OpinionDay $43
Oleh : Fauzi Arif RH (SSG-004)
Saat tahun 1980-an permainan anak-anak tidaklah seperti permainan saat ini yang serba teknologi dan cukup dilakukan di dalam rumah. Permainan anak-anak saat itu banyak dilakukan di luar rumah dan dengan mengandalkan kecakapan dan kekuatan fisik dengan keringat mengucur dan sering badan belepotan.
Permainan-permainan tradisional tersebut antara lain misalnya layangan, main kelereng, lompat tali, benteng, engklek, gatrik, petak umpet, congklak, gasing, selancar di laut dan masih banyak lagi, masih ingat?. Belum lagi serunya ketika mencari jangkrik di sawah dan dikejar pemilik sawah..asyik bukan?.
Di sebuah kampung di daerah kabupaten Madura, dulu ada permainan yang biasa anak-anak mainkan berkelompok. Untuk bermain mereka mesti membuat ketapel kecil yang terbuat dari kawat atau ranting pohon bercabang dan dipasang karet yang dulu biasa dibuat untuk sebagai bagian dari ventil sepeda. Pelurunya berupa buah atau kembang muda tanaman yang biasa kita petik di rawa-rawa jauh dari kampung berbentuk melengkung seperti cabai. Aturan dalam permainan tersebut adalah harus terdiri dari 2 tim dengan jumlah anggota bergantung banyaknya anak yang beragbung, ketapel harus berisi 1 karet tidak boleh lebih, amunisi harus buah atau kembang muda tanaman yang telah ditentukan tidak boleh batu, apalagi paku yang dibengkokkan atau yang lain. Permainan ini adalah permainan perang-perangan. Yang menang adalah yang timnya menyisakan banyak individu yang tidak kena ketapel.
Kena ketapel? Sakit dong?
Iya, memang sakit tapi fun. Tim berkumpul dan dibagi dua, setelah itu berpisah. Ketua tim akan mengumpulkan anggota timnya dan mulai menyusun “strategi” perang untuk memenangkan permainan. Seru banget setelah itu. Jika kena dan langsung ke kulit, akan ada tanda melengkung seperti cabai/lombok.. kemenangan ditentukan oleh “Strategi” perang yang disusun dan tentu saja eksekusi di lorong-lorong rumah.
“Strategi” perang? strategi apa taktik ya? Ayo kita diskusikan.
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Stratēgos yang berasal dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya pemimpin. Stratēgos diartikan sebagai komandan militer pada zaman demokrasi Athena Yunani. Pada saat itu, pasukan yang dipimpin oleh Stratēgos dapat selalu memenangkan pertempuran atau peperangan yang dihadapi. Hal ini menarik perhatian banyak negara sehingga hal tersebut kemudian banyak dipelajari oleh banyak negara terkait dengan tata cara atau teknik penyusunan strateginya. Dari sinilah kemudian muncul istilah Strategy yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan strategi.
Carl Von Clausewits (1780-1831) memberikan pengertian bahwa Strategi merupakan penggunaan pertempuran dalam upaya memenangkan peperangan. David (2004) memberikan pengertian strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Selanjutnya dia menerangkan bahwa strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, akusisi, divestasi, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Glueck dan Jauch (1989) strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan perusahaan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui eksekusi yang tepat oleh organisasi.
Siagian (2004) mengartikan strategi adalah serangkaian keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dan harus diimplementasikan oleh semua jajaran dalam organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut. Definisi dari para ahli diatas mempunyai kesamaan dalam aspek pencapaian tujuan. Beranjak dari pencapaian tujuan inilah segala upaya mesti dirumuskan, dikomunikasikan dan dilaksanakan oleh semua stakeholder dalam organisasi.
Terus apa beda strategi dengan taktik?
