Thursday, November 28, 2019

Penyebab Kegagalan MatahariMall.com

Bos Lippo Buka-bukaan Soal Kegagalan MatahariMall.com
Pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady membeberkan penyebab kegagalan platform e-Commerce MatahariMall.com miliknya yang tutup akhir 2018 lalu.

Ia bercerita, MatahariMall.com gagal karena memulai membangun sesuatu dari besar, bukan dari kecil ke besar sesuai dengan hukum alam.

Menurut dia, pembangunan usaha harus dimulai dari kecil, bukan dari suatu yang tidak ada kemudian tiba-tiba menjadi besar.

"Kegagalan MatahariMall.com karena melanggar hukum alam. Usaha itu selalu harus mulai dari kecil, pelan-pelan menjadi besar, tidak bisa langsung. Rencana kerja harus besar, think big starting from small," kata Mochtar dalam acara Indonesia Digital Conference di Jakarta Pusat, Kamis (28/11).

Mochtar mengatakan MatahariMall.com juga gagal karena terlalu fokus mengurus sisi teknologi. Padahal yang penting adalah barang yang dijual di platform tersebut.

"Seolah-olah kalau melakukan suatu e-commerce ini, dititikberatkan pada teknologinya. Langsung pekerjakan 300 orang teknisi," kata Mochtar.

Kemudian Mochtar juga mengatakan MatahariMall.com harus bisa menentukan apakah membuka sekedar toko di internet atau membangun pasar di internet.

"Jadi hati-hati, jangan seolah-olah e-Commerce ini bercerita tentang teknologi. Ini hanya sebagai salah satu instrumen saja. Justru barang yang diperjualbelikan itu yang paling utama," kata Mochtar.

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191128155953-206-452334/bos-lippo-buka-bukaan-soal-kegagalan-mataharimallcom

Monday, November 25, 2019

Making Blockchain Mainstream

OpinionDay #30
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)


Seminar dan Open House MMT ITS “Making Blockchain Mainstream: Blockchain is Happening, How Can We Adapt to It”

Pada hari Senin tanggal 25 Nopember 2019 mulai jam 18.50, diselenggarakan Seminar dan Open House MMT ITS “Making Blockchain Mainstream: Blockchain is Happening, How Can We Adapt to It”.

Seminar dimulai dengan pemaparan teknis dan definisi mengenai blockchain yang dibawakan oleh Dosen Sistem Informasi ITS, Faizal Johan Atletiko, S.Kom, MT selama 40 menit. Pemaparan dimulai dengan definisi, teknologi yang mendasari blockchain, serta berbagai jenis blockchain serta cryptocurrency.

Setelah 40 menit pemaparan dilanjutkan dengan presentasi yang dibawakan oleh Ng Stephanus Andreas sebagai Community Manager Tokoin dengan tema mengenai produk serta peranan Tokoin dalam mendukung Usaha Kecil Menengah untuk berkembang.

Setelah selesai pemaparan terdapat sesi tanya jawab yang diberikan kepada 6 penanya. Acara ditutup dengan photo Bersama.

Sunday, November 24, 2019

Peran Blockchain dalam Mengubah Supply Chain Dan Industri Logistik (4)

OpinionDay #25
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)



Bagian Ke-4 (Tamat)
  
Dewasa ini, mengelola supply chains luar biasa rumit karena beberapa pemangku kepentingan harus tetap mempertahankan penelusuran berbasis kertas. Dan tergantung pada jenis produknya, supply chains dapat mencakup ratusan tahapan, berbagai lokasi geografis, bermacam-macam pemangku kepentingan serta pembayaran dan tagihan-tagihan yang sangat besar nilainya. Dan disebabkan kurangnya transparansi di dalam supply chains, teknologi blockchain menghadirkan peluang dalam mengubah supply chains serta industri logistik.

Tantangan dalam Supply Chain & Industri Logistik

Ratusan tahun yang lalu supply chain tidaklah rumit karena perdagangan pada umumnya terjadi dalam skala kecil dan sederhana. Saat ini, bisnis telah meluas secara global dan membuat manajemen supply chain menjadi sangat kompleks. Dan tidaklah mungkin bagi konsumen untuk mengetahui nilai sebenarnya dari suatu produk karena kurangnya transparansi.

Sebagai gambaran pernahkah membayangkan dari mana makanan yang kita makan berasal? Supply chain di dalam industry makanan didefinisikan dengan dengan menghubungkan:

·         Asal tanaman
·         Pengolahan makanan
·         Distribusi makanan olahan ke pengecer
·         Penjualan makanan ke konsumen

Supply chain makanan meliputi jutaan manusia di seluruh dunia serta tanaman pangan dan bahan baku, sehingga menjadi tantangan bagi produsen makanan serta para konsumen untuk mengetahui di mana komponen-komponen dari makanan itu berada. Masalah ini tetap ada dalam supply chain karena alasan-alasan berikut.

Kurangnya Ketertelusuran

Ketertelusuran mewakili gambaran yang tepat di mana produk berada di dalam supply chain yang beredar pada waktu tertentu. Saat ini, tiap pelaku di dalam jaringan supply chain megelola system dan database mereka sendiri, membuatnya sulit untuk melakukan pemantauan prediktif serta menganalisis di manakah posisi produk pada waktu tertentu.

Dokumentasi dan Kepatuhan pada Peraturan

Kontrak supply chain bisa sangat kompleks karena terlibatnya penelusuran berbasis kertas untuk digunakan merubah status kepemilikan, letter of credit, bill of lading, proforma serta syarat pembayaran yang berliku. Merawat catatan di atas kertas adalah tidak praktis karena membuat proses mencari catatan lama menjadi sangat rumit.

