Saturday, October 28, 2017

Enhancing Value Capture, Productivity and Increased Profitability through Inventory Management for Business Competitiveness

Tata Hubungan Formulasi Inventory Management dan Produktifitas dalam Membangun Keunggulan Bisnis


Berawal dari diskusi Whatsapp Group yang membahas mengenai seputar Produktivitas yang sangat berhubungan dan dipengaruhi dengan Inventory Management yang dibahas, didiskusikan dan dikomentari sangat seru dari para member Surabaya Study Group.

Akhirnya oleh pengurus Surabaya Study Group dilanjutkan pembahasan 2 topik tersebut dengan mengadakan pertemuan Study Group, dengan tema yang diangkat adalah Enhancing Value Capture, Productivity and Increased Profitability through Inventory Management for Business Competitiveness (Tata Hubungan Formulasi Inventory Management dan Produktifitas dalam Membangun Keunggulan Bisnis).

Dengan semangat Sumpah Pemuda karena acara kali ini kebetulan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, yaitu diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 28 Oktober 2017, dan diadakan di Ibis Budget hotel, jalan HR Muhammad Surabaya. Ruangan yang dipakai berada di Lotus Meeting Room, lantai 01.

Pukul 09.00 para peserta mulai berdatangan. Setelah para peserta melakukan pendaftaran dengan menandatangani daftar hadir dan menerima materi, kemudian para peserta dipersilahkan untuk coffee break sambil berkenalan dan memperluas relasi dengan sesama praktisi. Acara ini dihadiri oleh

1. Karno (PT Buana Centre Swakarsa Logistics)
2. Eko Andri Susandi (PT 3PL)
3. Andriani Devi (PT. Makmur Adhi Sejahtera)
4. Judha Purwana W.W (PT Bumi Wijaya Indorail)
5. Galih Reksanto (PT Tjiwi Kimia)
6. Muhtarom (PT. DPO Indonesia)
7. Naufal Ghani Ibrahim (Teknik Industri ITS)
8. Rahadian Prabowo (PT.Indospring, Tbk)
9. Taufan Yanuar (PT HSI)
10. Wijanarko Kertowijoyo (PT 3PL)
11. Subagyo Arif
12. Olke Fajar (PT.Betts Indonesia)
13. Dian Maulana (PT.Betts Indonesia)
14. Joko Seget (PT.Betts Indonesia)
15. Sulistyowati (PT.Betts Indonesia)
16. Tita Kurniawati (PT.Betts Indonesia)
17. Dwi Agung (PT.Betts Indonesia)
18. Lilia Pascariani (Universitas Nusantara PGRI Kediri)


MATERI 01 : INVENTORY MANAGEMENT


Wahyu Adi, ST. CPIM. CLTD, selaku narasumber pertama tidak lupa membuka pertemuan Surabaya Study Group dengan mengingatkan kepada seluruh yang hadir mengenai ikrar Sumpah Pemuda, yaitu :
  • Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. 
  • Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. 
  • Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Acara diawali dengan ekspektasi peserta dalam mengikuti pertemuan Study Grup. Ada yang mengharapkan mendapatkan ilmu terapan di dunia kerja atas teori dari bangku kuliah, ada juga yang ingin mengetahui bagaimana mencapai akurasi inventori management dengan how to manage of inventory, dan bahkan ada pula yang ingin curi start ilmu sebelum mendapatkan mata kuliah di semester depan.

Kemudian materi dilanjutkan mengenai inventory yang mempunyai 2 sisi. Sisi pertama bagi orang Sales, inventory dalam jumlah besar adalah hal yang bagus karena orang Sales akan merasa lebih nyaman dalam melakukan penjualan. Namun berlaku sebaliknya bagi orang Operation atau Produksi atau pun Supply Chain karena hal tersebut berarti Cost atau biaya.

Itulah problem dari inventory. Sehingga sudah menjadi tugas bagi orang Supply Chain untuk menyeimbangkan 2 hal tersebut, yaitu antara cost of carrying inventory dan cost of not carrying. Oleh karena itu orang Supply Chain yang baik tidak boleh terlambat, harus pandai menghitung dan untuk itu gunakan suatu sistem.

