Bos Lippo Buka-bukaan Soal Kegagalan MatahariMall.com
Pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady membeberkan penyebab kegagalan platform e-Commerce MatahariMall.com miliknya yang tutup akhir 2018 lalu.
Ia bercerita, MatahariMall.com gagal karena memulai membangun sesuatu dari besar, bukan dari kecil ke besar sesuai dengan hukum alam.
Menurut dia, pembangunan usaha harus dimulai dari kecil, bukan dari suatu yang tidak ada kemudian tiba-tiba menjadi besar.
"Kegagalan MatahariMall.com karena melanggar hukum alam. Usaha itu selalu harus mulai dari kecil, pelan-pelan menjadi besar, tidak bisa langsung. Rencana kerja harus besar, think big starting from small," kata Mochtar dalam acara Indonesia Digital Conference di Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Mochtar mengatakan MatahariMall.com juga gagal karena terlalu fokus mengurus sisi teknologi. Padahal yang penting adalah barang yang dijual di platform tersebut.
"Seolah-olah kalau melakukan suatu e-commerce ini, dititikberatkan pada teknologinya. Langsung pekerjakan 300 orang teknisi," kata Mochtar.
Kemudian Mochtar juga mengatakan MatahariMall.com harus bisa menentukan apakah membuka sekedar toko di internet atau membangun pasar di internet.
"Jadi hati-hati, jangan seolah-olah e-Commerce ini bercerita tentang teknologi. Ini hanya sebagai salah satu instrumen saja. Justru barang yang diperjualbelikan itu yang paling utama," kata Mochtar.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191128155953-206-452334/bos-lippo-buka-bukaan-soal-kegagalan-mataharimallcom
Belajar dan Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Meningkatkan Keunggulan Bersaing Industri Indonesia
Thursday, November 28, 2019
Monday, November 25, 2019
Making Blockchain Mainstream
OpinionDay #30
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)
Seminar dan Open House MMT ITS “Making Blockchain Mainstream: Blockchain is Happening, How Can We Adapt to It”
Pada hari Senin tanggal 25 Nopember 2019 mulai jam 18.50, diselenggarakan Seminar dan Open House MMT ITS “Making Blockchain Mainstream: Blockchain is Happening, How Can We Adapt to It”.
Seminar dimulai dengan pemaparan teknis dan definisi mengenai blockchain yang dibawakan oleh Dosen Sistem Informasi ITS, Faizal Johan Atletiko, S.Kom, MT selama 40 menit. Pemaparan dimulai dengan definisi, teknologi yang mendasari blockchain, serta berbagai jenis blockchain serta cryptocurrency.
Setelah 40 menit pemaparan dilanjutkan dengan presentasi yang dibawakan oleh Ng Stephanus Andreas sebagai Community Manager Tokoin dengan tema mengenai produk serta peranan Tokoin dalam mendukung Usaha Kecil Menengah untuk berkembang.
Setelah selesai pemaparan terdapat sesi tanya jawab yang diberikan kepada 6 penanya. Acara ditutup dengan photo Bersama.
Sunday, November 24, 2019
Peran Blockchain dalam Mengubah Supply Chain Dan Industri Logistik (4)
OpinionDay #25
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)
Bagian
Ke-4 (Tamat)
Dewasa
ini, mengelola supply chains luar biasa rumit karena beberapa pemangku
kepentingan harus tetap mempertahankan penelusuran berbasis kertas. Dan tergantung
pada jenis produknya, supply chains dapat mencakup ratusan tahapan, berbagai
lokasi geografis, bermacam-macam pemangku kepentingan serta pembayaran dan
tagihan-tagihan yang sangat besar nilainya. Dan disebabkan kurangnya
transparansi di dalam supply chains, teknologi blockchain menghadirkan peluang
dalam mengubah supply chains serta industri logistik.
Tantangan
dalam Supply Chain & Industri Logistik
Ratusan
tahun yang lalu supply chain tidaklah rumit karena perdagangan pada umumnya
terjadi dalam skala kecil dan sederhana. Saat ini, bisnis telah meluas secara
global dan membuat manajemen supply chain menjadi sangat kompleks. Dan tidaklah
mungkin bagi konsumen untuk mengetahui nilai sebenarnya dari suatu produk
karena kurangnya transparansi.
Sebagai
gambaran pernahkah membayangkan dari mana makanan yang kita makan berasal?
Supply chain di dalam industry makanan didefinisikan dengan dengan
menghubungkan:
·
Asal
tanaman
·
Pengolahan
makanan
·
Distribusi
makanan olahan ke pengecer
·
Penjualan
makanan ke konsumen
Supply
chain makanan meliputi jutaan manusia di seluruh dunia serta tanaman pangan dan
bahan baku, sehingga menjadi tantangan bagi produsen makanan serta para
konsumen untuk mengetahui di mana komponen-komponen dari makanan itu berada.
Masalah ini tetap ada dalam supply chain karena alasan-alasan berikut.
Kurangnya
Ketertelusuran
Ketertelusuran
mewakili gambaran yang tepat di mana produk berada di dalam supply chain yang
beredar pada waktu tertentu. Saat ini, tiap pelaku di dalam jaringan supply
chain megelola system dan database mereka sendiri, membuatnya sulit untuk
melakukan pemantauan prediktif serta menganalisis di manakah posisi produk pada
waktu tertentu.
Dokumentasi
dan Kepatuhan pada Peraturan
Kontrak
supply chain bisa sangat kompleks karena terlibatnya penelusuran berbasis
kertas untuk digunakan merubah status kepemilikan, letter of credit, bill of
lading, proforma serta syarat pembayaran yang berliku. Merawat catatan di atas
kertas adalah tidak praktis karena membuat proses mencari catatan lama menjadi
sangat rumit.
Pemalsuan
Disebabkan
kurangnya transparasi, berbagai kasus pemalsuan dalam proses supply chain
dilaporkan setiap tahunnya. Berdasarkan laporan-laporan organisasi
international, secara global import barang bajakan dan palsu membebani sekitar
setengah trilyun dollar per tahunnya. Produk-produk palsu tidak hanya
mempengaruhi ekonomi, tetapi juga mempengaruhi kehidupan. Disebabkan kurangnya
informasi yang tersedia tentang asal mula dari suatu produk, hamper dipastikan
sulit bagi produk tersebut dapat memenugi standar kualitas yang dipersyaratkan.
Biaya
Tinggi
Saat
ini, manajemen supply chain melibatkan begitu banyak perantara seperti para
pengacara dan para regulator yang menambah biaya ekstra yang tinggi ke dalam
ekosistem. Proses supply chain membutuhkan middlemen untuk membawa kepercayaan
ke dalam sistem.
Bagaimana
Blockchain mempengaruhi Supply Chain?
Berikut
ini adalah bagaimana blockchain dapat memberikan dampak terhadap supply chain
proses.
·
Mencatat
jumlah dan transfer produk saat berpindahtangan antar supply chain.
·
Melacak
perubahan pesanan, membeli pesanan, pemberitahuan pengiriman, dokumen
perdagangan dan penerimaan dari buku besar blockchain.
·
Menautkan
produk fisik ke barcode, RFID atau nomor serial dan menyimpannya di blockchain
·
Berbagi
informasi tentang pemrosesan atau proses pembuatan, pengiriman, perakitan, dan
pemeliharaan produk dengan vendor dan pemasok secara transparan di blockchain.
·
Dengan
menerapkan blockchain di dalam supply chain, kita dapat mengetahui dengan siapa
kita berurusan, darimana produk berasal, siapa yang memroses atau membuatnya,
dan apakah pembayarannya wajar atau tidak.