Pemalsuan

Disebabkan kurangnya transparasi, berbagai kasus pemalsuan dalam proses supply chain dilaporkan setiap tahunnya. Berdasarkan laporan-laporan organisasi international, secara global import barang bajakan dan palsu membebani sekitar setengah trilyun dollar per tahunnya. Produk-produk palsu tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga mempengaruhi kehidupan. Disebabkan kurangnya informasi yang tersedia tentang asal mula dari suatu produk, hamper dipastikan sulit bagi produk tersebut dapat memenugi standar kualitas yang dipersyaratkan.

Biaya Tinggi

Saat ini, manajemen supply chain melibatkan begitu banyak perantara seperti para pengacara dan para regulator yang menambah biaya ekstra yang tinggi ke dalam ekosistem. Proses supply chain membutuhkan middlemen untuk membawa kepercayaan ke dalam sistem.


Bagaimana Blockchain mempengaruhi Supply Chain?

Berikut ini adalah bagaimana blockchain dapat memberikan dampak terhadap supply chain proses.

·         Mencatat jumlah dan transfer produk saat berpindahtangan antar supply chain.
·         Melacak perubahan pesanan, membeli pesanan, pemberitahuan pengiriman, dokumen perdagangan dan penerimaan dari buku besar blockchain.
·         Menautkan produk fisik ke barcode, RFID atau nomor serial dan menyimpannya di blockchain
·         Berbagi informasi tentang pemrosesan atau proses pembuatan, pengiriman, perakitan, dan pemeliharaan produk dengan vendor dan pemasok secara transparan di blockchain.
·         Dengan menerapkan blockchain di dalam supply chain, kita dapat mengetahui dengan siapa kita berurusan, darimana produk berasal, siapa yang memroses atau membuatnya, dan apakah pembayarannya wajar atau tidak.

Adapun manfaat yang didapatkan dalam implementasi blockchain di dalam supply chain adalah sebagai berikut.

Pelacakan asal muasal barang

Banyak perusahaan multinasional dan organisasi besar tidak memiliki latar belakang produk di dalam supply chain mereka karena tidak dapat dilacak. Hal ini dapat mengakibatkan biaya tinggi dan masalah dalam hubungan dengan para pelanggan, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap reputasi periusahaan. Menggunakan solusi blockchain untuk supply chain, berbagi data, pelacakan asal muasal barang serta pencatatan menjadi lebih efekti dan sederhana. Karena transaksi yang disimpan di buku besar blockchain tidak dapat dihapus atau diubah, baik konsumen maupun pemangku kepentingan (stakeholder) dapat melacak sejarah produk dari asalnya hingga tujuan terakhir.

Pengurangan Biaya

Karena blockchain memungkinkan pelacakan secara real-time suatu produk dalam supply chain tanpa keterlibatan para perantara, biaya pemindahan barang dapat dikurangi.

Menghilangkan perantara dari proses mencegah biaya tambahan, pemalsuan atau penipuan dan mengurangi kemungkinan duplikasi produk. Alih-alih bergantung pada perantara keuangan seperti bank, pembayaran dapat diproses langsung antara pihak-pihak dalam supply chain dengan pembayaran menggunakan cryptocurrency.

Transparansi yang meningkat

Buku besar Blockchain yang tetap atau tidak berubah mencegah perusakan terhadap informasi dan memungkinkan pemasok serta pengecer untuk bisa melihat titik asal setiap pesanan. Visibilitas yang ditingkatkan juga menyiratkan bahwa produsen dapat memverifikasi persediaan untuk memerangi perdagangan palsu.

Membangun Kepercayaan

Pihak-pihak yang terlibat di dalam supply chain perlu saling mempercayai untuk menjaga kredibilitas dan keaslian suatu produk. Solusi supply chain berbasis blockchain membawa kepercayaan pada sistem dengan catatan berstempel waktu (time-stamped) yang disimpan setiap saat, yang memungkinkan bagi setiap pemangku kepentingan untuk mengakses catatan sebelumnya atau catatan saat ini.


Kasus Nyata penerapan Blockchain di Supply Chain

Blockchain untuk Merampingkan Supply Chain Minyak

Perusahaan: ADNOC & IBM
Status Proyek: Program pilot sudah selesai; Blockchain masih di tahap awal
Sumber: ADNOC, IBM

Perusahaan minyak milik negara Uni Emirat Arab, Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi (ADNOC) bekerja sama dengan IBM berhasil meluncurkan program percontohan sistem supply chain blockchain. Idenya adalah untuk melacak minyak dari sumur ke pelanggan, sementara secara bersamaan mengotomatisasi transaksi di sepanjang jalan.

Sementara masih dalam tahap awal, ADNOC berharap untuk akhirnya memperluas rantai untuk menyertakan pelanggan dan investor, membuat bisnisnya lebih transparan dalam proses. ADNOC memproduksi sekitar 3 juta barel minyak per hari, dan dengan sepenuhnya menerapkan teknologi blockchain, mereka akan dapat melacak semua minyak yang diproduksi, mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan pengiriman.


Blockchain untuk Pelacakan Intan

Perusahaan: De Beers
Status proyek: Setelah menyelesaikan pilot yang sukses, De Beers saat ini bekerja dengan produsen berlian, pengecer, dan bank lainnya untuk mengembangkan pengaturan tata kelola terbaik untuk platform tersebut.
Sumber: Siaran pers Tracr, De Beers

Intan darah (Blood Diamonds), atau intan konflik, adalah intan yang telah ditambang dalam keadaan yang penuh dengan kekerasan atau dalam kondisi yang tidak sesuai. Mereka banyak diproduksi di Afrika, dan penjualan mereka sering digunakan untuk mendanai berbagai konflik di wilayah tersebut. Produsen berlian terbesar di dunia, De Beers, telah mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri penjualan berlian darah dengan mengumumkan program supply chain blockchain pertama yang sukses.

Melalui programnya, Tracr, De Beers mampu melacak 100 berlian dari tambang ke pemotong dan pemoles, kemudian akhirnya ke perhiasan. Foto kemajuan berlian dapat diunggah ke blockchain, serta informasi mengenai warna, kualitas, dan lokasinya. Tracr tidak hanya memberi pelanggan ketenangan pikiran, tetapi jika diterapkan pada semua berlian, bisa menghentikan produksi berlian darah sekaligus.


