Monday, November 18, 2019

Tuning Up Company

OpinionDay #28
Oleh : Wijanarko Kertowijoyo (SSG-009)

Di era ekonomi yang digital dan semakin banyaknya kompetitor, maka perusahaan harus memulai melakukan Tune Up perusahaan agar perusahaan tidak menjadi tertinggal, menjadi tidak berkembang, stagnan ataupun cenderung untuk menurun dan lambat laun akan tutup.

Dengan Tuning Up Engine Perusahaan, maka perusahaan dapat mengejar ketertinggalan, bahkan bisa menjadi pioneer, lebih irit dan lebih gesit.


Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk Tune Up:

Cost Control
Controlling cost ini sangat basic untuk tuning up company agar tidak terbebani oleh biaya-biaya yang tidak perlu atau dapat dengan harga lebih murah dengan kualitas yang sama dan tidak mengurangi kualitas layanan kita dan maka dapat menbuat customer lebih happy.

Pricing Strategy
Kita harus  mengevaluasi strategi pricing dalam berjualan. Pastikan kita mempunyai Business Intelligence dalam berusaha, salah satunya mengetahui Harga jual dari kompetitor.

Di era kompetisi yang ketat, banyak perusahaan mengedepankan strategi jual Basic Low Price dan Additional Service dengan additional Cost / Price apabila customer memerlukan service-service tersebut. Jadi customer tidak dibebani full biaya, tetapi customer dapat menghemat dengan memilih service yang diperlukan saja. Intinya di era kompetisi ini, kita menerapkan Profit Margin Tipis tetapi Volume Penjualan Tinggi dengan Service/ Kualitas  Top of the Line sehingga  dapat mendongkrak penjualan dan customer tetap puas dengan service / product yang kita ada. Jangan mengurangi Kualitas.

Kita evaluasi harga Jual :

  • Harga Jual Kemahalan
  • Harga Jual Kemurahan
  • Produk yang sama sekali tidak laku walau harga sudah kompetitif / Tidak Untung


Harga Jual Kemahalan:

Kita harus buat harga lebih murah alias Kompetitif.
Review semua Harga Jual yang kemahalan, buat Harga yang Sangat Kompetitif dengan Kualitas yang terbaik.
High Profit Margin is not everything. Buat apa profit besar tapi volume penjualan kecil.
Lebih baik baik Profit Kecil tapi volume penjualan tinggi.


Harga Jual Kemurahan:

Reviewlah harga jual yang bermargin dibawah 5%. Apabila disitu kita bisa ambil untung lebih, ambillah untung lebih. Let’s say 10% atau bahkan 15% atau bahkan 20% kalau memang di satu produk atau layanan kita tidak ada yang menyaingi atau tidak ada yang punya. Tapi jangan buat harga terlalu mahal. Tipikal Indonesia adalah First Thing First: Harga Murah, Kualitas Terbaik.

Untung 10% sudah lebih dari cukup apabila Market Share yang kita peroleh lebih besar, mungkin kenaikan 10% market share. Dasyat!!


Produk / Layanan yang tidak Untung:

Cut it Off. Hentikan layanan / produk itu sampai kita bisa memperbaiki. Kita harus evaluasi kenapa sampai tidak Untung atau tidak laku.

Apabila karena kurangnya volume sehingga membuat biaya menjadi besar atau tidak mencukupi dengan untungnya, kita harus berpikir ulang.

Kalau di Industri Jasa, kita bisa outsourcekan pekerjaan itu sehingga kita bisa mengambil untung sedikit saja asalkan tetap jalan.

Kalau tidak ada, sementara kita berhenti melayani.

Kalau di industri lain, karena produknya kurang laku, sehingga volume penjualan tidak equal dengan biaya produksi, promosi, logistics dan lain2, maka kita sudah harus memberhentikan.

Dengan memberhentikan, kita dapat lebih fokus dan memberikan extra attention terhadap produk atau layanan yang laku keras. Kita alokasikan biaya ke produk yang mass volume atau layanan laku keras agar bisa merajai.


Human Resources

Di dunia usaha yang keras ini, perusahaan harus bermotto seperti bangsa Skotlandia : Small but Robust.