Adapun
manfaat yang didapatkan dalam implementasi blockchain di dalam supply chain
adalah sebagai berikut.
Pelacakan
asal muasal barang
Banyak
perusahaan multinasional dan organisasi besar tidak memiliki latar belakang
produk di dalam supply chain mereka karena tidak dapat dilacak. Hal ini dapat
mengakibatkan biaya tinggi dan masalah dalam hubungan dengan para pelanggan,
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap reputasi periusahaan. Menggunakan
solusi blockchain untuk supply chain, berbagi data, pelacakan asal muasal
barang serta pencatatan menjadi lebih efekti dan sederhana. Karena transaksi
yang disimpan di buku besar blockchain tidak dapat dihapus atau diubah, baik
konsumen maupun pemangku kepentingan (stakeholder) dapat melacak sejarah produk
dari asalnya hingga tujuan terakhir.
Pengurangan
Biaya
Karena
blockchain memungkinkan pelacakan secara real-time suatu produk dalam supply
chain tanpa keterlibatan para perantara, biaya pemindahan barang dapat
dikurangi.
Menghilangkan
perantara dari proses mencegah biaya tambahan, pemalsuan atau penipuan dan
mengurangi kemungkinan duplikasi produk. Alih-alih bergantung pada perantara
keuangan seperti bank, pembayaran dapat diproses langsung antara pihak-pihak
dalam supply chain dengan pembayaran menggunakan cryptocurrency.
Transparansi
yang meningkat
Buku
besar Blockchain yang tetap atau tidak berubah mencegah perusakan terhadap
informasi dan memungkinkan pemasok serta pengecer untuk bisa melihat titik asal
setiap pesanan. Visibilitas yang ditingkatkan juga menyiratkan bahwa produsen
dapat memverifikasi persediaan untuk memerangi perdagangan palsu.
Membangun
Kepercayaan
Pihak-pihak
yang terlibat di dalam supply chain perlu saling mempercayai untuk menjaga
kredibilitas dan keaslian suatu produk. Solusi supply chain berbasis blockchain
membawa kepercayaan pada sistem dengan catatan berstempel waktu (time-stamped)
yang disimpan setiap saat, yang memungkinkan bagi setiap pemangku kepentingan
untuk mengakses catatan sebelumnya atau catatan saat ini.
Kasus
Nyata penerapan Blockchain di Supply Chain
Blockchain
untuk Merampingkan Supply Chain Minyak
Perusahaan: ADNOC & IBM
Status
Proyek:
Program pilot sudah selesai; Blockchain masih di tahap awal
Sumber: ADNOC, IBM
Perusahaan
minyak milik negara Uni Emirat Arab, Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi
(ADNOC) bekerja sama dengan IBM berhasil meluncurkan program percontohan sistem
supply chain blockchain. Idenya adalah untuk melacak minyak dari sumur ke
pelanggan, sementara secara bersamaan mengotomatisasi transaksi di sepanjang
jalan.
Sementara
masih dalam tahap awal, ADNOC berharap untuk akhirnya memperluas rantai untuk
menyertakan pelanggan dan investor, membuat bisnisnya lebih transparan dalam
proses. ADNOC memproduksi sekitar 3 juta barel minyak per hari, dan dengan
sepenuhnya menerapkan teknologi blockchain, mereka akan dapat melacak semua
minyak yang diproduksi, mengurangi waktu dan biaya yang terkait dengan
pengiriman.
Blockchain
untuk Pelacakan Intan
Perusahaan: De Beers
Status
proyek:
Setelah menyelesaikan pilot yang sukses, De Beers saat ini bekerja dengan
produsen berlian, pengecer, dan bank lainnya untuk mengembangkan pengaturan
tata kelola terbaik untuk platform tersebut.
Sumber: Siaran pers Tracr, De Beers
Intan
darah (Blood Diamonds), atau intan konflik, adalah intan yang telah
ditambang dalam keadaan yang penuh dengan kekerasan atau dalam kondisi yang
tidak sesuai. Mereka banyak diproduksi di Afrika, dan penjualan mereka sering
digunakan untuk mendanai berbagai konflik di wilayah tersebut. Produsen berlian
terbesar di dunia, De Beers, telah mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri
penjualan berlian darah dengan mengumumkan program supply chain blockchain
pertama yang sukses.
Melalui
programnya, Tracr, De Beers mampu melacak 100 berlian dari tambang ke pemotong
dan pemoles, kemudian akhirnya ke perhiasan. Foto kemajuan berlian dapat
diunggah ke blockchain, serta informasi mengenai warna, kualitas, dan
lokasinya. Tracr tidak hanya memberi pelanggan ketenangan pikiran, tetapi jika
diterapkan pada semua berlian, bisa menghentikan produksi berlian darah
sekaligus.
Blockchain
untuk Keamanan Pangan
Perusahaan: Walmart, JD.com, IBM,
Universitas Tsinghua
Status
proyek:
Program percontohan selesai pada 2017, dan Walmart mengumumkan bahwa mereka
akan meminta pemasok selada dan sayuran hijau lainnya untuk mengunggah data
mereka ke blockchain pada September 2019.
Sumber: Presentasi video Walmart,
siaran pers IBM, Universitas Tsinghua, JD.com, Forbes
Sepertinya
ada wabah E.coli baru setiap tahun. Karena butuh waktu untuk menemukan asal
mula wabah, banyak pengecer sering terpaksa membuang seluruh persediaan produk
mereka. Keempat entitas ini berharap dapat meningkatkan transparansi pangan dan
efisiensi pengiriman dengan teknologi blockchain. Upaya tersebut dibagi menjadi
dua bagian: Walmart dan JD.com menangani produksi dan pengiriman produk,
sementara IBM dan Universitas Tsinghua menangani penelitian dan mempertahankan
blockchain. Unilever, Kroger, Nestle, dan Tyson Foods semuanya berencana untuk
berkolaborasi seiring kemajuan proyek, dengan lebih banyak perusahaan makanan
untuk bergabung di sepanjang jalan.
Blockchain
Logistik Tingkat Lanjut
Perusahaan: Kuehne & Nagel dan
VeChain
Status
proyek:
Sedang Berlangsung. Selain itu, VeChain menggunakan blockchain dalam berbagai
cara di berbagai industri.
Sumber: artikel K&G, VeChain,
Trustnodes
Kuehne
& Nagel (K&G) adalah perusahaan pengiriman laut global terbesar di
dunia, yang mempekerjakan 76.000 orang dan memiliki pendapatan lebih dari $ 20
miliar. Bermitra dengan VeChain, K&G memungkinkan pelanggan untuk melacak
paket mereka secara real time.
Dan
masih banyak lagi penerapan supply chain blockchain baik yang masih early
stage maupun under development.
Teknologi
blockchain memiliki potensi untuk merekonstruksi supply chain dan mengubah cara
kita dalam memproduksi, mempromosikan, membeli dan mengkonsumsi barang.
Transparansi, keamanan, dan keterlacakan yang ditawarkan oleh blockchain dapat
membuat ekonomi kita menjadi lebih aman dan dapat diandalkan serta meningkatkan
kepercayaan serta kejujuran.
Referensi
5. Distributed
Ledgers (2017)
6. Risks and
Opportunities for Systems using Blockchain and Smart Contracts (2017)
8. Blockchain:
Transforming Your Business and Our World (2019)
10. The Byzantine Generals’
Problem – Leslie Lamport, Robert Shostak, Marshall Pease SRI International
(1978)
Saturday, November 23, 2019
Alur Ide Bisnis
OpinionDay #29
Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144)
Alur ide bisnis yang Simple tapi mudah dimengerti.
Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144)
Alur ide bisnis yang Simple tapi mudah dimengerti.
Monday, November 18, 2019
Tuning Up Company
OpinionDay #28
Oleh : Wijanarko Kertowijoyo (SSG-009)
Di era ekonomi yang digital dan semakin banyaknya kompetitor, maka perusahaan harus memulai melakukan Tune Up perusahaan agar perusahaan tidak menjadi tertinggal, menjadi tidak berkembang, stagnan ataupun cenderung untuk menurun dan lambat laun akan tutup.
Dengan Tuning Up Engine Perusahaan, maka perusahaan dapat mengejar ketertinggalan, bahkan bisa menjadi pioneer, lebih irit dan lebih gesit.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk Tune Up:
Cost Control
Controlling cost ini sangat basic untuk tuning up company agar tidak terbebani oleh biaya-biaya yang tidak perlu atau dapat dengan harga lebih murah dengan kualitas yang sama dan tidak mengurangi kualitas layanan kita dan maka dapat menbuat customer lebih happy.
Pricing Strategy
Kita harus mengevaluasi strategi pricing dalam berjualan. Pastikan kita mempunyai Business Intelligence dalam berusaha, salah satunya mengetahui Harga jual dari kompetitor.
Di era kompetisi yang ketat, banyak perusahaan mengedepankan strategi jual Basic Low Price dan Additional Service dengan additional Cost / Price apabila customer memerlukan service-service tersebut. Jadi customer tidak dibebani full biaya, tetapi customer dapat menghemat dengan memilih service yang diperlukan saja. Intinya di era kompetisi ini, kita menerapkan Profit Margin Tipis tetapi Volume Penjualan Tinggi dengan Service/ Kualitas Top of the Line sehingga dapat mendongkrak penjualan dan customer tetap puas dengan service / product yang kita ada. Jangan mengurangi Kualitas.
Kita evaluasi harga Jual :
Harga Jual Kemahalan:
Kita harus buat harga lebih murah alias Kompetitif.
Review semua Harga Jual yang kemahalan, buat Harga yang Sangat Kompetitif dengan Kualitas yang terbaik.
High Profit Margin is not everything. Buat apa profit besar tapi volume penjualan kecil.
Lebih baik baik Profit Kecil tapi volume penjualan tinggi.
Harga Jual Kemurahan:
Reviewlah harga jual yang bermargin dibawah 5%. Apabila disitu kita bisa ambil untung lebih, ambillah untung lebih. Let’s say 10% atau bahkan 15% atau bahkan 20% kalau memang di satu produk atau layanan kita tidak ada yang menyaingi atau tidak ada yang punya. Tapi jangan buat harga terlalu mahal. Tipikal Indonesia adalah First Thing First: Harga Murah, Kualitas Terbaik.
Untung 10% sudah lebih dari cukup apabila Market Share yang kita peroleh lebih besar, mungkin kenaikan 10% market share. Dasyat!!
Produk / Layanan yang tidak Untung:
Cut it Off. Hentikan layanan / produk itu sampai kita bisa memperbaiki. Kita harus evaluasi kenapa sampai tidak Untung atau tidak laku.
Apabila karena kurangnya volume sehingga membuat biaya menjadi besar atau tidak mencukupi dengan untungnya, kita harus berpikir ulang.
Kalau di Industri Jasa, kita bisa outsourcekan pekerjaan itu sehingga kita bisa mengambil untung sedikit saja asalkan tetap jalan.
Kalau tidak ada, sementara kita berhenti melayani.
Kalau di industri lain, karena produknya kurang laku, sehingga volume penjualan tidak equal dengan biaya produksi, promosi, logistics dan lain2, maka kita sudah harus memberhentikan.
Dengan memberhentikan, kita dapat lebih fokus dan memberikan extra attention terhadap produk atau layanan yang laku keras. Kita alokasikan biaya ke produk yang mass volume atau layanan laku keras agar bisa merajai.
Human Resources
Di dunia usaha yang keras ini, perusahaan harus bermotto seperti bangsa Skotlandia : Small but Robust.
Skotlandia saat dijajah, mereka melawan Bangsa Inggris walaupun secara jumlah tentara mereka kecil, tetapi sangat Kuat dan dapat mengalahkan pasukan yang berjumlah ribuan.
Seperti juga Bangsa Spartan melawan Bangsa Persia. Bangsa Spartan hanya berjumlah Ratusan, melawan tentara berjumlah Ribuan bahkan puluhan ribu.
Tetapi karena gemblengan yang keras, disiplin, berlatih pedang dan bertempur sejak kecil, bahkan sejak kecil dilatih untuk melawan sakit dan tidak takut melawan apapun, bahkan sejak kecil sudah harus membunuh harimau agar bisa disebut Warrior, maka 1 orang Spartan bisa melawan puluhan tentara bahkan ratusan. Mereka dilatih sampai melewati batas manusia, endurance, fatique, fear, combat skill, maka hasil akan sangat terasa.
Begitu juga di perusahaan, 1 staff dilatih untuk dapat melakukan semua pekerjaan, walaupun di dalam training mereka ditraining per posisi, dan dirotasi sehingga mereka bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus nantinya.
Nantinya staff ini akan menjadi Leader yang mengetahui semua detail pekerjaan dan bahkan akan menjadi mentor bagi anak buahnya. Staff ini robust, bisa mengerjakan beberapa pekerjaan kalau di perusahaan lain dibagi2 menjadi beberapa staff, di perusahaan kita, mereka menjadi 1 staff saja.
Memberikan Training yang berkelanjutan agar menjadi Warrior atau menjadi Spartan, bangsa yang sangat ditakuti karena keahlian tempur atau combat skills dan endurance mereka dalam bertempur. Mengasah dan menambah skills mereka. Seperti cara bekerja yang lebih efektif dan efisien. Dibiasakan mereka bekerja secara sistematis, smart, easy way, dan tidak melakukan pekerjaan yang bersifat tidak efektif. Seperti melakukan pekerjaan yang seharusnya bisa sekali saja, tapi dilakukan beberapa steps. Istilah membuang 7 wastes atau pemborosan.
Memberikan motivasi, reward dan punishment, menerapkan disiplin yang tinggi dan merangkul mereka sebagai sahabat dalam suka ataupun duka sehingga mereka siap bertempur hidup mati saat perusahaan di keadaan di bawah, sehingga dapat mengembalikan performance perusahaan secara cepat.
Tools
Berikanlah tools yang tepat untuk team bekerja untuk mempercepat kerja mereka lebih efisien. Kalau perlu, tools diupgrade sehingga dapat meringankan beban kerja tetapi juga dilihat beban yang keluar versus produktifitas yang diraih. Buatlah system agar mengurangi pekerjaan yang dobel kerja, meringankan dan mempercepat mereka bekerja dan automation sehingga mengurangi beban kerja untuk pekerjaan administrasi dan operasional.
Kalau di dunia logistics : Digital POD / Electronic Proof of Delivery, Real Time Tracking, Online Delivery Status (Web or Android based), TMS, WMS berbasis Android, Route Mapping, Automation untuk Penataan didalam truck, termasuk Integrasi Accounting Software dengan HRIS, TMS, WMS, Fleet Management. Jadi mengurangi penggunaan Excel. Sehingga Flow of Information dapat lebih ter-digitized dan lebih real time dan cepat ter-delivered.