Blockchain untuk Keamanan Pangan

Perusahaan: Walmart, JD.com, IBM, Universitas Tsinghua
Status proyek: Program percontohan selesai pada 2017, dan Walmart mengumumkan bahwa mereka akan meminta pemasok selada dan sayuran hijau lainnya untuk mengunggah data mereka ke blockchain pada September 2019.
Sumber: Presentasi video Walmart, siaran pers IBM, Universitas Tsinghua, JD.com, Forbes

Sepertinya ada wabah E.coli baru setiap tahun. Karena butuh waktu untuk menemukan asal mula wabah, banyak pengecer sering terpaksa membuang seluruh persediaan produk mereka. Keempat entitas ini berharap dapat meningkatkan transparansi pangan dan efisiensi pengiriman dengan teknologi blockchain. Upaya tersebut dibagi menjadi dua bagian: Walmart dan JD.com menangani produksi dan pengiriman produk, sementara IBM dan Universitas Tsinghua menangani penelitian dan mempertahankan blockchain. Unilever, Kroger, Nestle, dan Tyson Foods semuanya berencana untuk berkolaborasi seiring kemajuan proyek, dengan lebih banyak perusahaan makanan untuk bergabung di sepanjang jalan.


Blockchain Logistik Tingkat Lanjut

Perusahaan: Kuehne & Nagel dan VeChain
Status proyek: Sedang Berlangsung. Selain itu, VeChain menggunakan blockchain dalam berbagai cara di berbagai industri.
Sumber: artikel K&G, VeChain, Trustnodes

Kuehne & Nagel (K&G) adalah perusahaan pengiriman laut global terbesar di dunia, yang mempekerjakan 76.000 orang dan memiliki pendapatan lebih dari $ 20 miliar. Bermitra dengan VeChain, K&G memungkinkan pelanggan untuk melacak paket mereka secara real time.


Dan masih banyak lagi penerapan supply chain blockchain baik yang masih early stage maupun under development.

Teknologi blockchain memiliki potensi untuk merekonstruksi supply chain dan mengubah cara kita dalam memproduksi, mempromosikan, membeli dan mengkonsumsi barang. Transparansi, keamanan, dan keterlacakan yang ditawarkan oleh blockchain dapat membuat ekonomi kita menjadi lebih aman dan dapat diandalkan serta meningkatkan kepercayaan serta kejujuran.


Referensi

5.    Distributed Ledgers (2017)
6.    Risks and Opportunities for Systems using Blockchain and Smart Contracts (2017)
8.    Blockchain: Transforming Your Business and Our World (2019)
10.  The Byzantine Generals’ Problem – Leslie Lamport, Robert Shostak, Marshall Pease SRI International (1978)

Saturday, November 23, 2019

Alur Ide Bisnis

OpinionDay #29
Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144)

Alur ide bisnis yang Simple tapi mudah dimengerti.



Monday, November 18, 2019

Tuning Up Company

OpinionDay #28
Oleh : Wijanarko Kertowijoyo (SSG-009)

Di era ekonomi yang digital dan semakin banyaknya kompetitor, maka perusahaan harus memulai melakukan Tune Up perusahaan agar perusahaan tidak menjadi tertinggal, menjadi tidak berkembang, stagnan ataupun cenderung untuk menurun dan lambat laun akan tutup.

Dengan Tuning Up Engine Perusahaan, maka perusahaan dapat mengejar ketertinggalan, bahkan bisa menjadi pioneer, lebih irit dan lebih gesit.


Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk Tune Up:

Cost Control
Controlling cost ini sangat basic untuk tuning up company agar tidak terbebani oleh biaya-biaya yang tidak perlu atau dapat dengan harga lebih murah dengan kualitas yang sama dan tidak mengurangi kualitas layanan kita dan maka dapat menbuat customer lebih happy.

Pricing Strategy
Kita harus  mengevaluasi strategi pricing dalam berjualan. Pastikan kita mempunyai Business Intelligence dalam berusaha, salah satunya mengetahui Harga jual dari kompetitor.

Di era kompetisi yang ketat, banyak perusahaan mengedepankan strategi jual Basic Low Price dan Additional Service dengan additional Cost / Price apabila customer memerlukan service-service tersebut. Jadi customer tidak dibebani full biaya, tetapi customer dapat menghemat dengan memilih service yang diperlukan saja. Intinya di era kompetisi ini, kita menerapkan Profit Margin Tipis tetapi Volume Penjualan Tinggi dengan Service/ Kualitas  Top of the Line sehingga  dapat mendongkrak penjualan dan customer tetap puas dengan service / product yang kita ada. Jangan mengurangi Kualitas.

Kita evaluasi harga Jual :

  • Harga Jual Kemahalan
  • Harga Jual Kemurahan
  • Produk yang sama sekali tidak laku walau harga sudah kompetitif / Tidak Untung


Harga Jual Kemahalan:

Kita harus buat harga lebih murah alias Kompetitif.
Review semua Harga Jual yang kemahalan, buat Harga yang Sangat Kompetitif dengan Kualitas yang terbaik.
High Profit Margin is not everything. Buat apa profit besar tapi volume penjualan kecil.
Lebih baik baik Profit Kecil tapi volume penjualan tinggi.


Harga Jual Kemurahan:

Reviewlah harga jual yang bermargin dibawah 5%. Apabila disitu kita bisa ambil untung lebih, ambillah untung lebih. Let’s say 10% atau bahkan 15% atau bahkan 20% kalau memang di satu produk atau layanan kita tidak ada yang menyaingi atau tidak ada yang punya. Tapi jangan buat harga terlalu mahal. Tipikal Indonesia adalah First Thing First: Harga Murah, Kualitas Terbaik.