Inventory Fundamental ditutup dengan bahasan The Power of Inventory Turn.

Bahasan selanjutnya adalah Inventory Management Methodology. Bisa dibilang ini merupakan makanan yang dilakukan setiap saat bagi orang Supply Chain dan Logistic serta Warehouse. Yaitu yang terdiri dari ABC analysis beserta ABC classification. Kemudian inventory accuracy yang didalamnya terdapat mengenai daily cycle count dan periodic inventory (stock take atau stock opname).

Inaccuracy merupakan hal yang jamak bagi Divisi Supply Chain dan Logistic serta Warehouse. Dimana sumber ketidakakuratan atau discrepancy dari akurasi stok diantaranya diakibatkan oleh :
  • BOM error, 
  • kurang teliti saat penghitungan, 
  • kesalahan saat penerimaan barang, 
  • area gudang yang kurang memadai, 
  • karyawan yang kurang terlatih, 
  • dokumen keluar masuk yang buruk, 
  • kekeliruan identifikasi barang, 
  • area gudang yang terbuka sehingga kurang aman, 
  • terdapat pergantian barang
Kemudian dilanjutkan dengan bahasan terakhir yaitu Inventory Management Process, yang meliputi pembahasan Stock Policy, Market Understanding, Sales Policy, Vertical and Horizontal Inventory, Finance Process dan Warehouse layout.

Dan dibahas pula mengenai e-commerce model beserta e-commerce inventory model. Bahkan untuk bahasan e-commerce ini direquest oleh beberapa peserta yang hadir agar dibahas lebih mendalam pada pertemuan Study Group selanjutnya.

Tak terasa materi yang dibawakan oleh pak Wahyu Adi meluncur deras hingga hampir 3 jam, yaitu mulai pukul 09.50 hingga pukul 12.40.

Acara dihentikan sejenak untuk memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menunaikan ibadah sholat dhuhur dan dilanjutkan dengan menyantap makan siang yang sudah dipersiapkan oleh pihak Ibis Budget hotel.


MATERI 02 : PRODUCTIVITY


Tepat pukul 13.30, acara dilanjutkan dengan materi kedua yang membahas mengenai Hubungan Produktifitas Perusahaan dan Daya Saing Bisnis yang dibawakan oleh DR. Fauzi Arif RH, ST., MM. Produktifitas tidak melulu mengenai produktifitas dari mesin (Machine productivity) atau produktifitas dari pekerja (Labor productivity). Namun produktifitas juga menyangkut dari segi Capital productivity dan Energy productivity.

Mengenai produktivitas ini kita juga perlu melihat tabel Global Competitiveness Index tahun 2017 yang dirilis oleh World Economic Forum, dimana negara Indonesia berada pada peringkat 41, turun 4 peringkat dari tahun sebelumnya (tahun 2016 : 37). Di asia tenggara Indonesia kalah dari Singapura (peringkat 2), Malaysia (peringkat 25) dan Thailand (peringkat 34). Dimana peringkat 1 ditempati oleh negara Swiss.

Agar memiliki daya saing tersebut, perusahaan dapat menerapkan 3 Grand Strategy yang dikemukakan oleh Michael Porter, yaitu
  • Differentiation
  • Cost Leadership
  • Focus.
Perusahaan yang menerapkan differentiation strategy sehingga mempunyai daya saing tinggi misalnya adalah Apple. Hal tersebut tidaklah asing bahwa produk Apple selalu berada di depan jika menyangkut mengenai inovasi. Sehingga produknya unik dibandingkan produk serupa yang lain di pasar. Mulai dari iPod, iMac hingga iPhone.

Strategi lain adalah 7in1 Business Competition Strategy, dimana dari 7 hal yang dapat mempengaruhi daya saing perusahaan yang menarik untuk diperhatikan adalah ada pada strategi Massive Distribution. Karena hal tersebut berkaitan pada materi yang pertama tadi, yaitu kenyamanan yang dirasakan oleh orang Sales jika inventory cukup banyak.

