OpinionDay #47
Oleh : Fauzi Arif RH (SSG-004)
Seperti halnya makhluk hidup, sebuah organisasi termasuk didalamnya organisasi bisnis mempunyai sebuah siklus kehidupan dimana ada masa-masa pertumbuhan dan suatu saat ada masa-masa penurunan kinerja. Ada 5 (lima) fase kehidupan organisasi yang terdiri dari kelahiran (Birth), pertumbuhan (Growth), kedewasaan (Maturity), penurunan (Decline) dan kematian (Death) atau kebangkitan kembali (Revival). Siklus ini dikenal dengan business life cycle yang digambarkan sebagai berikut:
Sumber: www.sematicscholar.org
- Lester, Parnell dan Carraher (2003): Existence, survival, success, renewal, decline
- Gurianova, Gurianov dan Mechtcheriakova (2014) : Introduction, Growth, Maturity, Saturation, Recession
- Hanks (2015): Start-up phase, phases of expansion, maturity and subsequent diversiļ¬cation (or decline)
- Tam dan Gray (2016): Inception, High growth, Maturity
Sumber: www.bptrends.com
Turnaround merupakan salah satu langkah yang bisa diambil dalam menghadapi situasi pandemic ini. Menurut Supardi dan Mastuti (2003), turnaround diambil ketika manajemen mengalami kegagalan dalam membesarkan perusahaan sehingga prospek perusahaan menjadi tidak jelas dan mengalami krisis berkepanjangan, sehingga pemilik dan manajemen berusaha keras memutar arah organisasi. Meski tidak persis banget dalam kasus ini namun pendapat Supardi dan Mastuti di atas dapat diambil esensinya dalam penyelamatan perusahaan pada situasi ini. Pemilik dan atau Manajemen puncak perusahaan perlu memikirkan arah perusahaan dengan seksama dan jika sangat diperlukan memutar arah perusahaan pada arah yang bisa membuat perusahaannya dapat tetap eksis atau keluar dari kehancuran.
Turnaround didefinisikan sebagai proses memutar arah haluan organisasi dari kinerja yang tidak baik menuju peningkatan kinerja yang baik. Schendel dan Patton dalam Francis & Desai (2005) menyatakan bahwa Turnaround adalah sebuah proses yang kompleks yang meliputi kombinasi dari berbagai faktor yakni faktor lingkungan, sumber daya internal, strategi perusahaan yang relevan pada berbagai tahap penurunan kinerja, yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan peningkatan kinerja organisasi yang biasanya dilihat dari kinerja keuangan perusahaan.
Apakah dalam aksi turn around akan ada jaminan sukses mengubah kinerja perusahaan ke arah yang lebih baik? Turn around merupakan perubahan yang tentu saja harus dilakukan dengan persiapan dan eksekusi yang matang dan baik agar berhasil. Slatter, Lovett dan Barlow dalam bukunya Leading Corporate Turnaround memberikan 7 (tujuh) aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu:
- Crisis Stabilisation
- New Leadership
- Stakeholder Management
- Strategic focus
- Crritical Process Improvement
- Organizational Change
- Financial restructuring
Saya ingin tutup edisi ini dengan kisah Nabi Yunus Alaihissalam yang mungkin sedikit memberikan insight bagi kita semua terkait organisasi serta aspek lain. Nabi Yunus diutus pada kaum Ninawa di daerah Mosul Iraq tepatnya pada orang-orang Asysyiria. Namun karena Nabi Yunus bukan dari kaum mereka, mereka sama sekali tidak mengindahkan nasehat atau ajakan Nabi Yunus untuk menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala. Mereka tetap bersikukuh meneruskan kebiasaan atau ajaran nenek moyang mereka yang menyimpang yakni menyembah berhala. Dari silsilahnya, Nabi Yunus adalah putra dari Matta keturunan Benyamin bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Singkat cerita, meski berulang-ulang kali diingatkan, tetap saja kaum Ninawa tersebut tidak mau mengikuti ajakan Nabi Yunus sedikitpun. Nabi Yunus hanya mendapatkan dua orang pengikut yaitu Rubil yang memiliki sifat yang alim dan bijaksana, serta Tanukh yang memiliki sifat sederhana dan tenang. Suatu waktu Allah SWT meminta Nabi Yunus untuk memberitahukan kepada kaumnya bahwa Allah akan memberikan azab. Saat meninggalkan kampung Ninawa, Nabi Yunus sudah tidak mengharapkan keimanan para penduduknya. Beliau pergi dengan perasaan penuh amarah dan kecewa dengan kaumnya. Sepeninggal Nabi Yunus, maka azab benar-benar diturunkan oleh Allah SWT. Dari situ mereka kemudian akhirnya betul-betul bertobat dan seraya mencari keberadaan Nabi Yunus. Nabi Yunus sudah pergi dan menumpang sebuah kapal besar mengarungi lautan. Ditengah lautan, kapal yang ditumpangi Nabi Yunus diterpa badai yang dasyat. Sang kapten kapal meminta membuang barang angkutan untuk mengurangi beban kapal, sampai pada akhirnya Nabi Yunus memutuskan melompat dari Kapal ke samudera dan dengan kuasa Allah ditelan Ikan Nun dan dimuntahkan kedaratan..
Banyak pesan dari kisah ini tidak saja tentang segi religi spiritual tetapi juga bagaimana beban dikurangi ketika kapal, kita, organisasi dalam kondisi yang kurang mendukung. Ketika organisasi seperti itu, organisasi membutuhkan seorang kapten kapal yang berbeda dari keadaan normal.. bukan new normal ya.
Semoga bermanfaat..
Ditulis oleh Fauzi Arif RH (FA-2020-07)
No comments:
Post a Comment