ide iwak.me sebagai platform investasi bisnis.
Ekonomi digital ini merupakan penggerak pembangunan nasional, untuk itu para pelaku usaha perlu berkolaborasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran memperkuat ekosistem ekonomi digital yang akan mendukung aktivitas usaha mereka.
Untuk menginspirasi para UKM tersebut, IPOMS Surabaya akan mengadakan kegiatan sekaligus memberikan added value as profesional bagi kepentingan masyarakat khususnya Jatim dengan mengadakan Study Group ke-35 di kota Nganjuk.
Kapan dan dimana? Nantikan informasi selanjutnya.
Sumber :
https://www.heehjeknganjuk.com/
https://swa.co.id/swa/trends/terobosan-baru-iwak-untuk-pemodal-budidaya-lele
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Info Masze... Banyak yang bisa kita pelajari dari Public Speaking, salah satunya ketika "Presentasi di depan umum / atasan". Surab...
-
KOPDAR-4 Mengawali tahun baru 2013, Surabaya Study Group mengadakan kegiatan belajar dan diskusi dengan pemateri yang disampaikan dengan b...
-
Materi Study Group ke-35 yang diadakan di kota Nganjuk, diawali oleh narasumber Titah Laksamana , (Co Founder PT. Mitra Usaha Hortind...
-
Surabaya Study Group mengadakan pertemuan dan belajar bersama dengan materi tentang "Enterprise Resource Planning bagian I dan bagi...
-
OpinionDay #26 Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144) Bagaimana menurut Anda yang lebih tepat antara "Pelanggan saya dibajak oleh ko...