Dan beberapa lagi. Seperti Sales & Promotion Strategy dengan memakai Metode Tradisional ataupun Digital Marketing memakai Sosial Media, juga Branding, Products Differentiation & Product Development Strategy, etc
Tangkaplah Peluang selagi ada. Jangan ragu2 dan terlalu lama untuk make decision / bertindak. Amati, Tiru dan Modify & Develop.
Berubahlah Sebelum Terlambat, tetapi lebih baik terlambat Berubah daripada Tidak Sama Sekali.
Change before it’s too late, but it’s better late to change than nothing.
Salam VUCA
The Apprentice
Wijanarko
https://wkertowi.wordpress.com/2019/11/01/tuning-up-company/
Oleh : Wijanarko Kertowijoyo (SSG-009)
Di era ekonomi yang digital dan semakin banyaknya kompetitor, maka perusahaan harus memulai melakukan Tune Up perusahaan agar perusahaan tidak menjadi tertinggal, menjadi tidak berkembang, stagnan ataupun cenderung untuk menurun dan lambat laun akan tutup.
Dengan Tuning Up Engine Perusahaan, maka perusahaan dapat mengejar ketertinggalan, bahkan bisa menjadi pioneer, lebih irit dan lebih gesit.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk Tune Up:
Cost Control
Controlling cost ini sangat basic untuk tuning up company agar tidak terbebani oleh biaya-biaya yang tidak perlu atau dapat dengan harga lebih murah dengan kualitas yang sama dan tidak mengurangi kualitas layanan kita dan maka dapat menbuat customer lebih happy.
Pricing Strategy
Kita harus mengevaluasi strategi pricing dalam berjualan. Pastikan kita mempunyai Business Intelligence dalam berusaha, salah satunya mengetahui Harga jual dari kompetitor.
Di era kompetisi yang ketat, banyak perusahaan mengedepankan strategi jual Basic Low Price dan Additional Service dengan additional Cost / Price apabila customer memerlukan service-service tersebut. Jadi customer tidak dibebani full biaya, tetapi customer dapat menghemat dengan memilih service yang diperlukan saja. Intinya di era kompetisi ini, kita menerapkan Profit Margin Tipis tetapi Volume Penjualan Tinggi dengan Service/ Kualitas Top of the Line sehingga dapat mendongkrak penjualan dan customer tetap puas dengan service / product yang kita ada. Jangan mengurangi Kualitas.
Kita evaluasi harga Jual :
- Harga Jual Kemahalan
- Harga Jual Kemurahan
- Produk yang sama sekali tidak laku walau harga sudah kompetitif / Tidak Untung
Harga Jual Kemahalan:
Kita harus buat harga lebih murah alias Kompetitif.
Review semua Harga Jual yang kemahalan, buat Harga yang Sangat Kompetitif dengan Kualitas yang terbaik.
High Profit Margin is not everything. Buat apa profit besar tapi volume penjualan kecil.
Lebih baik baik Profit Kecil tapi volume penjualan tinggi.
Harga Jual Kemurahan:
Reviewlah harga jual yang bermargin dibawah 5%. Apabila disitu kita bisa ambil untung lebih, ambillah untung lebih. Let’s say 10% atau bahkan 15% atau bahkan 20% kalau memang di satu produk atau layanan kita tidak ada yang menyaingi atau tidak ada yang punya. Tapi jangan buat harga terlalu mahal. Tipikal Indonesia adalah First Thing First: Harga Murah, Kualitas Terbaik.
Untung 10% sudah lebih dari cukup apabila Market Share yang kita peroleh lebih besar, mungkin kenaikan 10% market share. Dasyat!!
Produk / Layanan yang tidak Untung:
Cut it Off. Hentikan layanan / produk itu sampai kita bisa memperbaiki. Kita harus evaluasi kenapa sampai tidak Untung atau tidak laku.
Apabila karena kurangnya volume sehingga membuat biaya menjadi besar atau tidak mencukupi dengan untungnya, kita harus berpikir ulang.
Kalau di Industri Jasa, kita bisa outsourcekan pekerjaan itu sehingga kita bisa mengambil untung sedikit saja asalkan tetap jalan.
Kalau tidak ada, sementara kita berhenti melayani.
Kalau di industri lain, karena produknya kurang laku, sehingga volume penjualan tidak equal dengan biaya produksi, promosi, logistics dan lain2, maka kita sudah harus memberhentikan.
Dengan memberhentikan, kita dapat lebih fokus dan memberikan extra attention terhadap produk atau layanan yang laku keras. Kita alokasikan biaya ke produk yang mass volume atau layanan laku keras agar bisa merajai.
Human Resources
Di dunia usaha yang keras ini, perusahaan harus bermotto seperti bangsa Skotlandia : Small but Robust.
Skotlandia saat dijajah, mereka melawan Bangsa Inggris walaupun secara jumlah tentara mereka kecil, tetapi sangat Kuat dan dapat mengalahkan pasukan yang berjumlah ribuan.
Seperti juga Bangsa Spartan melawan Bangsa Persia. Bangsa Spartan hanya berjumlah Ratusan, melawan tentara berjumlah Ribuan bahkan puluhan ribu.
Tetapi karena gemblengan yang keras, disiplin, berlatih pedang dan bertempur sejak kecil, bahkan sejak kecil dilatih untuk melawan sakit dan tidak takut melawan apapun, bahkan sejak kecil sudah harus membunuh harimau agar bisa disebut Warrior, maka 1 orang Spartan bisa melawan puluhan tentara bahkan ratusan. Mereka dilatih sampai melewati batas manusia, endurance, fatique, fear, combat skill, maka hasil akan sangat terasa.
Begitu juga di perusahaan, 1 staff dilatih untuk dapat melakukan semua pekerjaan, walaupun di dalam training mereka ditraining per posisi, dan dirotasi sehingga mereka bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus nantinya.
Nantinya staff ini akan menjadi Leader yang mengetahui semua detail pekerjaan dan bahkan akan menjadi mentor bagi anak buahnya. Staff ini robust, bisa mengerjakan beberapa pekerjaan kalau di perusahaan lain dibagi2 menjadi beberapa staff, di perusahaan kita, mereka menjadi 1 staff saja.
Memberikan Training yang berkelanjutan agar menjadi Warrior atau menjadi Spartan, bangsa yang sangat ditakuti karena keahlian tempur atau combat skills dan endurance mereka dalam bertempur. Mengasah dan menambah skills mereka. Seperti cara bekerja yang lebih efektif dan efisien. Dibiasakan mereka bekerja secara sistematis, smart, easy way, dan tidak melakukan pekerjaan yang bersifat tidak efektif. Seperti melakukan pekerjaan yang seharusnya bisa sekali saja, tapi dilakukan beberapa steps. Istilah membuang 7 wastes atau pemborosan.
Memberikan motivasi, reward dan punishment, menerapkan disiplin yang tinggi dan merangkul mereka sebagai sahabat dalam suka ataupun duka sehingga mereka siap bertempur hidup mati saat perusahaan di keadaan di bawah, sehingga dapat mengembalikan performance perusahaan secara cepat.
Tools
Berikanlah tools yang tepat untuk team bekerja untuk mempercepat kerja mereka lebih efisien. Kalau perlu, tools diupgrade sehingga dapat meringankan beban kerja tetapi juga dilihat beban yang keluar versus produktifitas yang diraih. Buatlah system agar mengurangi pekerjaan yang dobel kerja, meringankan dan mempercepat mereka bekerja dan automation sehingga mengurangi beban kerja untuk pekerjaan administrasi dan operasional.
