Circular Economy, Strategi Kurangi Sampah Plastik di Lautan Indonesia
Sampah plastik semakin hari semakin bertambah banyak jumlahnya. Bahkan berdasarkan perkiraan World Economic Forum, akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan pada tahun 2050 nanti. Permasalahan sampah plastik ini harus dapat segera diatasi. Salah satu strategi yang dituntut untuk diimplementasikan di seluruh dunia adalah Circular Economy.
Circular economy ini memiliki visi untuk mengubah cara pandang manusia terhadap plastik kemasan bekas pakai, bukan sebagai sampah, melainkan sebagai komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan. Caranya, material kemasan plastik bekas dipertahankan nilainya dengan digunakan berulang kali. Hal ini dimaksudkan agar plastik bekas dimaksimalkan penggunaannya. Circular economy menciptakan new economic chain atau rantai ekonomi baru.
Selain bermanfaat secara ekonomi, circular economy tentu juga akan berdampak positif pada lingkungan. Hal ini sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang memiliki prinsip 5R. Prinsip 5R tersebut terdiri dari pengurangan pemakaian material mentah dari alam (reduce), optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse), penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle), proses perolehan kembali (recovery), atau dengan melakukan perbaikan (repair).
Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan Rencana Aksi Nasional terkait pengelolaan dan pengurangan sampah di laut. Pengurangan sampah plastik sebesar 70 persen ditargetkan terlaksana pada tahun 2025. Pemerintah menggunakan tiga pendekatan salah satunya adalah sirkular ekonomi. Dua pendekatan lainnya yakni pengurangan sampah plastik di ranah publik melalui gerakan persuasif dan pelayanan teknologi pengolahan sampah dengan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah untuk mendorong aksi waste to energi dan Refuse Derified Fuel (RDF).
Contoh pemanfaatan sampah plastik menurut circular economy yang dilakukan oleh pemerintah ialah pencampuran bahan daur ulang plastik ke dalam aspal untuk membangun jalan. Pemerintah Indonesia telah menerapkan hal ini untuk memperbaiki beberapa jalan umum. Pemerintah juga menggandeng Global Plastic Action Partnership (GPAP) untuk menerapkan beberapa langkah strategis seperti mengumpulkan data pengelolaan limbah lokal dan membangun model evaluasi solusi. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat mengkalkulasi investasi yang dibutuhkan, batasan waktu yang diperlukan, serta seberapa besar dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
Sumber :
https://id.berita.yahoo.com/circular-economy-strategi-kurangi-sampah-111000596.html
Belajar dan Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Meningkatkan Keunggulan Bersaing Industri Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Kopdar ke-13 Ngobrol bareng rekan Surabaya Study Group di Rollaas Cafe Cito . Mendekati 1 tahun terakhir kepengurusan dari IPOMS Sura...
-
OpinionDay #23 Oleh : Erwin K. Awan (SSG-059) Bagian Ke-2 Blockchains Private ( pribadi ) dan publik adalah dua pilihan menu yan...
-
OpinionDay #29 Oleh : Anang Fahmi Syarif (SSG-144) Alur ide bisnis yang Simple tapi mudah dimengerti.
-
Telah diresmikan Logo Baru Surabaya Study Group dengan tertera di AD / ART Surabaya Study Group - IPOMS Chapter Surabaya pada BAB II pasa...
-
Kopdar ke-14 Hari Sabtu, tanggal 25 Mei 2019 diadakan Bukber Pengurus Surabaya Study Group kali ini sekaligus menjadi proses serah t...
No comments:
Post a Comment