Untung 10% sudah lebih dari cukup apabila Market Share yang kita peroleh lebih besar, mungkin kenaikan 10% market share. Dasyat!!


Produk / Layanan yang tidak Untung:

Cut it Off. Hentikan layanan / produk itu sampai kita bisa memperbaiki. Kita harus evaluasi kenapa sampai tidak Untung atau tidak laku.

Apabila karena kurangnya volume sehingga membuat biaya menjadi besar atau tidak mencukupi dengan untungnya, kita harus berpikir ulang.

Kalau di Industri Jasa, kita bisa outsourcekan pekerjaan itu sehingga kita bisa mengambil untung sedikit saja asalkan tetap jalan.

Kalau tidak ada, sementara kita berhenti melayani.

Kalau di industri lain, karena produknya kurang laku, sehingga volume penjualan tidak equal dengan biaya produksi, promosi, logistics dan lain2, maka kita sudah harus memberhentikan.

Dengan memberhentikan, kita dapat lebih fokus dan memberikan extra attention terhadap produk atau layanan yang laku keras. Kita alokasikan biaya ke produk yang mass volume atau layanan laku keras agar bisa merajai.


Human Resources

Di dunia usaha yang keras ini, perusahaan harus bermotto seperti bangsa Skotlandia : Small but Robust.

Skotlandia saat dijajah, mereka melawan Bangsa Inggris walaupun secara jumlah tentara mereka kecil, tetapi sangat Kuat dan dapat mengalahkan pasukan yang berjumlah ribuan.

Seperti juga Bangsa Spartan melawan Bangsa Persia. Bangsa Spartan hanya berjumlah Ratusan, melawan tentara berjumlah Ribuan bahkan puluhan ribu.

Tetapi karena gemblengan yang keras, disiplin, berlatih pedang dan bertempur sejak kecil, bahkan sejak kecil dilatih untuk melawan sakit dan tidak takut melawan apapun, bahkan sejak kecil sudah harus membunuh harimau agar bisa disebut Warrior, maka 1 orang Spartan bisa melawan puluhan tentara bahkan ratusan. Mereka dilatih sampai melewati batas manusia, endurance, fatique, fear, combat skill, maka hasil akan sangat terasa.

Begitu juga di perusahaan, 1 staff dilatih untuk dapat melakukan semua pekerjaan, walaupun di dalam training mereka ditraining per posisi, dan dirotasi sehingga mereka bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus nantinya.

Nantinya staff ini akan menjadi Leader yang mengetahui semua detail pekerjaan dan bahkan akan menjadi mentor bagi anak buahnya. Staff ini robust, bisa mengerjakan beberapa pekerjaan kalau di perusahaan lain dibagi2 menjadi beberapa staff, di perusahaan kita, mereka menjadi 1 staff saja.

Memberikan Training yang berkelanjutan agar menjadi Warrior atau menjadi Spartan, bangsa yang sangat ditakuti karena keahlian tempur atau combat skills dan endurance mereka dalam bertempur. Mengasah dan menambah skills mereka. Seperti cara bekerja yang lebih efektif dan efisien. Dibiasakan mereka bekerja secara sistematis, smart, easy way, dan tidak melakukan pekerjaan yang bersifat tidak efektif. Seperti melakukan pekerjaan yang seharusnya bisa sekali saja, tapi dilakukan beberapa steps. Istilah membuang 7 wastes atau pemborosan.

Memberikan motivasi, reward dan punishment, menerapkan disiplin yang tinggi dan merangkul mereka sebagai sahabat dalam suka ataupun duka sehingga mereka siap bertempur hidup mati saat perusahaan di keadaan di bawah, sehingga dapat mengembalikan performance perusahaan secara cepat.


Tools

Berikanlah tools yang tepat untuk team bekerja untuk mempercepat kerja mereka lebih efisien. Kalau perlu, tools diupgrade sehingga dapat meringankan beban kerja tetapi juga dilihat beban yang keluar versus produktifitas yang diraih. Buatlah system agar mengurangi pekerjaan yang dobel kerja, meringankan dan mempercepat mereka bekerja dan automation sehingga mengurangi beban kerja untuk pekerjaan administrasi dan operasional.

Kalau di dunia logistics : Digital POD / Electronic Proof of Delivery, Real Time Tracking, Online Delivery Status (Web or Android based), TMS, WMS berbasis Android, Route Mapping, Automation untuk Penataan didalam truck, termasuk Integrasi Accounting Software dengan HRIS, TMS, WMS, Fleet Management. Jadi mengurangi penggunaan Excel. Sehingga Flow of Information dapat lebih ter-digitized dan lebih real time dan cepat ter-delivered.

Dan beberapa lagi. Seperti Sales & Promotion Strategy dengan memakai Metode Tradisional ataupun Digital Marketing memakai Sosial Media, juga Branding, Products Differentiation & Product Development Strategy, etc

Tangkaplah Peluang selagi ada. Jangan ragu2 dan terlalu lama untuk make decision / bertindak. Amati, Tiru dan Modify & Develop.

Berubahlah Sebelum Terlambat, tetapi lebih baik terlambat Berubah daripada Tidak Sama Sekali.

Change before it’s too late, but it’s better late to change than nothing.


Salam VUCA

The Apprentice

Wijanarko

https://wkertowi.wordpress.com/2019/11/01/tuning-up-company/

Sunday, November 17, 2019

Peran Blockchain dalam Mengubah Supply Chain Dan Industri Logistik (3)


OpinionDay #24
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)

Bagian Ke-3

Pada tulisan sebelumnya, telah dijabarkan salah satu komponen utama dalam Blockchain yaitu Kriptografi. Komponen lain yang penting dan perlu diketahui adalah mekanisme konsensus, transaksi, dan smart contract (kontrak pintar).

