Belajar dan Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Meningkatkan Keunggulan Bersaing Industri Indonesia
Wednesday, July 29, 2020
Mountrash, Startup Pengelolaan Sampah
Mountrash, aplikasi usaha rintisan (startapp) pengelolaan sampah memberikan solusi kepada semua orang untuk tetap mendapatkan penghasilan di tengah lesunya aktivitas perekonomian akibat pandemi Covid-19.
Mountrash merupakan besutan PT Mountrash Avatar Indonesia. Aplikasi Mountrash yang dapat diunduh pengguna sejak Oktober 2019 itu terus dibenahi dan diperbarui untuk memudahkan pengguna atau user.
Chief Executive Officer Mountrash Gideon Widjaja Ketaren mengatakan wabah Corona of Disease 2019 (Covid-19) telah menurunkan aktivitas perekonomian, bahkan tidak sedikit karyawan yang dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Mountrash terlebih dulu di Playstore. Kemudian mengumpulkan sampah dan rongsokan di rumahnya, seperti botol plastik, dan kardus. Lalu melalui aplikasi itu, sampah dijual dan dapat dikonversikan menjadi nilai uang sejumlah tertentu sesuai dengan jenis dan banyaknya sampah," katanya, Senin (11/5/2020).
Para pekerja korban PHK dan mereka yang ingin mendaftar Kartu Prakerja pun bisa menukarkan sampah dengan kuota internet melalui aplikasi Mountrash sehingga bisa memperlancar aktivitas pendaftaran Kartu Prakerja.
"Jadi kami secara tidak langsung mendukung solusi mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Mountrash menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan, termasuk bersinergi dengan Kartu Prakerja dan manajemen pengeloaan sampah secara digital,” ujar lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Menurutnya, aktivitas bekerja dari rumah (work from home/WFH) di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) telah meningkatkan volume sampah rumah tangga. Peningkatan sampah rumah tangga itu, kata dia, dapat menjadi peluang menambah penghasilan melalui aplikasi Mountrash.
Gideon menjelaskan semua jenis sampah, seperti plastik, kardus, kertas, besi, dan kaca yang dapat didaur ulang dapat dikonversikan menjadi uang melalui Mountrash.
Pengguna internet hanya perlu membuka Playstore, kemudian memasukkan nomor telepon seluler, memilih fitur jual (dengan memasukkan item barang yang dijual, misal sampah plastik dan kardus). Selanjutnya, pilih sent data tersebut sampai muncul barcode dan screenshot barcode untuk dikirim melalui nomor WhatsApp Mountras 082210108789. Selanjutnya, Mountras akan melakukan penjemputan sampah tersebut.
"Setelah dijemput dan barcode di-scan petugas kami, maka saldo Anda bertambah dan bisa lanjut isi kuota untuk mendaftar Kartu Prakerja, Zooming buat meeting, belajar, WFH, atau aktivitas lainnya," ujarnya.
Selain dapat menambah penghasilan semua orang di tengah kondisi perlambatan ekonomi saat ini, setiap rumah tangga juga dapat berpartisipasi mengurangi sampah plastik. "Sudah menambah penghasilan, mereka juga bisa berpartisipasi dalam mengurangi sampah plastik," ujarnya.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik Indonesia (Inaplas), volume sampah plastik di Indonesia pada 2017 sebanyak 5,76 juta ton. Sampah plastik itu terdiri atas daur ulang 1,66 juta ton, impor 1,79 juta ton, dan produksi dalam negeri 2,31 juta ton. Adapun konsumsi plastik terus meningkat dengan proyeksi pada 2030 menjadi 11,07 juta ton dari 2017 sebanyak 5,76 juta ton.
Waki Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Sampah Plastik Indonesia (ADUPI) Justin Wiganda menjelaskan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah, terjadi perubahan jumlah dan lokasi sampah plastik.
"Bekerja dari rumah, selain itu perkantoran, ritel, mal, restoran, toko-toko banyak tidak beroperasi sehingga terjadi pergeseran sampah. Selain itu, bahan baku daur ulang berubah secara volume, kualitas, dan lokasi," katanya.
Dia berharap agar kondisi berangsur normal setelah Lebaran sehingga industri daur ulang bisa beraktivitas kembali secara normal.
Sepudin Zuhri, pemilik Alala Recycling--pengolahan sampah plastik jenis polyethylene terephtalate (PET) di Kabupaten Bogor, mengungkapkan terjadinya pergeseran lokasi sampah selama pandemi Covid-19 karena perubahan aktivitas, yaitu tetap tinggal di rumah atau bekerja dari rumah.
"Saat kondisi normal, sampah plastik banyak berasal dari perkantoran, mal, restoran, hotel, dan lainnya. Namun, sekarang banyak perkantoran yang tutup karena bekerja dari rumah sehingga sampah plastik justru banyak berasal dari rumah tangga," ujarnya.
Menurutnya, kondisi saat ini bisa menjadi momentum untuk edukasi memilah sampah dari rumah tangga sehingga memudahkan proses daur ulang. "Jika sampah sudah dipilah dari rumah tangga, biaya daur ulang lebih efisien karena sampah plastik tidak tercampur dengan jenis sampah lain sehingga lebih bersih."
Selain memilah, setiap rumah tangga dapat menjual sampah plastik melalui aplikasi digital seperti Mountrash sehingga menambah pemasukan keluarga di tengah kondisi perlambatan ekonomi saat ini.
Sepudin mengakui pandemi Covid-19 telah memukul industri daur ulang karena permintaan baik bahan baku maupun produk daur ulang terjadi penurunan. Namun, dia meyakini bahwa kondisi ini akan segera berakhir dan normal kembali.