Kalau di dunia logistics : Digital POD / Electronic Proof of Delivery, Real Time Tracking, Online Delivery Status (Web or Android based), TMS, WMS berbasis Android, Route Mapping, Automation untuk Penataan didalam truck, termasuk Integrasi Accounting Software dengan HRIS, TMS, WMS, Fleet Management. Jadi mengurangi penggunaan Excel. Sehingga Flow of Information dapat lebih ter-digitized dan lebih real time dan cepat ter-delivered.
Dan beberapa lagi. Seperti Sales & Promotion Strategy dengan memakai Metode Tradisional ataupun Digital Marketing memakai Sosial Media, juga Branding, Products Differentiation & Product Development Strategy, etc
Tangkaplah Peluang selagi ada. Jangan ragu2 dan terlalu lama untuk make decision / bertindak. Amati, Tiru dan Modify & Develop.
Berubahlah Sebelum Terlambat, tetapi lebih baik terlambat Berubah daripada Tidak Sama Sekali.
Change before it’s too late, but it’s better late to change than nothing.
Salam VUCA
The Apprentice
Wijanarko
https://wkertowi.wordpress.com/2019/11/01/tuning-up-company/
Sunday, November 17, 2019
Peran Blockchain dalam Mengubah Supply Chain Dan Industri Logistik (3)
OpinionDay #24
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)
Bagian
Ke-3
Pada
tulisan sebelumnya, telah dijabarkan salah satu komponen utama dalam Blockchain
yaitu Kriptografi. Komponen lain yang penting dan perlu diketahui adalah
mekanisme konsensus, transaksi, dan smart contract (kontrak pintar).
Konsensus
Pengambilan
keputusan secara konsensus telah digunakan oleh manusia selama bertahun-tahun.
Meskipun awalnya digunakan dalam politik dan kemasyarakatan, konsensus telah
menjadi bagian penting dari ilmu computer (computer science). Algoritma
konsensus akan memastikan bahwa mesin-mesin yang berhubungan dapat saling berkolaborasi
secara independen tanpa perlu harus saling percaya dan dapat terus bekerja
bahkan bila anggota-anggota di dalam jaringan gagal terhubung.
Ada banyak
algoritma konsensus yang mengambil pendekatan berbeda untuk mengotentikasi dan
memvalidasi nilai dan transaksi pada blockchain. Mekanisme konsensus adalah
kunci untuk segala jenis blockchain, karena tidak ada lagi kebutuhan untuk
mempercayai pihak lain dan, sebagai hasilnya keputusan dapat dibuat,
diimplementasikan, dan dievaluasi tanpa perlu lagi otorisasi dari pusat.
Hasilnya transaksi bebas perantara, baik itu manusia ke manusia, manusia ke
mesin, atau mesin ke mesin.
Algoritma
konsensus menggunakan kriptografi untuk memvalidasi transaksi dan saat ini, dua
algoritma konsensus yang paling umum dikenal adalah Proof of Work (PoW)
dan Practical Byzantine Fault Tolerance (PBFT), meskipun algoritma-algoritma
konsensus baru secara konstan selalu bermunculan. PoW umumnya digunakan dalam permissionless
blockchains, dan PBFT digunakan dalam permissioned blockchain.
Selain kedua algoritma konsensus di atas terdapat mekanisme konsensus lain yang
sedang gencar dikembangkan, yaitu Proof of Stake (PoS). Mekanisme ini
sangat eksperimental dan hanya digunakan oleh beberapa altcoin saja, dan teknologinya
belumlah matang. Ethereum and EOS adalah beberapa altcoin yang sedang dalam
proses untuk beralih ke PoS.
Algoritma
konsensus memecahkan masalah lama yang disebut dengan double spending
(pengeluaran ganda) terkait dengan mata uang digital. Double spending mengacu
pada pihak-pihak yang ingin mengakali sistem dengan menghabiskan token digital
yang sama lebih dari satu kali. Dengan uang fiat, masalah ini diselesaikan
melalui penggunaan otoritas pusat (Bank Sentral).
Dalam sistem berbasis
desentralisasi tanpa otorisasi terpusat, masalah ini dapat diselesaikan melalui
konsensus. Untuk memahami masalah ini, beberapa peneliti mengusulkan sebuah ide
mengenai Masalah Para Jenderal Byzantium, sebuah eksperimen pemikiran
tentang sekelompok jenderal yang memimpin pasukan Bizantium di bagian yang berbeda-beda
dan mereka harus menyepakati rencana untuk menyerang dan menaklukkan kota
musuh.
Para jenderal hanya dapat berkomunikasi melalui utusan, tetapi
masalahnya adalah bahwa setidaknya satu jenderal adalah pengkhianat.
Pertanyaannya adalah ada berapa banyak pengkhianat dalam pasukan dan apakah
kesatuan yang disisipi oleh pengkhianat ini masih berfungsi dengan efektif sebagai
sebuah pasukan? Setiap algoritma konsensus adalah solusi Masalah Jenderal Bizantium
dan algoritma pertama yang muncul dengan solusinya adalah algoritma PBFT.
Sejak
saat itu banyak algoritma PBFT telah dikembangkan, jauh sebelum Bitcoin
diperkenalkan. Algoritma PBFT dapat diterapkan dalam jaringan yang
didesentralisasi dan di jenis permissioned blockchain, yang berarti
bahwa aspek sentral dari algoritma PBFT, yaitu keanggotaan sangat diperlukan dan
harus diotorisasi oleh pusat. Algoritma PoW memecahkan masalah ini karena
beroperasi dalam jaringan yang didesentralisasi, tanpa otorisasi dari pusat, dengan
asumsi bahwa sebagian besar pemain adalah para pemain yang 'jujur' dan
mengurangi risiko para pemain yang tidak.
Proof
of Work (PoW)
Inovasi
teknis dari PoW adalah tidak diperlukannya keanggotaan yang secara otomotis
menghilangkan adanya otorisasi yang tersentralisasi. Oleh karena itu, Algoritma
PoW dapat digunakan di blockchains publik atau permissionless, di mana para aktor
tidak harus tahu atau percaya satu sama lain. Algoritma konsensus ini
membutuhkan para pelaku yang berpartisipasi untuk memecahkan masalah komputasi
yang sulit untuk memvalidasi blok. Validasi dilakukan dengan menggunakan
kriptografi, yang berarti bahwa pelaku harus menemukan solusi ketidaksetaraan,
yang membutuhkan daya komputasi (dan energi) yang cukup besar.
Proof
of Stake (PoS)
Proof
of Stake (PoS) adalah algoritma konsensus umum lainnya yang mengambil
pendekatan yang berbeda. Di dalam PoS, seperti halnya PoW, validator dipilih
secara acak, namun validator dalam PoW memiliki peluang lebih besar untuk
dipilih jika mereka memiliki kekuatan komputasi yang lebih besar. Tidak
demikian dengan konsensus dalam PoS, di mana jumlah koin (cryptocurrency) yang
dipegang anggota akan menentukan besarnya kemungkinan untuk terpilih. Setelah
block dibuat, biaya transaksi dibayarkan ke validator tersebut dan para penandatangan
memasukkan block ke dalam blockchain.
Para penandatangan ini dapat berupa node
dalam jaringan atau grup node yang dipilih secara acak yang melakukan
penandatanganan jaringan secara menyeluruh. Untuk 'memberi insentif' pada nodes
untuk menyimpan crypto, semakin banyak crypto yang dimiliki oleh node di dalam blockchain,
semakin sederhana teka-teki yang harus dipecahkan node tersebut. Akibatnya,
node yang sudah memiliki coin yang banyak dapat dengan mudah mendapatkan lebih banyak.