Konsensus

Pengambilan keputusan secara konsensus telah digunakan oleh manusia selama bertahun-tahun. Meskipun awalnya digunakan dalam politik dan kemasyarakatan, konsensus telah menjadi bagian penting dari ilmu computer (computer science). Algoritma konsensus akan memastikan bahwa mesin-mesin yang berhubungan dapat saling berkolaborasi secara independen tanpa perlu harus saling percaya dan dapat terus bekerja bahkan bila anggota-anggota di dalam jaringan gagal terhubung. 

Ada banyak algoritma konsensus yang mengambil pendekatan berbeda untuk mengotentikasi dan memvalidasi nilai dan transaksi pada blockchain. Mekanisme konsensus adalah kunci untuk segala jenis blockchain, karena tidak ada lagi kebutuhan untuk mempercayai pihak lain dan, sebagai hasilnya keputusan dapat dibuat, diimplementasikan, dan dievaluasi tanpa perlu lagi otorisasi dari pusat. Hasilnya transaksi bebas perantara, baik itu manusia ke manusia, manusia ke mesin, atau mesin ke mesin.

Algoritma konsensus menggunakan kriptografi untuk memvalidasi transaksi dan saat ini, dua algoritma konsensus yang paling umum dikenal adalah Proof of Work (PoW) dan Practical Byzantine Fault Tolerance (PBFT), meskipun algoritma-algoritma konsensus baru secara konstan selalu bermunculan. PoW umumnya digunakan dalam permissionless blockchains, dan PBFT digunakan dalam permissioned blockchain. Selain kedua algoritma konsensus di atas terdapat mekanisme konsensus lain yang sedang gencar dikembangkan, yaitu Proof of Stake (PoS). Mekanisme ini sangat eksperimental dan hanya digunakan oleh beberapa altcoin saja, dan teknologinya belumlah matang. Ethereum and EOS adalah beberapa altcoin yang sedang dalam proses untuk beralih ke PoS.

Algoritma konsensus memecahkan masalah lama yang disebut dengan double spending (pengeluaran ganda) terkait dengan mata uang digital. Double spending mengacu pada pihak-pihak yang ingin mengakali sistem dengan menghabiskan token digital yang sama lebih dari satu kali. Dengan uang fiat, masalah ini diselesaikan melalui penggunaan otoritas pusat (Bank Sentral). 

Dalam sistem berbasis desentralisasi tanpa otorisasi terpusat, masalah ini dapat diselesaikan melalui konsensus. Untuk memahami masalah ini, beberapa peneliti mengusulkan sebuah ide mengenai Masalah Para Jenderal Byzantium, sebuah eksperimen pemikiran tentang sekelompok jenderal yang memimpin pasukan Bizantium di bagian yang berbeda-beda dan mereka harus menyepakati rencana untuk menyerang dan menaklukkan kota musuh. 

Para jenderal hanya dapat berkomunikasi melalui utusan, tetapi masalahnya adalah bahwa setidaknya satu jenderal adalah pengkhianat. Pertanyaannya adalah ada berapa banyak pengkhianat dalam pasukan dan apakah kesatuan yang disisipi oleh pengkhianat ini masih berfungsi dengan efektif sebagai sebuah pasukan? Setiap algoritma konsensus adalah solusi Masalah Jenderal Bizantium dan algoritma pertama yang muncul dengan solusinya adalah algoritma PBFT.


Sejak saat itu banyak algoritma PBFT telah dikembangkan, jauh sebelum Bitcoin diperkenalkan. Algoritma PBFT dapat diterapkan dalam jaringan yang didesentralisasi dan di jenis permissioned blockchain, yang berarti bahwa aspek sentral dari algoritma PBFT, yaitu keanggotaan sangat diperlukan dan harus diotorisasi oleh pusat. Algoritma PoW memecahkan masalah ini karena beroperasi dalam jaringan yang didesentralisasi, tanpa otorisasi dari pusat, dengan asumsi bahwa sebagian besar pemain adalah para pemain yang 'jujur' dan mengurangi risiko para pemain yang tidak.

Proof of Work (PoW)

Inovasi teknis dari PoW adalah tidak diperlukannya keanggotaan yang secara otomotis menghilangkan adanya otorisasi yang tersentralisasi. Oleh karena itu, Algoritma PoW dapat digunakan di blockchains publik atau permissionless, di mana para aktor tidak harus tahu atau percaya satu sama lain. Algoritma konsensus ini membutuhkan para pelaku yang berpartisipasi untuk memecahkan masalah komputasi yang sulit untuk memvalidasi blok. Validasi dilakukan dengan menggunakan kriptografi, yang berarti bahwa pelaku harus menemukan solusi ketidaksetaraan, yang membutuhkan daya komputasi (dan energi) yang cukup besar.



Proof of Stake (PoS)

Proof of Stake (PoS) adalah algoritma konsensus umum lainnya yang mengambil pendekatan yang berbeda. Di dalam PoS, seperti halnya PoW, validator dipilih secara acak, namun validator dalam PoW memiliki peluang lebih besar untuk dipilih jika mereka memiliki kekuatan komputasi yang lebih besar. Tidak demikian dengan konsensus dalam PoS, di mana jumlah koin (cryptocurrency) yang dipegang anggota akan menentukan besarnya kemungkinan untuk terpilih. Setelah block dibuat, biaya transaksi dibayarkan ke validator tersebut dan para penandatangan memasukkan block ke dalam blockchain. 

Para penandatangan ini dapat berupa node dalam jaringan atau grup node yang dipilih secara acak yang melakukan penandatanganan jaringan secara menyeluruh. Untuk 'memberi insentif' pada nodes untuk menyimpan crypto, semakin banyak crypto yang dimiliki oleh node di dalam blockchain, semakin sederhana teka-teki yang harus dipecahkan node tersebut. Akibatnya, node yang sudah memiliki coin yang banyak dapat dengan mudah mendapatkan lebih banyak. PoS masih memerlukan kesepakatan konsensus, namun semakin banyak koin yang dimiliki seorang pemain, semakin tinggi peluang keberhasilannya. PoS membutuhkan jauh lebih sedikit perhitungan prosesor komputer dan oleh karenanya jauh lebih hemat energi.