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200511/257/1238656/daur-ulang-sampah-meraup-penghasilan-di-masa-pandemi-covid-19
Tuesday, July 28, 2020
Opinion Day Volume #01
Dan sekarang tanggal 29 Juli 2020 sudah terkumpul sebanyak 53 artikel yang tertera di web ipomssurabaya.com.
Saat ini kumpulan tulisan artikel Opinion Day tersebut sedang dirangkum menjadi sebuah buku.
Nantikan info selanjutnya untuk pemesanan buku Opinion Day Volume #1
Monday, July 27, 2020
3 Companies with Unique Circular Economy Projects
‘That’ll be five plastic bottles, please.’
Surabaya, Indonesia’s second-largest city, has taken an original approach to tackling their plastic pollution problem. Their solution: you can now pay your bus fare in plastic bottles.
A two-hour bus ride will cost you approximately five plastic bottles, or ten plastic cups. Starting in April, this initiative is an attempt to reach the city’s goal of being plastic waste free by 2020. As Indonesia is estimated to be the second largest contributor to ocean plastic, and as Surabaya generates 155,400 tonnes of plastic waste per day, this is no doubt an ambitious target.
Nonetheless, these steps are sure to help. By giving people an incentive to collect their plastic waste, the city can simultaneously teach their citizens responsible waste management and ensure that their plastics are routed out of the oceans and back into the economy.
The bottles that are collected as payment for the bus fares are auctioned off to recycling companies, where they will be processed and turned into new plastic products. Furthermore, after helping towards the bus line’s operating costs, the surplus money earned at the auction is put towards funding of green spaces around the city. A creative three-in-one, this program keeps the city green and clean, keeps the plastics out of the ocean and within the economy.
DGTL Festival: Turning glasses into art
DGTL Festival is an artsy techno music festival in Amsterdam whose mission is to become the world’s first circular festival. They are working towards this goal in various ways, like their Circular Foodcourt, where they base their menu not around what festival goers want to eat but around what leftover ingredients are available from local stores.
This year, they are taking this circularity to their art scene. Together with Ace & Tate, an eyewear company, the two circular-driven organizations are turning 15,000 surplus optics lenses into a magnificent art installation that will be on display at the festival from the 19th to the 21st of April.
‘Instead of a take-make-waste process, we try to make it circular and make new products out of waste streams,’ says Marlot Kiveron, Sustainability Manager of Ace & Tate. Rather than disposing of these 15,000 unwanted lenses, why not use them to give the festival a little bling?
Timberland: Turning tires into shoes
‘When the tread wears out the tire lives on, recycled into Timberland shoes.’
Timberland, creator of the world-famous ‘Timbs’ boots, has recently expanded into the tire market. The purpose: making their boots circular.
Partnering with Omni United, a tire manufacturer, they are set to produce their new line of Timberland Tires, which are specifically created with the intention that they will one day be recycled into a brand new pair of Timberland shoes.
Once the tread on the Timberland Tires has worn out, the customer can replace them with new ones at authorized dealers. The retired tires are then recycled into crumb rubber, which is turned into outsoles for a pair of Timberland boots.
Timberland is penetrating the circular economy at an earlier stage than most, by producing tires that are specifically destined to re-enter the economy at their end-of-life. Instead of finding themselves in a landfill, which is where 27 million scrap tires end up, Timberland Tires are given a new life in the form of a pair of trendy Timberland boots.
Sumber :
https://community.materialtrader.com/3-companies-with-unique-circular-economy-projects/
Sunday, July 26, 2020
SSG#38 - Circular Economy bagian 2
Circular Economy adalah sistem ekonomi yang bertujuan menghilangkan limbah dan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Sistem sirkular menggunakan penggunaan kembali, pembagian, perbaikan, perbaikan, remanufakturing, dan daur ulang untuk membuat sistem loop tertutup, meminimalkan penggunaan input sumber daya dan penciptaan limbah, polusi, dan emisi karbon.
Setelah SSG#37 yang membahas mengenai Introduction of Circular Economy, kali ini SSG#38 melanjutkan dengan tema Circular Economy sebagai Sebuah Model Ekonomi Masa Depan.
Acara ini akan diadakan pada hari Sabtu, 08-08-2020, jam 14.00 – 16.00
via Zoom (free)
Bagi yang akan mendaftar silahkan isi di https://bit.ly/daftarCE2
Atau hubungi
Taufan Yanuar – 0812 3666 9624
Cak Amik – 0812 3141 1833
Saturday, July 25, 2020
Mengelola Sampah-sampah Bernilai Ekonomis
Sampah plastik jadi masalah hampir di seluruh dunia. Di Lombok, ada perempuan-perempuan yang memanfaatkan sampah plastik, seperti bekas kemasan kopi, snack dan lain-lain, jadi bernilai ekonomis.
Pencetus gerakan bikin kerajinan sampah ini adalah Aisyah. Sampah plastik tak bernilai diolah jadi sebuah karya seni dan bernilai ekonomis tinggi. Kerajinan ini pun sudah ekspor ke beberapa negara Eropa, Jepang, maupun Australia.
Aisyah pernah diundang khusus untuk melatih orang-orang Aborigin di Darwin Australia untuk membuat kerajinan dari sampah plastik
Aisyah juga mengajak bersama para perempuan di kampung halamannya, termasuk perempuan dengan disabilitas.
Satu persatu bungkus kopi itu dilipat jadi bagian kecil, berbentuk persegi panjang. Lipatan satu persatu digabungkan dengan lipatan lain, membentuk siku antara sambungan satu dengan lain. Setelah tersusun puluhan lipatan, terlihat membentuk tali. Seratus bungkus kopi sachet sepanjang sekitar satu meter.
Zohriah melipat bungkus kopi. Rekannya, Maeni, memilah bungkus-bungkus itu.
Setelah mencapai 1-2 meter, Zohriah kembali melakukan hal yang hingga seluruh bungkus kopi habis. Setelah terbentuk tali bak rantai, sambungan bungkus kopi itu membentuk pola. Posisi gambar, warna, bahkan tulisan dalam bungkus kopi itu berada di garis sama.