PoS masih memerlukan kesepakatan konsensus, namun semakin banyak koin yang
dimiliki seorang pemain, semakin tinggi peluang keberhasilannya. PoS
membutuhkan jauh lebih sedikit perhitungan prosesor komputer dan oleh karenanya
jauh lebih hemat energi.
Ethereum
dikabarkan telah menerapkan mekanisme konsensus PoS sejak tahun 2018.
Timestamp
(Penanda Waktu)
Mekanisme
konsensus mengimplementasikan layanan penanda waktu untuk ditambahkan ke dalam
blockchain. Penanda waktu pada dasarnya mengonfirmasi bahwa transaksi tertentu
terjadi di dalam blockchain pada waktu tertentu. Jika seorang pemain mencoba
menipu sistem dan menawarkan transaksi yang sama lagi, node akan memeriksa
transaksi berdasarkan timestamp dan, jika transaksi ditemukan di blok
sebelumnya, node dalam jaringan akan mencapai konsensus bahwa transaksi tidak
valid. Selain itu, fitur penanda waktu, dalam kombinasi dengan hash,
memungkinkan pengguna untuk membuktikan bahwa dokumen tertentu dimiliki oleh
pengguna tertentu pada waktu tertentu (membuat data sepenuhnya dapat dilacak).
Transaksi-transaksi
Transaksi
bebas perantara adalah aktifitas kunci di Blockchain karena mereka
menghilangkan kebutuhan akan pihak ketiga yang terpusat dan tepercaya, yang
umumnya mengambil komisi untuk memverifikasi transaksi. Menghilangkan makelar
(perantara) sepenuhnya mengubah cara para pelaku berinteraksi satu sama lain
dan bagaimana keputusan dikembangkan, diterapkan, dan dievaluasi. Transaksi
Bitcoin masih merupakan transaksi paling umum yang dicatat pada blockchain.
Namun, transaksi keuangan lainnya yang terkait dengan mata uang, kontrak
keuangan, atau aset keras dan lunak juga dapat dicatat pada blockchain. Bahkan,
semua jenis transaksi, baik yang terkait dengan barang digital atau fisik,
dapat direkam di blockchain. Termasuk di dalamnya pendaftaran tanah, pelacakan
barang di dalam Supply Chain, identitas, reputasi, sumber daya alam,
serta pertukaran peer-to-peer seperti naik taksi atau berbagi rumah.
Pada
tahun 2016, untuk pertama kalinya, transaksi terjadi antara dua organisasi di
seluruh dunia yang dibayar dengan menggunakan blockchain dan kontrak pintar
(smart contract). Commonwealth Bank of Australia dan Wells Fargo dari AS
menggunakan blockchain, yang disebut sebagai transaksi perdagangan global
pertama di dunia antara bank-bank independen untuk pengiriman kapas dari Texas
ke Qingdao di Cina.
Selanjutnya, pada bulan Desember 2017, rumah dagang
pertanian Belanda Louis Dreyfus Co. bekerja sama dengan bank Belanda ING dan
ABN Amro, dan bank Prancis Société Générale SA untuk menjual kargo kedelai AS
ke Cina menggunakan platform blockchain. Mereka mendigitalkan dokumen, dapat mencocokkan
data secara waktu nyata, mencegah duplikasi, dan menangani seluruh transaksi
dalam setengah waktu yang biasanya diperlukan.
Kepemilikan
produk fisik juga dapat ditransfer dan disimpan di blockchain ketika pemilik
menjual aset mereka (seperti seni) dengan mentransfer kunci pribadi yang
melekat pada aset itu.
Smart
Contracts (Kontrak Cerdas)
Istilah
'kontrak pintar' pertama kali diciptakan oleh Szabo sebagai 'protokol
terkomputerisasi yang mengeksekusi persyaratan kontrak'. Ini dapat dilihat sebagai
perjanjian tradisional yang secara otomatis didefinisikan dan dieksekusi oleh
kode, tanpa meninggalkan ruang untuk berhati-hati. Kontrak pintar adalah analog
dengan skrip untuk memproses transaksi dan / atau keputusan. Mereka bekerja di
dalam blockchain dan dianggap 'aplikasi pembunuh di dunia cryptocurrency'.
Dengan kedatangan kontrak pintar yang digunakan pada blockchain, konsep yang
mendefinisikan organisasi dan bagaimana organisasi dapat mencapai keunggulan
kompetitif akan berubah secara drastis.
Smart-contract dapat dilihat sebagai
pernyataan If This Then That yang dikompilasi ke dalam bitcode (meskipun
jauh lebih rumit). Mereka adalah program perangkat lunak yang akan melakukan
transaksi atau keputusan tertentu, yang disepakati oleh dua atau lebih pemain.
Protokol kemudian direkam pada blockchain dan, setelah digunakan pada
blockchain, skrip ini tidak lagi dapat diubah dan akan selalu dieksekusi
setelah prasyarat dipenuhi. Smart-contract memiliki tiga karakteristik
berbeda: mereka otonom (setelah ditempatkan pada blockchain mereka tidak dapat
lagi diubah); mereka mandiri (mereka dapat mengakumulasi dan menghabiskan nilai
dari waktu ke waktu); dan mereka terdesentralisasi (mereka didistribusikan di
beberapa node dalam jaringan).
Setelah smart-contract ada di blockchain,
sifatnya adalah final dan tidak dapat diubah (yaitu, mereka menjadi tidak dapat
diubah, diverifikasi dan dapat dilacak). Namun, parameter tertentu dapat diubah
hanya jika kode asli memungkinkan untuk ini. Oleh karena itu, sangat penting
bagi organisasi untuk memastikan bahwa kode tersebut 100% benar dan tidak ada
bug atau kesalahan yang tersisa dalam kontrak pintar ketika dicatat pada
blockchain.
Kontrak
yang cerdas mungkin tampak revolusioner, tetapi itu bukanlah hal yang baru dan
telah ada sejak lama. Seperti dijelaskan oleh Vitalik Buterin, pendiri
Ethereum, kontrak pintar sudah ada di sebagian besar gedung perkantoran modern.
Misalnya, kartu akses yang menentukan apakah Anda diizinkan masuk ke area.
Satu-satunya perbedaan sekarang adalah ketika smart-contract diterapkan
di blockchain, mereka tetap dapat diakses tanpa batas waktu dan akan
melaksanakan tugas yang telah ditentukan sebelumnya setiap kali kondisi
tertentu terpenuhi.
Smart-contract menawarkan peluang yang luar biasa
bagi organisasi, tetapi sangat penting bahwa kontrak tersebut dikerahkan di
blockchain hanya ketika mereka terbukti bisa bekerja dengan benar. Di
tahun-tahun mendatang, kita mungkin akan melihat beragam aplikasi menggunakan smart-contract
yang akan mengubah cara kita bekerja, cara kita menjalankan bisnis, dan
bagaimana kita menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Akan menarik untuk
melihat bagaimana hal ini akan semakin mengambil alih pekerjaan para makelar
(perantara), para manajer, dan juga para karyawan.