Ethereum dikabarkan telah menerapkan mekanisme konsensus PoS sejak tahun 2018.

Timestamp (Penanda Waktu)

Mekanisme konsensus mengimplementasikan layanan penanda waktu untuk ditambahkan ke dalam blockchain. Penanda waktu pada dasarnya mengonfirmasi bahwa transaksi tertentu terjadi di dalam blockchain pada waktu tertentu. Jika seorang pemain mencoba menipu sistem dan menawarkan transaksi yang sama lagi, node akan memeriksa transaksi berdasarkan timestamp dan, jika transaksi ditemukan di blok sebelumnya, node dalam jaringan akan mencapai konsensus bahwa transaksi tidak valid. Selain itu, fitur penanda waktu, dalam kombinasi dengan hash, memungkinkan pengguna untuk membuktikan bahwa dokumen tertentu dimiliki oleh pengguna tertentu pada waktu tertentu (membuat data sepenuhnya dapat dilacak).

Transaksi-transaksi

Transaksi bebas perantara adalah aktifitas kunci di Blockchain karena mereka menghilangkan kebutuhan akan pihak ketiga yang terpusat dan tepercaya, yang umumnya mengambil komisi untuk memverifikasi transaksi. Menghilangkan makelar (perantara) sepenuhnya mengubah cara para pelaku berinteraksi satu sama lain dan bagaimana keputusan dikembangkan, diterapkan, dan dievaluasi. Transaksi Bitcoin masih merupakan transaksi paling umum yang dicatat pada blockchain. Namun, transaksi keuangan lainnya yang terkait dengan mata uang, kontrak keuangan, atau aset keras dan lunak juga dapat dicatat pada blockchain. Bahkan, semua jenis transaksi, baik yang terkait dengan barang digital atau fisik, dapat direkam di blockchain. Termasuk di dalamnya pendaftaran tanah, pelacakan barang di dalam Supply Chain, identitas, reputasi, sumber daya alam, serta pertukaran peer-to-peer seperti naik taksi atau berbagi rumah.

Pada tahun 2016, untuk pertama kalinya, transaksi terjadi antara dua organisasi di seluruh dunia yang dibayar dengan menggunakan blockchain dan kontrak pintar (smart contract). Commonwealth Bank of Australia dan Wells Fargo dari AS menggunakan blockchain, yang disebut sebagai transaksi perdagangan global pertama di dunia antara bank-bank independen untuk pengiriman kapas dari Texas ke Qingdao di Cina. 

Selanjutnya, pada bulan Desember 2017, rumah dagang pertanian Belanda Louis Dreyfus Co. bekerja sama dengan bank Belanda ING dan ABN Amro, dan bank Prancis Société Générale SA untuk menjual kargo kedelai AS ke Cina menggunakan platform blockchain. Mereka mendigitalkan dokumen, dapat mencocokkan data secara waktu nyata, mencegah duplikasi, dan menangani seluruh transaksi dalam setengah waktu yang biasanya diperlukan.

Kepemilikan produk fisik juga dapat ditransfer dan disimpan di blockchain ketika pemilik menjual aset mereka (seperti seni) dengan mentransfer kunci pribadi yang melekat pada aset itu.

Smart Contracts (Kontrak Cerdas)

Istilah 'kontrak pintar' pertama kali diciptakan oleh Szabo sebagai 'protokol terkomputerisasi yang mengeksekusi persyaratan kontrak'. Ini dapat dilihat sebagai perjanjian tradisional yang secara otomatis didefinisikan dan dieksekusi oleh kode, tanpa meninggalkan ruang untuk berhati-hati. Kontrak pintar adalah analog dengan skrip untuk memproses transaksi dan / atau keputusan. Mereka bekerja di dalam blockchain dan dianggap 'aplikasi pembunuh di dunia cryptocurrency'. Dengan kedatangan kontrak pintar yang digunakan pada blockchain, konsep yang mendefinisikan organisasi dan bagaimana organisasi dapat mencapai keunggulan kompetitif akan berubah secara drastis.

Smart-contract dapat dilihat sebagai pernyataan If This Then That yang dikompilasi ke dalam bitcode (meskipun jauh lebih rumit). Mereka adalah program perangkat lunak yang akan melakukan transaksi atau keputusan tertentu, yang disepakati oleh dua atau lebih pemain. Protokol kemudian direkam pada blockchain dan, setelah digunakan pada blockchain, skrip ini tidak lagi dapat diubah dan akan selalu dieksekusi setelah prasyarat dipenuhi. Smart-contract memiliki tiga karakteristik berbeda: mereka otonom (setelah ditempatkan pada blockchain mereka tidak dapat lagi diubah); mereka mandiri (mereka dapat mengakumulasi dan menghabiskan nilai dari waktu ke waktu); dan mereka terdesentralisasi (mereka didistribusikan di beberapa node dalam jaringan). 

Setelah smart-contract ada di blockchain, sifatnya adalah final dan tidak dapat diubah (yaitu, mereka menjadi tidak dapat diubah, diverifikasi dan dapat dilacak). Namun, parameter tertentu dapat diubah hanya jika kode asli memungkinkan untuk ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi organisasi untuk memastikan bahwa kode tersebut 100% benar dan tidak ada bug atau kesalahan yang tersisa dalam kontrak pintar ketika dicatat pada blockchain.

Kontrak yang cerdas mungkin tampak revolusioner, tetapi itu bukanlah hal yang baru dan telah ada sejak lama. Seperti dijelaskan oleh Vitalik Buterin, pendiri Ethereum, kontrak pintar sudah ada di sebagian besar gedung perkantoran modern. Misalnya, kartu akses yang menentukan apakah Anda diizinkan masuk ke area. Satu-satunya perbedaan sekarang adalah ketika smart-contract diterapkan di blockchain, mereka tetap dapat diakses tanpa batas waktu dan akan melaksanakan tugas yang telah ditentukan sebelumnya setiap kali kondisi tertentu terpenuhi. 