Zohriah selalu bersama Maeni. Maeni harus memastikan, tak ada merek kopi sachet tercampur.
Zohriah, penderita tunanetra. Dia mengenali bentuk dan komposisi gambar, garis, tulisan di dalam bungkus itu, tetapi tak bisa membedakan merek. Tangan perempuan ini sudah begitu terlatih membuat lipatan dengan ukuran sama persis, posisi lipatan nyaris tak pernah keliru.
Zohriah perlu rekan yang bisa melihat guna memastikan tak ada merek kopi sachet tercampur. Kalau ingin membuat tali dari bungkus kopi tercampur, itu juga harus disiapkan.
Setelah tali-tali dari rangkaian bungkus kopi sachet itu terkumpul, ada rekan yang akan merangkai jadi lembaran. Ukuran bisa seperti keryas kwarto, ada juga lebih besar, tergantung pesanan dari rekan bagian jahit. Dari lembaran-lembaran itu, lalu tim jahit membuat jadi aneka kerajinan tangan. Ada tas pinggang, dompet, tas punggung, dan berbagai karya lain.
Komposisi gambar dalam bungkus kopi yang tersusun diagonal itu jadi motif dalam tas. Begitu juga tulisan dalam bungkus kopi jadi motif, layaknya karya seni tinggi.
Bungkus kopi, sabun, detergen, sampo, dan semua jenis berbahan plastik bisa dirangkai jadi lembaran-lembaran, kemudian dibuat jadi tas. Begitu juga bungkus pasta gigi bisa disulap jadi tas cantik. Bahkan, yang lebih ekstrem, ban dalam bekas. Ban dalam bekas jadi karya seni tinggi, seperti tas model tak kalah dengan merek terkenal, bahkan bisa jadi sepatu.
Untuk barang-barang bernilai seni tinggi ini, dibandrol seharga Rp150.000–Rp500.000, ada juga lebih tinggi tergantung tingkat kesukaran.
Barang-barang kerajinan yang diberi label Eco Lombok Craft ini sudah dikirim ke Belanda, Jamaika, Jepang, dan Australia. Bahkan penggagasnya, Siti Aisyah, pernah diundang khusus ke Darwin, Australia, untuk melatih orang-orang Aborigin memanfaatkan sampah plastik dan ban dalam bekas jadi barang bernilai seni.
***
Aisyah, perempuan dari Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memulai usaha di Batam, Kepulauan Riau. Dia pernah menikmati masa kejayaan Batam. Beragam usaha dilakoni, salah satu yang cukup besar adalah rumah makan. Merasa jenuh di Batam, Aisyah hijrah ke Jogjakarta.
Dia mendengar cerita dari kawan, Jogja itu kota pelajar, banyak potensi. Aisyah membayangkan dengan banyak mahasiswa dan pelajar dari berbagai daerah di Indonesia peluang bisnis terbuka lebar. Aisyah memutuskan memboyong usaha ke Jogja.
Perkiraan Aisyah meleset. Dia yang terbiasa bekerja keras di Batam, merasakan suasana di Jogja terlalu lambat. Harga-harga di Jogja juga terlalu murah. Usaha tidak berjalan mulus. Kemudian Aisyah kembali ke kampung halaman.
Dia sempat melakoni beberapa usaha. Dia juga aktif di beberapa kegiatan sosial, salah satu kegiatan lingkungan.
Aisyah tinggal di kampung padat penduduk. Banyak penduduk miskin, banyak perempuan menganggur. Permukiman padat penuh sampah. Aisyah mencoba usaha kerajinan tangan. Salah satu yang dia lirik adalah kain perca. Aisyah mendapatkan kain perca dari beberapa penjahit. Kebetulan di sekitar rumahnya, banyak penjahit. Aisyah juga melirik sampah plastik. Dia membeli sampah plastik dari pemulung seperti bungkus kopi, aneka camilan, sabun, shampo, dan sampah plastik lain.
Warga juga diminta mengumpulkan sampah rumah tangga mereka. Sampah itu “ditabung” di Aisyah. Belakangan Aisyah menamakan itu “Bank Sampah NTB Mandiri.”
Sampah-sampah ditabung, Aisyah memberikan buku tabungan. Semua nasabah ibu-ibu rumah tangga sekitar rumah. Perlahan Aisyah juga mengajak mereka tak sekadar jadi nasabah, tetapi ikut produksi aneka kerajinan tangan dari sampah plastik itu.
“Banyak di sini yang pintar menjahit,’’ kata Aisyah.
Ketika kerajinan dari sampah itu laku dijual, makin banyak yang bergabung dengan Aisyah. Ibu rumah tangga banyak yang jadi nasabah, banyak juga mitra dalam produksi aneka kerajinan. Mereka juga makin terampil, Aisyah mendampingi dan berikan pelatihan mereka dengan telaten.
Dia melangkah lebih jauh. Kampung halaman yang dulu kumuh, mulai dia tata. Anak-anak muda dia ajak. Melihat kiprah Aisyah selama ini, banyak anak muda bergabung menjadi relawan. Para orangtua, terutama ibu-ibu mendukung penuh.
Lorong-lorong sempit di kampung dicat warna-warni. Tempat pembuangan sampah disulap jadi taman bermain. Rumah-rumah warga makin cantik. Aisyah kemudian, menamakan gerakan ini dengan nama Kawis Krisan, singkatan dari Kampung Wisata Kreatif Sampah Terpadu.
Sebelum kampung-kampung wisata booming di Kota Mataram, warga Pejeruk Ampenan, sudah memulai. Kawis Krisan ini jadi kampung pertama yang jadi “kampung warna-warni.”