Referensi
5. Distributed
Ledgers (2017)
6. Risks and
Opportunities for Systems using Blockchain and Smart Contracts (2017)
8. Blockchain:
Transforming Your Business and Our World (2019)
10. The Byzantine Generals’
Problem – Leslie Lamport, Robert Shostak, Marshall Pease SRI International
(1978)
Saturday, November 16, 2019
Small Step in The Long Journey become Enabler
Catatan Akhir Pekan
OpinionDay #27
Oleh : Agung Ektika (SSG-037)
Memperhatikan video @mardiguwp mengenai ide dari anak anak di Bali ini, jadi muncul ide dari sisi Logistics EXIM setiap minggu di Surabaya atau bahkan lebih luas lagi di seluruh belahan dunia, which memunculkan sebuah opportunity baru.
Misalkan skala kecil di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Dimana setiap akhir pekan terutama mulai Kamis, puncaknya hari Jum'at sore, daerah Margomulyo dan jalan tol arah ke Perak menjadi nightmare, karena macet parah.
Kenapa?
Karena pada umumnya berbarengan dengan Closing Cargo untuk Export, dimana hampir 90% shipping lines menerapkan open stack di awal minggu dan Closing Cargo end of week.
Ditambah lagi volume kendaraan dari jalan tol. Jalan tol baru merubah perilaku urban. Orang Madiun, Nganjuk, Jombang, Malang, Pasuruan dan lain-lain untuk berbisnis ke Surabaya lebih sering karena kemudahan akses plus mungkin ke daerah lain kayak ke JogLo Semar.
Sehinga pastilah menambah volume. Dan ini adalah peluang.
Direct Opportunity adalah menyediakan storage temporary yang lebih competitive untuk early open stack atau early stuffing. Terutama bagi pemilik lahan di sekitar Osowilangun atau Kalianak / Margomulyo bisa dan mau menangkap peluang ini.
Namun ide tersebut harus diperkuat dengan Angka dan Problems. Perlu dihitung terlebih dulu benefitnya, dengan menggunakan data rata-rata volume export per minggu di Surabaya either thru TPS atau Teluk Lamong
Benefitnya: selain mengurai kemacetan juga memberikan solusi agar tidak shut out karena stuck tidak bisa gate in atau VGM nggak ter-register on time dimana tentu saja kena surcharge pelayaran. Either menggunakan metode 1 atau 2, cukup lumayan misal 150 ribu per container.
Terlebih jika kena shut out dan harus roll over to the next vessel. Akan bertambah besar extra cost-nya, belum lagi sosial cost, dan yang lain misal ketinggalan pesawat.
Hal-hal ini dekat dengan keseharian kita di lingkup SCM / Logs yang bisa kita kaji bersama, dimulai dengan collecting all problems in a rows of SC terutama yang in-efficient kemudian kita kaji bersama.
Sekali lagi ini menjadi: Small step in the Long Journey become Enabler.
Semoga hal tersebut nantinya ada yang mem-fasilitasi in the near future opportunity. Small things with big potential margin in the future
Lets get it done sooner as part of our contribution to make solutive study for better life.
(Ilustrasi foto dari detik.com)
(Link video https://www.instagram.com/tv/B43aOXZAUOr/?utm_source=ig_web_copy_link)
OpinionDay #27
Oleh : Agung Ektika (SSG-037)
Memperhatikan video @mardiguwp mengenai ide dari anak anak di Bali ini, jadi muncul ide dari sisi Logistics EXIM setiap minggu di Surabaya atau bahkan lebih luas lagi di seluruh belahan dunia, which memunculkan sebuah opportunity baru.
Misalkan skala kecil di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Dimana setiap akhir pekan terutama mulai Kamis, puncaknya hari Jum'at sore, daerah Margomulyo dan jalan tol arah ke Perak menjadi nightmare, karena macet parah.
Kenapa?
Karena pada umumnya berbarengan dengan Closing Cargo untuk Export, dimana hampir 90% shipping lines menerapkan open stack di awal minggu dan Closing Cargo end of week.
Ditambah lagi volume kendaraan dari jalan tol. Jalan tol baru merubah perilaku urban. Orang Madiun, Nganjuk, Jombang, Malang, Pasuruan dan lain-lain untuk berbisnis ke Surabaya lebih sering karena kemudahan akses plus mungkin ke daerah lain kayak ke JogLo Semar.
Sehinga pastilah menambah volume. Dan ini adalah peluang.
Direct Opportunity adalah menyediakan storage temporary yang lebih competitive untuk early open stack atau early stuffing. Terutama bagi pemilik lahan di sekitar Osowilangun atau Kalianak / Margomulyo bisa dan mau menangkap peluang ini.
Namun ide tersebut harus diperkuat dengan Angka dan Problems. Perlu dihitung terlebih dulu benefitnya, dengan menggunakan data rata-rata volume export per minggu di Surabaya either thru TPS atau Teluk Lamong
Benefitnya: selain mengurai kemacetan juga memberikan solusi agar tidak shut out karena stuck tidak bisa gate in atau VGM nggak ter-register on time dimana tentu saja kena surcharge pelayaran. Either menggunakan metode 1 atau 2, cukup lumayan misal 150 ribu per container.
Terlebih jika kena shut out dan harus roll over to the next vessel. Akan bertambah besar extra cost-nya, belum lagi sosial cost, dan yang lain misal ketinggalan pesawat.
Hal-hal ini dekat dengan keseharian kita di lingkup SCM / Logs yang bisa kita kaji bersama, dimulai dengan collecting all problems in a rows of SC terutama yang in-efficient kemudian kita kaji bersama.
Sekali lagi ini menjadi: Small step in the Long Journey become Enabler.
Semoga hal tersebut nantinya ada yang mem-fasilitasi in the near future opportunity. Small things with big potential margin in the future
Lets get it done sooner as part of our contribution to make solutive study for better life.
(Ilustrasi foto dari detik.com)
(Link video https://www.instagram.com/tv/B43aOXZAUOr/?utm_source=ig_web_copy_link)
Tuesday, November 12, 2019
Kolaborasi 3 Komunitas
Ketika tiga komunitas professional (IPOMS, ECI, dan IPSCLC) bertemu secara santai dan serius dalam sebuah gathering untuk merencanakan sebuah kegiatan bersama utk memberikan manfaat kepada masyarakat profesional di akhir tahun 2019.
"Best practice - Warehouse management ".
Konsep yang diusung akan baru dan dengan semangat "Deliver the Values".
Sumber :
https://www.linkedin.com/posts/amikaja_supplychain-ipoms-eci-activity-6600015916958875648-HpRy
Sunday, November 10, 2019
Customer Experience
OpinionDay #26
Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144)
Bagaimana menurut Anda yang lebih tepat antara "Pelanggan saya dibajak oleh kompetitor atau Pelanggan meninggalkan Anda". Dalam era sekarang, "Customer experience" adalah sesuatu yang sangat perlu diperhatikan sehingga tidak ada istilah pembajakan pelanggan.
Kita perlu terus melakukan improvisasi atau istilah keren-nya "Continuous Improvement" di semua lini operasional perusahaan, tidak terlepas dari bidang bisnis itu sendiri.
Setiap personal di perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan untuk mendukung "Continuous Improvement" di perusahaan masing-masing dan bukan untuk hanya dipelajari serta dipublish (baca : gaya-gayaan dan di publish di Social Media).
Tantangan berikutnya setelah kita belajar adalah menerapkan semua ilmu baru yang tersebar banyak di media online untuk bisa meningkatkan performa perusahaan dalam mempertahankan eksistensi & legacy di persaingan bisnis.
https://www.linkedin.com/posts/amikaja_selfreminder-continuousimprovement-supplychain-activity-6599210827650306048-5CCS
Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144)
Bagaimana menurut Anda yang lebih tepat antara "Pelanggan saya dibajak oleh kompetitor atau Pelanggan meninggalkan Anda". Dalam era sekarang, "Customer experience" adalah sesuatu yang sangat perlu diperhatikan sehingga tidak ada istilah pembajakan pelanggan.