Smart-contract menawarkan peluang yang luar biasa bagi organisasi, tetapi sangat penting bahwa kontrak tersebut dikerahkan di blockchain hanya ketika mereka terbukti bisa bekerja dengan benar. Di tahun-tahun mendatang, kita mungkin akan melihat beragam aplikasi menggunakan smart-contract yang akan mengubah cara kita bekerja, cara kita menjalankan bisnis, dan bagaimana kita menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Akan menarik untuk melihat bagaimana hal ini akan semakin mengambil alih pekerjaan para makelar (perantara), para manajer, dan juga para karyawan.

Referensi

5.    Distributed Ledgers (2017)
6.    Risks and Opportunities for Systems using Blockchain and Smart Contracts (2017)
8.    Blockchain: Transforming Your Business and Our World (2019)
10.  The Byzantine Generals’ Problem – Leslie Lamport, Robert Shostak, Marshall Pease SRI International (1978)

Saturday, November 16, 2019

Small Step in The Long Journey become Enabler

Catatan Akhir Pekan

OpinionDay #27
Oleh : Agung Ektika (SSG-037)


Memperhatikan video @mardiguwp mengenai ide dari anak anak di Bali ini, jadi muncul ide dari sisi Logistics EXIM setiap minggu di Surabaya atau bahkan lebih luas lagi di seluruh belahan dunia, which memunculkan sebuah opportunity baru.

Misalkan skala kecil di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

Dimana setiap akhir pekan terutama mulai Kamis, puncaknya hari Jum'at sore, daerah Margomulyo dan jalan tol arah ke Perak menjadi nightmare, karena macet parah.

Kenapa?

Karena pada umumnya berbarengan dengan Closing Cargo untuk Export, dimana hampir 90% shipping lines menerapkan open stack di awal minggu dan Closing Cargo end of week.

Ditambah lagi volume kendaraan dari jalan tol. Jalan tol baru merubah perilaku urban. Orang Madiun, Nganjuk, Jombang, Malang, Pasuruan dan lain-lain untuk berbisnis ke Surabaya lebih sering karena kemudahan akses plus mungkin ke daerah lain kayak ke JogLo Semar.

Sehinga pastilah menambah volume. Dan ini adalah peluang.

Direct Opportunity adalah menyediakan storage temporary yang lebih competitive untuk early open stack atau early stuffing. Terutama bagi pemilik lahan di sekitar Osowilangun atau Kalianak / Margomulyo bisa dan mau menangkap peluang ini.

Namun ide tersebut harus diperkuat dengan Angka dan Problems. Perlu dihitung terlebih dulu benefitnya, dengan menggunakan data rata-rata volume export per minggu di Surabaya either thru TPS atau Teluk Lamong

Benefitnya: selain mengurai kemacetan juga memberikan solusi agar tidak shut out karena stuck tidak bisa gate in atau VGM nggak ter-register on time dimana tentu saja kena surcharge pelayaran. Either menggunakan metode 1 atau 2, cukup lumayan misal 150 ribu per container.

Terlebih jika kena shut out dan harus roll over to the next vessel. Akan bertambah besar extra cost-nya, belum lagi sosial cost, dan yang lain misal ketinggalan pesawat.

Hal-hal ini dekat dengan keseharian kita di lingkup SCM / Logs yang bisa kita kaji bersama, dimulai dengan collecting all problems in a rows of SC terutama yang in-efficient kemudian kita kaji bersama.

Sekali lagi ini menjadi: Small step in the Long Journey become Enabler.

Semoga hal tersebut nantinya ada yang mem-fasilitasi in the near future opportunity. Small things with big potential margin in the future

Lets get it done sooner as part of our contribution to make solutive study for better life.


(Ilustrasi foto dari detik.com)
(Link video https://www.instagram.com/tv/B43aOXZAUOr/?utm_source=ig_web_copy_link)

Tuesday, November 12, 2019

Kolaborasi 3 Komunitas


Ketika tiga komunitas professional (IPOMS, ECI, dan IPSCLC) bertemu secara santai dan serius dalam sebuah gathering untuk merencanakan sebuah kegiatan bersama utk memberikan manfaat kepada masyarakat profesional di akhir tahun 2019.

"Best practice - Warehouse management ".

Konsep yang diusung akan baru dan dengan semangat "Deliver the Values".


Sumber :
https://www.linkedin.com/posts/amikaja_supplychain-ipoms-eci-activity-6600015916958875648-HpRy

Sunday, November 10, 2019

Customer Experience

OpinionDay #26
Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144)


Bagaimana menurut Anda yang lebih tepat antara "Pelanggan saya dibajak oleh kompetitor atau Pelanggan meninggalkan Anda". Dalam era sekarang, "Customer experience" adalah sesuatu yang sangat perlu diperhatikan sehingga tidak ada istilah pembajakan pelanggan.

Kita perlu terus melakukan improvisasi atau istilah keren-nya "Continuous Improvement" di semua lini operasional perusahaan, tidak terlepas dari bidang bisnis itu sendiri.

Setiap personal di perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan untuk mendukung "Continuous Improvement" di perusahaan masing-masing dan bukan untuk hanya dipelajari serta dipublish (baca : gaya-gayaan dan di publish di Social Media).

Tantangan berikutnya setelah kita belajar adalah menerapkan semua ilmu baru yang tersebar banyak di media online untuk bisa meningkatkan performa perusahaan dalam mempertahankan eksistensi & legacy di persaingan bisnis.


https://www.linkedin.com/posts/amikaja_selfreminder-continuousimprovement-supplychain-activity-6599210827650306048-5CCS

Peran Blockchain dalam Mengubah Supply Chain Dan Industri Logistik (2)

OpinionDay #23
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)

Bagian Ke-2

Blockchains Private (pribadi) dan publik adalah dua pilihan menu yang telah ada dan untuk kedua opsi tersebut, fitur utamanya adalah begitu transaksi disetujui dan sudah berada di dalam Blockchain, maka tidak akan dapat diubah atau diedit lagi

Beberapa institusi fintech yang lebih besar (termasuk WeBank, bank swasta pertama di China yang sepenuhnya digital) mempertimbangkan untuk menggunakan kombinasi jaringan blockchain publik dan privat ke dalam perbankan online mereka. 