Belakangan gerakan serupa ada di tempat lain. Merasa tersaingi? Aisyah justru makin senang. Kegiatan positif bersama anak-anak muda di kampungnya diikuti kampung lain.
Pemerintah NTB mencanangkan program zero waste. Dalam program ini, diharapkan tak ada lagi sampah yang dibuang sembarangan. Sampah dikelola mulai dari tingkat kampung, tingkat desa, hanya sisanya dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Sayangnya dalam program ini hanya mengelola sampah-sampah bernilai ekonomis, seperti botol bekas air mineral, kardus, kertas, kaleng minuman bersoda. Sampah plastik lain tidak dikelola, apalagi sampah organik.
Aisyah tak sekadar membisniskan sampah plastik juga mengedukasi warga kampung, maupun komunitas-komunitas anak muda. Bertahun-tahun menjalankan kegiatan di Bank Sampah NTB Mandiri, Aisyah melebarkan sayap ke berbagai kegiatan lain. Namanya pun berkibar, jadi aktivis lingkungan.
Aisyah tetap pada semangat awal, kegiatan lingkungan, bisnis, dan sosial. Dalam merekrut tim di workshop, Aisyah memberikan prioritas pada perempuan dan disabilitas. Hampir setiap pekan dia memberikan pelatihan pengolahan sampah pada komunitas-komunitas. Tak sedikit pelatihan diselenggarakan Aisyah dibiayai dari koceknya sendiri. Begitu juga kalau ada komunitas belajar di workshop Bank Sampah NTB Mandiri, Aisyah selalu terbuka. Syaratnya, hanya satu, Aisyah meminta mereka harus menularkan ilmu yang dipelajari ke komunitasnya.
Setiap akhir pekan, beragam kelompok dari kampus, ibu-ibu rumah tangga, komunitas sosial, kelompok disabilitas, pelajar, bahkan sampai rombongan pejabat datang untuk melihat kerja Aisyah. Di tempat Aisyah, mereka baru yakin bahwa zero waste benar-benar ada.
Sampah yang bernilai ekonomis tinggi, yang biasa diambil pemulung justru tak banyak di tempat Aisyah. Sudah banyak yang mengelola sampah jenis itu. Sampah plastik bungkus makanan, minuman, dan bungkur beragam jenis kebutuhan justru diolah Aisyah. bersama tim, sampah itu dibersihkan. Dicuci, dikeringkan, lalu dirajut jadi berbagai karya seni.
Untuk sampah organik, Aisyah membuat bak komposter. Satu bak komposter itu, jika dipakai untuk satu rumah tangga kecil, bisa menampung sampah organik selama setahun. Air rembesan dari sampah bak komposter itu menjadi pupuk. Setelah sampah organik di dalam bak kering, bisa jadi pupuk organik. Bisa dipakai sendiri atau dijual.
“Jadi, tidak ada yang namanya sampah. Semua bisa dikelola,’’ kata Aisyah.
Sampah-sampah plastik berukuran kecil seperti tutup botol, sedotan, dan jenis lain dibuat jadi aneka mainan, maupun seni instalasi. Mainan itu dipajang di sekitar workshop Bank Sampah NTB Mandiri.
Aisyah tak pelit berbagi ilmu dan tak takut jika tersaingi. Dia malahan senang kalau ada yang mau belajar. Tak heran, setiap pekan Aisyah sering diundang oleh komunitas untuk mengisi acara. Tak hanya di sekitar Kota Mataram, dia diundang ke berbagai komunitas.
Aisyah pernah menginjakkan kaki ke Jepang dan Australia. Dia berikan ceramah pengelolaan sampah, dan melatih mereka langsung mengubah sampah plastik menjadi barang seni.
Ke Australia, Aisyah khusus diundang melatih orang Aborigin di Darwin. Dia melatih mereka memanfaatkan barang-barang bekas untuk jadi kerajinan tangan seperti tas, sepatu, dompet, dan hiasan. Barang-barang kerajinan itu bisa dipakai sendiri atau dijual.
Dia juga pernah berkunjung ke beberapa negara. Mendapat berbagai penghargaan di tingkat daerah dan nasional, tak membuat Aisyah lupa menjejak kaki di bumi. Dia selalu ingat komitmen awalnya, memberdayakan komunitas sekitar.
Sekolah alam
Kini, dengan jaringan yang dimiliki di tingkat nasional, internasional, Aisyah makin memperluas jaringan lokal. Aisyah masuk ke desa-desa, membangun mimpi, membangun sekolah alam. Sekolah itu di bawah Yayasan Lombok Eco International Connection (LEIC).
Saat ini, sekolah sekolah pertama sudah berdiri di Dusun Mentigi, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sekolah ini bukan seperti sekolah umum, siswa masuk setiap hari. LEIC hanya membuka kelas pada Sabtu dan Minggu. Itupun setelah siswa pulang sekolah. Sasaran sekolah ini anak-anak sekolah di kampung itu. Mirip seperti kegiatan ekstrakurikuler.
Di LEIC, mereka memiliki kurikulum khusus lingkungan. Bangunan sekolah pun memanfaatkan bahan alam, seperti sampah sebagai bahan ajar. Paling utama, memberdayakan warga sekitar. Semua anak di kampung sekitar diajak terlibat, para ibu rumah tangga juga ikut.
“Karena tak selamanya kami bisa, jadi kedepan harapan kami dilanjutkan oleh mereka,’’ kata Aisyah.
Sekolah rintisan ini didukung oleh para sahabat Aisyah. Mereka kebanyakan saling kenal melalui berbagai kegiatan sosial. Mereka memiliki visi misi sama, bahwa, kalau ingin membuat lingkungan lebih baik harus mengubah cara pandang terhadap lingkungan.
Pandangan hidup tentang lingkungan itu, katanya, tak bisa hanya melalui kampanye semata, atau hanya melalui program di pemerintahan. “Ini harus jadi gerakan jangka panjang.”