Kita perlu terus melakukan improvisasi atau istilah keren-nya "Continuous Improvement" di semua lini operasional perusahaan, tidak terlepas dari bidang bisnis itu sendiri.
Setiap personal di perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan untuk mendukung "Continuous Improvement" di perusahaan masing-masing dan bukan untuk hanya dipelajari serta dipublish (baca : gaya-gayaan dan di publish di Social Media).
Tantangan berikutnya setelah kita belajar adalah menerapkan semua ilmu baru yang tersebar banyak di media online untuk bisa meningkatkan performa perusahaan dalam mempertahankan eksistensi & legacy di persaingan bisnis.
https://www.linkedin.com/posts/amikaja_selfreminder-continuousimprovement-supplychain-activity-6599210827650306048-5CCS
Peran Blockchain dalam Mengubah Supply Chain Dan Industri Logistik (2)
OpinionDay #23
Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059)
Bagian Ke-2
Blockchains
Private
(pribadi) dan publik adalah dua pilihan menu yang telah ada dan untuk
kedua opsi
tersebut, fitur utamanya adalah begitu transaksi disetujui dan sudah berada di
dalam
Blockchain, maka tidak akan dapat diubah atau diedit lagi.
Beberapa institusi
fintech yang lebih besar (termasuk WeBank, bank swasta pertama di China yang sepenuhnya digital) mempertimbangkan
untuk menggunakan kombinasi jaringan blockchain publik dan privat ke dalam perbankan online mereka.
Namun
demikian sejak 2016 opsi ketiga ini telah dikembangkan.
Accenture telah mematenkan 'Blockchain yang dapat diedit', dimana riwayat dari transaksi dapat disesuaikan oleh
otoritas pusat. Ini sedikit kontradiksi, karena kekuatan Blockchain adalah
bahwa data setelah divalidasi tidak dapat diubah.
Namun, Accenture mengklaim
bahwa jenis Blockchain ini hanya untuk Blockchain yang diizinkan private - digunakan misalnya oleh
bank, tempat otoritas pusat dapat mengelola jaringan berdasarkan aturan tata
kelola yang disepakati. Jenis Blockchain ini akan menawarkan 'tombol pengaman'
yang dapat membuat Blockchain lebih
aman untuk digunakan.
Jenis blockchain yang dapat dipilih oleh suatu
organisasi tergantung pada tujuan organisasi dan jenis transaksi yang perlu
disimpan pada blockchain. Beberapa transaksi, seperti transaksi keuangan, tidak
boleh terlihat oleh masyarakat umum, sedangkan transaksi lainnya, seperti
kepemilikan barang (digital) dan sertifikat tanah, lebih berfaidah dari
blockchain publik. Terlepas dari jenis blockchain, data yang disimpan menjadi
tidak berubah, dapat diverifikasi, dan dapat dilacak, karena empat komponen
utama Blockchain: primitif kriptografi, mekanisme konsensus, transaksi, dan
smart contract (kontrak pintar).
Kriptografi
Kriptografi adalah komponen kunci dari sistem
blockchain jenis apapun, dan terdiri dari dua fitur penting: digital
signature (tanda tangan digital) dan Hash Algoritma.
Digital signatures (Tanda tangan digital)
Tanda tangan digital didasarkan pada
kriptografi kunci publik, juga dikenal sebagai kriptografi asimetris.
Kriptografi asimetris berarti bahwa dua kunci, kunci publik dan kunci privat,
secara matematis terkait satu sama lain. Hubungan ini berarti bahwa data apa
pun yang dienkripsi oleh satu kunci (kunci publik) hanya dapat didekripsi oleh
kunci lainnya (kunci privat), dan sebaliknya. Tidak mungkin untuk mengenkripsi
data dengan kunci publik dan menggunakan kunci publik lain untuk mendekripsi
data tersebut.
Akibatnya, Anda dapat menggunakan pasangan kunci untuk
mengidentifikasi pemilik aset digital tertentu. Karena kunci publik tersedia
untuk umum, data apa pun yang dienkripsi dengan kunci privat terkait hanya
dapat didekripsi dengan kunci publik yang sesuai. Ini berfungsi seperti kotak
surat, di mana setiap orang memiliki kunci untuk menyimpan surat ke kotak surat
itu, tetapi hanya satu orang yang memiliki kunci yang tepat untuk membuka kotak
surat dan mengeluarkan surat itu.
Infrastruktur Kunci Publik kini telah banyak
digunakan. Hampir semua yang berbasis online telah menggunakan Public
Key Infrastructure, dari mengirim email ke situs web yang dikunjungi (situs web
dienkripsi menggunakan Public Key Infrastructure jika memiliki sertifikat SSL
dan situs web menunjukkan https). Ini berarti kita dapat memastikan bahwa data
yang dikirim antara pengirim dan server tidak terputus. Public Private Key
Infrastructure juga digunakan untuk memastikan keaslian dokumen tertentu, yang
dilakukan menggunakan Algoritma Hash.
Hash Algorithms
Setiap blok data pada blockchain menerima sebuah
hash ID, sebagai kunci database, yang telah dihitung oleh Algoritma Secure
Hash. Hash dari sebuah blok tetap. Dengan kata lain, hash ID yang
dialokasikan untuk sebuah blok tidak pernah berubah. Algoritma Hash digunakan
dalam berbagai komponen teknologi blockchain, salah satunya adalah hash ID,
yang merupakan string unik dari 64 angka dan huruf yang ditautkan ke data di
setiap blok. Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah merancang generasi Hash
Functions kriptografi generasi kedua yang disebut Algoritma Hash Aman 2, yang
mencakup SHA-256, Algoritma Hash Aman yang sangat efisien yang menciptakan ID
hash unik untuk setiap bagian data.
Algoritma hash membuat hash yang sama persis
jika datanya juga sama. Mengubah hanya satu bit dalam data akan menghasilkan ID
hash lain yang sama sekali baru. ID hash dari blok yang ditambahkan ke
blockchain adalah data awal untuk blok berikutnya, dan dengan demikian blok
dirantai bersama. Artinya jika data dalam blok diubah, maka akan mengubah hash
blok tersebut, yang pada gilirannya akan mengubah hash di blok berikutnya, dan
seterusnya. Untuk merusak data, blok harus divalidasi ulang dengan konsensus.
Ini tidak akan terjadi karena node lain dalam jaringan tidak memiliki insentif
untuk bekerja pada blok 'lama' di dalam blockchain. Selain itu, blockchain
terus berkembang, sehingga membutuhkan daya komputasi yang cukup besar untuk
memvalidasi ulang blok lama, yang membuatnya tidaklah bermanfaat. Hash membuat
data pada blockchain kekal dan terbukti tidak berubah dari waktu ke waktu.
Referensi
5.
Distributed Ledgers (2017)
6.
Risks and Opportunities for Systems
using Blockchain and Smart Contracts (2017)
8.
Blockchain: Transforming Your
Business and Our World (2019)
9.
https://www.digitalsignaturemart.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Hari Jumat ini, tanggal 11 Desember bertepatan sebagai Hari Gunung Internasional, yang telah ditetapkan pada tanggal tahun 2002 oleh PBB. D...
-
Opinion Day #16 Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007) Rabu pagi saat cek di aplikasi tiket online untuk jadwal bioskop, ternyata 4 jadwal untu...