Namun demikian sejak 2016 opsi ketiga ini telah dikembangkan. Accenture telah mematenkan 'Blockchain yang dapat diedit', dimana riwayat dari transaksi dapat disesuaikan oleh otoritas pusat. Ini sedikit kontradiksi, karena kekuatan Blockchain adalah bahwa data setelah divalidasi tidak dapat diubah. 

Namun, Accenture mengklaim bahwa jenis Blockchain ini hanya untuk Blockchain yang diizinkan private - digunakan misalnya oleh bank, tempat otoritas pusat dapat mengelola jaringan berdasarkan aturan tata kelola yang disepakati. Jenis Blockchain ini akan menawarkan 'tombol pengaman' yang dapat membuat Blockchain lebih aman untuk digunakan.

Jenis blockchain yang dapat dipilih oleh suatu organisasi tergantung pada tujuan organisasi dan jenis transaksi yang perlu disimpan pada blockchain. Beberapa transaksi, seperti transaksi keuangan, tidak boleh terlihat oleh masyarakat umum, sedangkan transaksi lainnya, seperti kepemilikan barang (digital) dan sertifikat tanah, lebih berfaidah dari blockchain publik. Terlepas dari jenis blockchain, data yang disimpan menjadi tidak berubah, dapat diverifikasi, dan dapat dilacak, karena empat komponen utama Blockchain: primitif kriptografi, mekanisme konsensus, transaksi, dan smart contract (kontrak pintar).

Kriptografi
Kriptografi adalah komponen kunci dari sistem blockchain jenis apapun, dan terdiri dari dua fitur penting: digital signature (tanda tangan digital) dan Hash Algoritma.

Digital signatures (Tanda tangan digital)
Tanda tangan digital didasarkan pada kriptografi kunci publik, juga dikenal sebagai kriptografi asimetris. Kriptografi asimetris berarti bahwa dua kunci, kunci publik dan kunci privat, secara matematis terkait satu sama lain. Hubungan ini berarti bahwa data apa pun yang dienkripsi oleh satu kunci (kunci publik) hanya dapat didekripsi oleh kunci lainnya (kunci privat), dan sebaliknya. Tidak mungkin untuk mengenkripsi data dengan kunci publik dan menggunakan kunci publik lain untuk mendekripsi data tersebut. 

Akibatnya, Anda dapat menggunakan pasangan kunci untuk mengidentifikasi pemilik aset digital tertentu. Karena kunci publik tersedia untuk umum, data apa pun yang dienkripsi dengan kunci privat terkait hanya dapat didekripsi dengan kunci publik yang sesuai. Ini berfungsi seperti kotak surat, di mana setiap orang memiliki kunci untuk menyimpan surat ke kotak surat itu, tetapi hanya satu orang yang memiliki kunci yang tepat untuk membuka kotak surat dan mengeluarkan surat itu.


Infrastruktur Kunci Publik kini telah banyak digunakan. Hampir semua yang berbasis online telah menggunakan Public Key Infrastructure, dari mengirim email ke situs web yang dikunjungi (situs web dienkripsi menggunakan Public Key Infrastructure jika memiliki sertifikat SSL dan situs web menunjukkan https). Ini berarti kita dapat memastikan bahwa data yang dikirim antara pengirim dan server tidak terputus. Public Private Key Infrastructure juga digunakan untuk memastikan keaslian dokumen tertentu, yang dilakukan menggunakan Algoritma Hash.

Hash Algorithms
Setiap blok data pada blockchain menerima sebuah hash ID, sebagai kunci database, yang telah dihitung oleh Algoritma Secure Hash. Hash dari sebuah blok tetap. Dengan kata lain, hash ID yang dialokasikan untuk sebuah blok tidak pernah berubah. Algoritma Hash digunakan dalam berbagai komponen teknologi blockchain, salah satunya adalah hash ID, yang merupakan string unik dari 64 angka dan huruf yang ditautkan ke data di setiap blok. Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah merancang generasi Hash Functions kriptografi generasi kedua yang disebut Algoritma Hash Aman 2, yang mencakup SHA-256, Algoritma Hash Aman yang sangat efisien yang menciptakan ID hash unik untuk setiap bagian data.


Algoritma hash membuat hash yang sama persis jika datanya juga sama. Mengubah hanya satu bit dalam data akan menghasilkan ID hash lain yang sama sekali baru. ID hash dari blok yang ditambahkan ke blockchain adalah data awal untuk blok berikutnya, dan dengan demikian blok dirantai bersama. Artinya jika data dalam blok diubah, maka akan mengubah hash blok tersebut, yang pada gilirannya akan mengubah hash di blok berikutnya, dan seterusnya. Untuk merusak data, blok harus divalidasi ulang dengan konsensus. Ini tidak akan terjadi karena node lain dalam jaringan tidak memiliki insentif untuk bekerja pada blok 'lama' di dalam blockchain. Selain itu, blockchain terus berkembang, sehingga membutuhkan daya komputasi yang cukup besar untuk memvalidasi ulang blok lama, yang membuatnya tidaklah bermanfaat. Hash membuat data pada blockchain kekal dan terbukti tidak berubah dari waktu ke waktu.

Referensi

5.    Distributed Ledgers (2017)
6.    Risks and Opportunities for Systems using Blockchain and Smart Contracts (2017)
8.    Blockchain: Transforming Your Business and Our World (2019)
9.    https://www.digitalsignaturemart.com

Related Posts