Sumber :
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/19/perempuan-penenun-sampah-plastik
Monday, July 20, 2020
CA#11 : Inbound & Outbond Logistics
Inbound logistic merujuk kepada aliran barang atau material kedalam bisnis proses.
Meliputi :
- transportasi
- penyimpanan
- penyerahan barang
Outbond logistic merujuk proses pengeluaran barang dari business proses ke pelanggan .
Meliputi
- Transportasi
- Penyimpanan
- Pengiriman barang jadi ke customer
Sunday, July 19, 2020
Sehat dan Bugar dengan Bersepeda
OpinionDay #53
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Pagi ini perjalanan ke kota Jember berbeda dibanding saat melakukan perjalanan dengan rute yang sama 40 hari yang lalu, yaitu tepatnya pada tanggal 11 Juni 2020. Kali ini sepanjang jalan banyak dipenuhi pesepeda baik yang bersepeda sendirian ataupun yang bersepeda bersama-sama dengan komunitas.
Memang semenjak masa PSBB usai dan mulai masuk masa transisi tren gowes mencuat kembali. Para pesepeda yang ditemui sepanjang perjalanan lumayan tertib yaitu selain mengenakan masker, mereka juga tertib dengan mengambil di sisi kiri jalan dengan urut satu persatu ke belakang, tidak ada yang berjajar 2 orang atau lebih.
Salah satu alasan boomingnya gowes tersebut adalah dari WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia yang merekomendasikan untuk senantiasa berolahraga misalnya dengan bersepeda dan berjalan demi meningkatkan imun agar tidak mudah terserang penyakit.
Apakah olahraga itu merupakan aktivitas yang sekedar mengeluarkan keringat? Misalnya aktivitas sehari-hari seperti mencuci pakaian dan menyapu rumah ataupun aktivitas jalan-jalan di mall?
Dari buku yang berjudul "Jalan Sehat dengan Sport Therapy" yang ditulis oleh dr. Michael Triangto, Sp.KO & dr. Meidimarjanti Husain, Sp.KFR, menyatakan bahwa olahraga bukan sekedar aktivitas fisik dengan mengerakkan tubuh dan mengeluarkan keringat.
Sehingga berbeda antara olahraga jalan kaki dengan jalan-jalan di mall meskipun dilakukan berjam-jam. Karena jalan kaki yang benar bertujuan meningkatkan denyut jantung yang dipertahankan setidaknya 30 menit, sehingga metabolisme tubuh terjaga. Selain itu dengan olahraga maka selain mengalirkan darah dan nutrisi juga melatih otot, meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi, jantung dan sesak nafas.
Jenis olahraga yang dapat meningkatkan derajat kesehatan adalah jenis olahraga aerobik, yaitu olahraga yang membutuhkan oksigen sebagai sumber utama, seperti jalan cepat, joging, lari, renang dan bersepeda jarak jauh.
Usaha pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan tersebut dapat dilakukan oleh semua orang namun harus dengan menggunakan takaran yang benar. Salah satu takaran adalah menyesuaikan usia dengan denyut jantung, cara sederhana denyut jantung maksimal adalah dengan formula 220 - usia.
Karena terdapat beberapa info orang yang sedang berolahraga termasuk bersepeda lalu meninggal dunia karena terkena serangan jantung.
Salah satunya adalah yang diberitakan pada hari Jumat (17/7), mantan wartawan Republika, Hadi Musthofa Djuraid yang saat ini menjabat sebagai Komisaris BUMN Pertagas meninggal karena serangan jantung saat bersepeda di Jalan M Yasin atau Akses UI, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
Semoga tetap sehat dan bugar.
Selamat berolahraga.
Tuesday, July 14, 2020
Membaca & Menulis
Dan sebagai upaya melestarikan budaya literasi (bukan hanya membaca, namun juga menulis), serta sebagai upaya untuk memupuk semangat saling berbagi, atau saling tukar pendapat maka IPOMS Surabaya akan mewadahi hal tsb
Tulisan anda sesedikit apapun akan memberikan kontribusi bagi kita bersama
Untuk itu, bagi rekan-rekan IPOMS dipersilahkan mengirim tulisan untuk dimuat menjadi artikel Opinion Day-nya IPOMS Surabaya,
Tidak harus artikel berupa tulisan yg panjang dengan analisa tentang sesuatu, tapi juga boleh artikel berupa tulisan ringkas, ringan tapi bermakna, apalagi jika relevan dengan sesuatu yg lagi _in_ atau viral,
Nanti secara berkala bagi penulis akan kita berikan merchandise dari Pengurus IPOMS,
Bagi yang hendak mengirim artikel Opinion Day silahkan kirim ke email : info@ipomssurabaya.com dan taufanyanuar@ipomssurabaya.com atau melalui WA ke nomor 0812 3666 9624
Monday, July 13, 2020
LOGISTIC CONCERN
Oleh : Suryo Wahono (SSG-339)
Transportasi dan shipping yang biasa disebut dengan logistik mempunyai peran yang besar dalam supply chain management. Hal itu terjadi karena logistik merupakan ujung tombak dalam mencapai kepuasan pelanggan namun di sisi lain dalam proses transportasi dan shipping mempunyai lebih banyak faktor – faktor di luar kendali supply chain management dibandingkan dengan titik supply chain yang lain yang menyebabkan transportasi dan logistik menjadi kompleks. Oleh karena itu transportasi dan shipping juga mempunyai peran yang besar juga terhadap pengeluaran di dalam supply chain.