Husein Umar dalam bukunya Riset Strategi Perusahaan (1999) memberikan rangkuman dari beberapa sumber yang dia kutip, yaitu sebagai berikut:
Strategi ini mesti diformulasikan, diterapkan dan dievaluasi. Dari sinilah kemudian muncul sebuah ilmu manajemen strategi. Ketika sebuah institusi bisnis ada di fase start up atau permulaan, semua aspek bisnis diformulasikan dan dijalankan oleh sedikit fungsi atau bahkan seorang saja, sehingga menjadi lebih mudah dipastikan kesesuaiannya dengan keinginan pemilik dalam mengembangkan bisnisnya, namun disisi lain bisa terjadi bahwa isi strateginya tidak adaptif dengan lingkungan dalam masa yang panjang. Umar (1999) membagi organisasi bisnis dalam 2 (dua) kategori yaitu bisnis yang mempunyai 1 (satu) bidang usaha dan bisnis yang mempunyai 2 (dua) atau lebih bidang usaha. Dia menjelaskan bahwa strategi antar keduanya akan sangat berbeda. Company strategy dan corporate strategy akan berbeda dalam segala aspek.
Dalam ilmu manajemen strategi, dikenal banyak sekali model manajemen strategi. Beberapa ahli seperti Lawrence R. Jauch, William F. Glueck, Fred R. David, J. David Hunger, Thomas L. Wheelen, John A. Pearce II & Richard B. Robinson serta pakar manajemen yang lain mengenalkan model manajemen stratejik. Umar (1999) menggambarkan model manajemen stratejik yang sederhana yaitu:
Dalam diagram di atas terlihat langkah awal dalam manajemen stratejik adalah merumuskan visi, misi dan falsafah perusahaan. Berdasar visi dan misi perusahaan, analisa lingkungan eksternal dan internal perusahaan dilakukan. Perusahaan mempunyai lingkungan yaitu semua hal yang memberikan pengaruh pada eksistensi bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang bisa dipengaruhi atau dalam kendali perusahaan maupun tidak. Para pakar manajemen banyak merumuskan pilihan strategi bisnis dengan berbagai macam bentuk pengelompokan. Pilihan strategi bisnis ini tentu saja merupakan pengejawantahan dari analisa eksternal dan internal perusahaan yang sudah dilakukan dengan cermat dan comprehensif. Langkah selanjutnya dalam diagram di atas adalah menentukan sasaran jangka panjang yang seterusnya diterjemahkan dalam sasaran jangka yang lebih pendek durasi waktunya. Bagian akhir dari diagram di atas adalah tahapan eksekusi dari apa yang sudah dirumuskan.
Diagram diatas merupakan sebuah alur yang dinamis karena pada setiap tahapan mempunyai anak panah yang menuju ke tahapan sebelumnya. Ini memberikan pengertian bahwa dalam setiap tahapan perlu terus melakukan review dan bahkan modifikasi dari tahapan sebelumnya agar perusahaan berjalan dengan semestinya dan lebih baik. Manajemen perusahaan terus memikirkan dan mendiskusikan strategy perusahaan agar arah kapal terus sesuai dengan perubahan lingkungan perusahaan dan dengan cepat melakukan adaptasi demi keberlangsungan perusahaan.
Wabah virus Corona merupakan salah satu perubahan lingkungan saat ini. Virus corona ini tidak saja merupakan isu kesehatan akan tetapi telah menghantam sektor lain baik sosial, pendidikan, politik, ekonomi dan lain-lain. Perusahaan perlu melakukan analisa yang komprehensif untuk menentukan arah dan strategi perusahaan baik strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Kebijakan “Stay at home” membuat hantaman luar biasa kepada uatmanya UMKM. Pasar terlihat senyap tanpa customer karena orang tidak lagi keluar rumah. Customer visit and offer mungkin layak untuk dikembangkan UMKM pada saat ini. Mendatangi customer bisa secara fisik atau dalam bentuk lain. Virus corona ini mengharuskan manajemen perusahan baik skala besar maupun UMKM untuk berpikir kreatif dan inovatif agar perusahaan tetap eksis.
Anda punya ide?
Ditulis oleh Fauzi Arif RH (FA-2020-05)
No comments:
Post a Comment