Skotlandia saat dijajah, mereka melawan Bangsa Inggris walaupun secara jumlah tentara mereka kecil, tetapi sangat Kuat dan dapat mengalahkan pasukan yang berjumlah ribuan.

Seperti juga Bangsa Spartan melawan Bangsa Persia. Bangsa Spartan hanya berjumlah Ratusan, melawan tentara berjumlah Ribuan bahkan puluhan ribu.

Tetapi karena gemblengan yang keras, disiplin, berlatih pedang dan bertempur sejak kecil, bahkan sejak kecil dilatih untuk melawan sakit dan tidak takut melawan apapun, bahkan sejak kecil sudah harus membunuh harimau agar bisa disebut Warrior, maka 1 orang Spartan bisa melawan puluhan tentara bahkan ratusan. Mereka dilatih sampai melewati batas manusia, endurance, fatique, fear, combat skill, maka hasil akan sangat terasa.

Begitu juga di perusahaan, 1 staff dilatih untuk dapat melakukan semua pekerjaan, walaupun di dalam training mereka ditraining per posisi, dan dirotasi sehingga mereka bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus nantinya.

Nantinya staff ini akan menjadi Leader yang mengetahui semua detail pekerjaan dan bahkan akan menjadi mentor bagi anak buahnya. Staff ini robust, bisa mengerjakan beberapa pekerjaan kalau di perusahaan lain dibagi2 menjadi beberapa staff, di perusahaan kita, mereka menjadi 1 staff saja.

Memberikan Training yang berkelanjutan agar menjadi Warrior atau menjadi Spartan, bangsa yang sangat ditakuti karena keahlian tempur atau combat skills dan endurance mereka dalam bertempur. Mengasah dan menambah skills mereka. Seperti cara bekerja yang lebih efektif dan efisien. Dibiasakan mereka bekerja secara sistematis, smart, easy way, dan tidak melakukan pekerjaan yang bersifat tidak efektif. Seperti melakukan pekerjaan yang seharusnya bisa sekali saja, tapi dilakukan beberapa steps. Istilah membuang 7 wastes atau pemborosan.

Memberikan motivasi, reward dan punishment, menerapkan disiplin yang tinggi dan merangkul mereka sebagai sahabat dalam suka ataupun duka sehingga mereka siap bertempur hidup mati saat perusahaan di keadaan di bawah, sehingga dapat mengembalikan performance perusahaan secara cepat.


Tools

Berikanlah tools yang tepat untuk team bekerja untuk mempercepat kerja mereka lebih efisien. Kalau perlu, tools diupgrade sehingga dapat meringankan beban kerja tetapi juga dilihat beban yang keluar versus produktifitas yang diraih. Buatlah system agar mengurangi pekerjaan yang dobel kerja, meringankan dan mempercepat mereka bekerja dan automation sehingga mengurangi beban kerja untuk pekerjaan administrasi dan operasional.

Kalau di dunia logistics : Digital POD / Electronic Proof of Delivery, Real Time Tracking, Online Delivery Status (Web or Android based), TMS, WMS berbasis Android, Route Mapping, Automation untuk Penataan didalam truck, termasuk Integrasi Accounting Software dengan HRIS, TMS, WMS, Fleet Management. Jadi mengurangi penggunaan Excel. Sehingga Flow of Information dapat lebih ter-digitized dan lebih real time dan cepat ter-delivered.

Dan beberapa lagi. Seperti Sales & Promotion Strategy dengan memakai Metode Tradisional ataupun Digital Marketing memakai Sosial Media, juga Branding, Products Differentiation & Product Development Strategy, etc

Tangkaplah Peluang selagi ada. Jangan ragu2 dan terlalu lama untuk make decision / bertindak. Amati, Tiru dan Modify & Develop.

Berubahlah Sebelum Terlambat, tetapi lebih baik terlambat Berubah daripada Tidak Sama Sekali.

Change before it’s too late, but it’s better late to change than nothing.


Salam VUCA

The Apprentice

Wijanarko

https://wkertowi.wordpress.com/2019/11/01/tuning-up-company/

No comments:

Post a Comment

Related Posts