Berdasarkan data statsistik yang dilansir oleh financesonline menyebutkan bahwa:
1. Tranportasi dan logistik saat ini menyumbang 12% dari PDB global. (Forbes)
2. Biaya pengiriman telah meningkat mencapai $21.7 milyar di 2017 (Marketwatch, 2018)
Hal ini juga selaras dengan analisa data yang dikeluarkan oleh Kearny Australia dalam Asia Logistics Report 2019 bahwa biaya logistik mempunyai peran besar dalam pengeluaran supply chain karena kompleksitas dari logistik dan transportasi itu sendiri.
Dalam Asian Logistic Report 2019 juga disebutkan beberapa trend pasar yang mempengaruhi perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat.
1. Higher operating cost
2. Fuel fluctuation
3. Learner and more competitive supply chains
4. Competitive environment and innovations
Higher Operating cost
Pada era 4.0, dengan fluktuatifnya permintaan dan tuntutan kecepatan dalam pengiriman maka pasar menginginkan tranformasi ke arah otomasi. Hal inilah yang menyebabkan biaya investasi meningkat. Selain itu, mahalnya harga tanah di daerah industry yang kenaikannnya mencapi 300% mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadapa tingginya biaya operasional. Faktor penyebab tingginya biaya operasional adalah bertambah tingginya gaji minimum di berbagai negara di asia tenggara seperti di Indonesia yang UMRnya direncanakan naik oleh pemerintah sebesar 8.3%.
Fuel Fluctuation
Berdasarkan survey di beberapa perusahaan logistik dan transportasi, biaya operasional paling besar adalah biaya untuk konsumsi bahan bakar kemudian baru disusul oleh komponen biaya yang lainnya.
Learner and more competitive supply chains
Perusahaan transportasi dan logistic membutuhkan supply chain best-in-class dengan mengoptimalkan biaya – biaya:
1. Perbedaan antara level pelayanan yang tinggi melawan rendahnya biaya menjadi kabur
2. Terdapat permintaan solusi IT yang lebih baik
3. Solusi baru sedang didevelop
4. Pelanggan menginginkan visibilitas pada pengiriman menjadi lebih baik (omnichannel demand)
Competitive Environment and Innovation
1. Saat ini kompetitor – kompetitor besar memperkuat posisi mereka di pasar sedangkan niche player focus pada operasional
2. Adanya strategi – strategi akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan logistik dan transportasi internasional kepada perusahaan lokal atau regional.
3. Adanya inovasi dan IoT memberikan sudut pndang yang lebih baik pada perencanaan dan operasional.
Dengan adanya tren pasar yang menjadi tantangan bagi perusahaan transportasi dan logistic seperti yang disebutkan di atas maka perusahaan transportasi dan logistik harus meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Jika efiensi dan efektifitas tidak tipunyai oleh perusahaan transportasi dan logistic maka biaya – biaya akan teruus menerus meningkat akibatnya perusahaan tidak lagi kompetitif dan tidak mampu bertahan untuk memenangkan persaingan.
Oleh karena itu perusahaan logistik dan transportasi harus sesegera mungkin untuk mencapai efektifitas dan efisiensi yang diinginkan sehingga bisa menekan biaya seoptimal mungkin. Solusi yang sudah teruji dan terbukri mampu menekan biaya adalah dengan mengimplementasikan Transportation atau Logistic Management System. Sebagai informasi, saat ini hanya 35% perusahaan transportasi dan logistic yang menggunakan system untuk strategi Supply Chain Managementnya. (Logistics Management)
Berdasarkan data dari financialonline dengan mengimplementasikan Transportaion dan Logistic Management System maka:
1. Transporter bisa meminimalisasi pembayaran faktur pengiriman hingga 90-95% (Cerasis)
2. Menghemat biaya pengiriman hingga 8% (ARC advisory group)
3. Memberikan dampak kuat pada kinerja perusahaan (Forbes)
Jadi untuk untuk mampu bertahan dan memenangkan persaingan pada era saat ini dan di masa depan maka dibutuhkan penerapan sistem pada perusahaan transportasi dan logistik.
Dari paparan di atas semakin menguatkan kita bahwa Peran Supply Chain Management sangat penting di berbagai jenis Industri dan berbagai level Usaha. untuk itu perlu dimulai dengan memahami konsep dan pengetahuan dasar tentang Supply Chain Management.
Be Infinite or Behind
Daftar Pustaka
https://financesonline.com/supply-chain-statistics
Asia Logistics Report 2019 by A.T. Kearney
CA#10 : Manajemen Pembelian
Procurement – Sebuah fungsi bisnis yang meliputi perencanaan pengadaan, pembelian, kendali persediaan, lalu lintas barang, penerimaan, serta inspeksi atas barang yang diterima.
Purchasing – Istilah yang digunakan dalam industry dan manajemen untuk menunjukkan fungsi dan tanggungjawab untuk pengadaan barang, persedian, dan jasa (APICS Dictionary 2013)
Manajemen pembelian adalah suatu departemen di dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab atas aktifitas pembelian. Pembelian adalah fungsi paling penting di organisasi manapun.
Pembelian adalah unsur nomor satu yang mempengaruhi biaya produk. Manajemen pembelian menentukan tingkat keuntungan perusahaan.
Departmen pembelian memastikan semua barang yang dibutuhkan serta persedian yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha dibeli dan disimpan ke dalam persediaan.
Bertanggungjawab untuk mengontrol biaya dari barang yang dipesan, memantau tingkat persediaan dan membangun hubungan yang sangat kuat dengan para supplier.
Sunday, July 12, 2020
Memori untuk Kembali
OpinionDay #51
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Berenam kita janjian di pagi hari untuk mengayuh sepeda bersama dengan tujuan ke Candi Pari melewati beberapa petak sawah yang hijau dan asri. Sekitar 50 meter dari Candi Pari juga terdapat candi lain yang bernama Candi Sumur. Kedua candi ini terletak di Desa Candi Pari, kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Candi Pari dibangun menghadap ke barat dengan panjang 13,55 m, lebar 13,40 m, tinggi 13,80 m. Candi ini merupakan candi peninggalan Majapahit yang dibangun pada tahun 1293 Saka atau 1371 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan masa pemerintahan tahun 1350-1389, candi ini sempat dipugar pada tahun 1994-1999 oleh BP3 Jawa Timur.