Karena jika distribusi atau inventory tidak cukup untuk memenuhi pemintaan yang ada di pasar, maka dapat berakibat konsumen akan beralih pada produk lain yang serupa. Misalnya air mineral merk X, dikarenakan pengaturan logistik yang buruk sehingga distribusi kurang lancar, maka konsumen yang membutuhkan tidak akan menunggu air mineral merk X tersedia, namun akan segera beralih pada air mineral merk Y yang serupa.

Selain strategi Massive distribution, juga tak kalah penting adalah strategi Strive sales person. Karena orang Sales adalah ujung tombak perusahaan, dimana tugas penting dari orang Sales harus mampu melakukan promotion yaitu men-deliver information kepada konsumen.

Dan akhirnya materi kedua usai tepat pada pukul 15.30. Acara ditutup dengan pembagian sertifikat sambil coffee break kedua sambil menyantap kue dan menghirup kopi.

Friday, October 20, 2017

Value Chain Porter Analysis

Di tengah-tengah memepersiapkan acara Surabaya Study Group ke-32, terdapat bahasan menarik mengenai value chain porter analysis.


Apa itu value chain porter analysis?

Pada gambar Porter's Value Chain Model diatas, paling kanan adalah profit center, jadi value chain harus dapat menghasilkan profit. Jika kita ingin profit dirubah, maka kita perlu melihat sisi sebelah kiri: apa yg mesti kita ubah?

Sisi sebelah kiri adalah biaya tiap aktifitas. Biaya mana yang mesti kita kurangi jika itu merupakan cost centre dan profit yang mesti kita kembangkan jika itu merupakan profit center. Dalam hal ini untuk cost centre, maka biaya harus dikurangi agar profit bertambah.

Misalnya faktor inbound logistic. Inbound logistic meliputi incoming material, inspection dan warehousing.

Kemudian untuk faktor service misalnya, jika strateginya diarahkan sebagai cost centre, maka dia akan melayani keperluan perusahaan. Tapi service juga dapat diubah menjadi profit centre misalnya dengan melayani service untuk publik sehingga perusahaan dapat memiliki pemasukan dari service tersebut.

Untuk faktor operations cukup jelas, yaitu merupakan sebuah cost dalam profit and loss.


Sebagai study case mari kita lihat value chain dari Wal-mart.

Dari gambar Wal-Mart Value Chain diatas, faktor yang berada dibawah merupakan cost center. Hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan aktifitas untuk cost reduction atau boost revenue. Sedangkan untuk profit centre akan membentuk value chain baru. Namun analisa ditingkat korporasi akan jadi satu.

Jika cost centre semakin berkurang maka biaya akan semakin berkurang asalkan tidak menurunkan revenue. Profit dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Contoh, misalnya delivery tracking system untuk internal, bisa juga dikomersialkan untuk perusahaan lain.

Asalkan tidak mengurangi omzet karena resiko sharing berarti memberikan kesempatan yang lain untuk mempunyai daya jual tambah.

Saturday, October 14, 2017

Kopdar ke-13

Kopdar kali ini merupakan meeting ke-4 untuk persiapan Study Group ke-32, dimana sebelumnya sudah dilakukan kopdar dan meeting di D'KAMPUNG SUTOS, (30 JULI 2017), ROLLAAS CAFE (05 AGUSTUS 2017) dan di D'BRONTOS (26 AGUSTUS 2017).

Dan kali ini meeting di MOKKO FACTORY, pada tanggal 14 OKTOBER 2017. Beberapa catatan meeting yang harus difollow upda adalah sebagai berikut :

  • Estimasi Peserta, total 40 orang. 
  • Spanduk IPOMS / Acara
  • Handout & Materi dari pembicara. 
  • Name tag.
  • Kuisoner untuk tema selanjutnya, bidang interest dan harapan untuk acara SSG, serta kesediaan menjadi volunteer SSG


Related Posts