Di sepanjang perjalanan cukup banyak komunitas pesepeda yang beranjak dari atau pun yang hendak menuju ke Candi Pari tersebut.
Tiba-tiba aku teringat akan kota Banyuwangi yang pernah aku kunjungi setahun yang lalu, tepatnya bulan Juni 2019, mereka mempunyai konsep sport tourism, yaitu event sepeda internasional Tour de Ijen yang bukan sekedar menjadi event olahraga, tapi juga sebagai event pariwisata yang dibungkus sangat atraktif dan entertaining.
Dari buku Anti Mainstream Marketing yang ditulis oleh Abdullah Azwar Anas, kita bisa mengetahui bahwa hal ini bisa terwujud karena Banyuwangi sangat fokus terhadap 1 bidang, yaitu pariwisata. Dengan begitu Banyuwangi memposisikan diri dengan ujung tombak di sektor pariwisata.
Satu sisi menyelenggarakan balap sepeda internasional Tour de Ijen, di sisi lain sambil memperkenalkan pariwisata, misalnya di Ijen kita dapat menyaksikan pesona blue fire dari Kawah Ijen dimana konon blue fire ini hanya ada 2 di dunia, satunya lagi ada di Islandia. Kita bisa menyaksikan blue fire setelah 2 jam mendaki.
Lanjut turun sedikit di lereng Gunung Ijen dengan ketinggian 600 meter diatas permukaan laut terdapat Taman Gandrung Terakota tepatnya di lahan persawahan terasering kaki Gunung Ijen, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Taman Gandrung Terakota berdiri pada bulan September 2018, sebagai tempat untuk merawat dan meruwat kesenian tari gandrung.
Selain itu Banyuwangi juga didukung dengan banyaknya hotel dan homestay, hal ini menjadi multiplier effect dari simpul pariwisata tadi. Belum lagi wisata kulinernya, mulai dari Sego Cawuk Bu Mantih, Rujak Soto Mbok Mbret, Sego Tempong Mbok Wah atau Seafood Sobo yang lezat. Dan masih banyak lagi fasilitas yang mendukung sektor pariwisata yang berhasil menciptakan memori untuk ingin kembali.
Dan setelah satu tahun berlalu, kota Majestic Banyuwangi Festival dengan 99 event budaya Banyuwangi telah berhasil dan sukses menciptakan memori di benakku untuk ingin kembali berlibur ke Banyuwangi.
Dan jika kita tarik "memori untuk kembali" tersebut dimulai dan berawal dari fokus.
Jadi sudah siap untuk fokus?
Sunday, July 5, 2020
New Tagline : Advancing
OpinionDay #50
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Tepat setahun yang lalu, yaitu tanggal 4 Juli 2019, Pengurus IPOMS Surabaya menyematkan tagline "reinventing" atau menemukan kembali sebagai upaya untuk penataan kembali strategi, kegiatan dan organisasi dengan harapan supaya ke depan bisa lebih komprehensif dan sustain.
Indonesia saat ini mencanangkan New Normal dalam masa Transisi. Sehingga dalam menghadapi New Normal kita harus siap dalam hal New Habit, New Skill dan New Mindset.
Begitu halnya dengan IPOMS Surabaya. Kita juga harus siap dengan New Tagline.
Sekarang waktunya mentas dari reinventing dan saatnya mencanangkan new tagline "Advancing" sebagai jargon, moto atau semboyan yang mengiringi kita agar tetap semangat kedepan. Advancing yang dimaksud disini adalah advancing idea, advancing knowledge, dan advancement opportunities.
Berbicara mengenai tagline, menarik jika membaca ulasan Douglas Holt & Douglas Cameron dalam bukunya Cultural Strategy : Memberdayakan Pemikiran Inovatif untuk Menciptakan Merek yang Tepat.
Salah satunya yang dibahas panjang lebar adalah produk sepatu dan peralatan olahraga Nike dengan tagline yang tersohor yaitu "Just Do It".
Nike memandang "kinerja" secara lebih luas daripada sekedar berpikir bagaimana seseorang dapat menggiring bola dengan lebih baik di lapangan, sehingga Nike mempengaruhi orang dengan berpikir bahwa Nike membuat sepatu yang jauh lebih bagus dibandingkan yang lain. Mungkin karena itu Nike menggandeng CR7 atau Cristiano Ronaldo.
Jauh sebelumnya, tahun 1970, saat itu olahraga individual yaitu lari menjadi cabang olahraga yang sangat diminati dan cukup berkembang. Orang-orang saat itu memilih lari atau joging untuk keluar dari gaya hidup yang santai dan melatih tubuh mereka agar dapat bersaing secara efektif di dunia kerja.
Atlet lari terkenal yang disponsori oleh Nike saat itu adalah Joan Benoit. Sekarang mungkin setara dengan pelari marathon nomor satu dunia, Eliud Kipchoge dengan sepatu Nike Vaporfly.
Kemudian pada tahun 1985, Nike mensponsori pebasket tersohor, Michael Jordan, sebagai bentuk dalam mengikuti pemikiran kultural baru dengan mengandalkan mitos prestasi atlet. Saat itu siapa yang tidak kenal dengan sepatu Air Jordan.
Dan akhirnya pada tahun 1988, iklan Nike saat itu cukup terkenal dan terngiang di kepala semua orang, yaitu berkat tagline "Just Do It". Sehingga memberikan motivasi pribadi bahwa "Siapa pun Anda, apa pun hambatan fisik, ekonomi dan sosial. Melompati batas tidak hanya memungkinkan, tetapi justru menunggu untuk diberdayakan".
Jadi sudah siap bersama IPOMS Surabaya dengan New Tagline : "Advancing"?
Friday, July 3, 2020
CA#09 : Sasaran dan Pendekatan Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen atau SIM (Management Information System, MIS) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Anang Fahmi Syarif adalah Business Owner at Pilarmedia Indonesia. Cak Amik, nama panggilan akrab dari Anang Fahmi Syarif membawakan materi Sasaran dan Pendekatan Sistem Informasi Manajemen secara daring atau online dari IPOMS, dengan moderator Taufan Yanuar, kepada mahasiswa LP3i kelas Logistic Management.
Thursday, July 2, 2020
SEPEDA : Kurangi Polusi dengan Solusi
OpinionDay #49
PartisipatifOpinionDayAboutNggowes
Oleh : Suryo Wahono, Erwin K.Awan, Taufan Yanuar, Agung Ektika, Muhtarom
Bersepeda, bagi yang lahir di 80an dan 90 an bersepeda menjadi salah satu sarana transportasi utama untuk berpindah dari satu tujuan ke tujuan yang lain. Bersepada ke sekolah dan ke kantor menjadi pemandangan yang biasa. Saya sendiri hampir 6 tahun bersepeda selama menempuh jenjang SMP hinggga SMA karena itulah kemampuan terbaik saat itu di keluarga kami, sepeda Jengki biru RRT.
Seiring dengan masifnya globalisasi dan teknologi pada kendaraan bermotor di tahun 2000 an sepeda mulai ditinggalkan sebagai salah sarana transportasi utama dan belum menjadi pilihan dalam berolahraga. Namun saat ini bersepada sudah bukan menjadi sarana transportasi namun menjadi sarana olahraga dan di beberapa orang menjadi lifestyle.
Sejatinya bersepada adalah olahraga kardio yang membakar kalori sama bagusnya dengan berlari yang punya manfaat bagus buat kesehatan jantung jika dilakukan dengan benar. Kenapa mesti dengan benar?? Karena, tanpa pengetahuan yang tepat dalam berolahraga malah bisa membahayakan diri Anda sendiri. Bersepeda adalah tentang mengalahkan diri sendiri bukan untuk unjuk diri.
(Salam sepergowesan – Cak Suryo - SSG-339)
Saya termasuk lambat dalam menyukai bersepada. Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kegiatan bersepeda yang mulai saya lakukan secara intens sejak tahun lalu ini ternyata menjadi kegiatan yang saya tunggu-tunggu setiap minggunya, di mana hari Sabtu dan Minggu menjadi hari wajib untuk bersepeda.
Ada kenikmatan yang sulit untuk digambarkan ketika bersepeda, dari merasakan sensasi endorphin yang muncul, menikmati pemandangan yang tidak bisa dinikmati secara total apabila mengendarai motor atau mobil, serta kebersamaan ketika bersepeda dengan teman dan handai tolan.
Walaupun saya pernah mengalami kecelakaan ditabrak dari belakang oleh motor yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan luka dalam yang butuh waktu berbulan-bulan bagi saya untuk pulih, namun tidak membuat motivasi saya surut untuk terus bersepeda. Karena bersepeda sudah menjadi kebutuhan.
(Cak Erwin - SSG-059)
Falsafah sepeda sama dengan belajar tentang sesuatu hal, kudu Fun, bisa dimana saja dan yang paling penting Menjaga Keseimbangan. Mulai dari keseimbangan sebagai Profesional, Makhluk Sosial, Keluarga dan Religiosity. Sehingga kita bisa menyesuaikan antara hal Komersial dan Personal Branding, serta kapan kita memberi manfaat tanpa pamrih, tanpa pengakuan personal Begitu halnya dengan naik sepeda harus bisa menyesuaikan Gear atau Percepatan agar tetap seimbang dan sehingga bisa tetap jalan atau keep moving. Ingat ilmu Supply Chain, need integrity all of stake holders to be sustained.
(Cak Agung - SSG-037)
Beberapa negara di Eropa dan Amerika banyak peningkatan aktivitas bersepeda. Mereka memilih bersepeda sebagai upaya untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran penyakit Covid-19 yang bisa menyebar karena kerumunan massa di transportasi umum.
WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia juga merekomendasikan untuk senantiasa berolahraga misalnya dengan bersepeda dan berjalan tentunya dengan tetap memperhatikan aturan physical distancing.
Di Indonesia, setelah masa PSBB usai dan sekarang masuk dalam masa transisi, tren bersepeda mulai mencuat lagi. Jika sebelumnya jalanan sempat sepi akibat pandemi, saat ini banyak warga gowes.
Namun jangan lupa tetap mengikuti Protokol Kesehatan, mulai dari pakai masker, bawa hand sanitizer dan tetap jaga jarak, serta patuhi peraturan lalu lintas di jalan.
(Cak Taufan - SSG-007)
Ada petuah dari nenek moyang kita soal per-gowes-an. Orang lewat jalan raya, ambil di sisi kiri. Lihatlah dengan teliti nanti akan tahu dua aturan yang harus dipatuhi setiap mengendarai sepeda yaitu:
1. Aturan untuk kendaraan maupun orang yang lewat jalan raya " Ambil sisi kiri jalan"
2. Jika naik sepeda dalam rombongan, sebisa mungkin pake gaya "urut kacang" (satu - satu kebelakang), jika jalan nya cukup lebar bisa berjajar tapi jangan lebih dari 2 orang
Kadangkala ada orang yang berjejer tiga bahkan empat, bahkan ada yang lima.
ITU LARANGAN KERASS!!!!
(Cak Taro - SSG-114)
Related Posts
-
Opinion Day #16 Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007) Rabu pagi saat cek di aplikasi tiket online untuk jadwal bioskop, ternyata 4 jadwal untu...