Saturday, December 23, 2017

Bitcoin

Saat liburan menjelang hari raya Natal tahun 2017 dan liburan Tahun Baru 2018, di whatsapp grup Surabaya Study Group sedang ramai pembicaraan mengenai Bitcoin, cukup seru. Berikut adalah rangkuman dan kompilasi dari diskusi online tersebut.

Bitcoin adalah uang virtual yang full diterbitkan swasta, bukan negara tertentu. Bitcoin tanpa pengawas dari negara ataupun instasi manapun. Sehingga dapat menimbulkan bahaya karena nilainya tidak riil seperti bubble atau gelembung dan berakibat bisa pecah dalam semalam.

Bitcoin bisa berfungsi sebagai alat pembayaran, tapi tidak mempunyai wujud fisik seperti lembaran uang kertas ataupun koin. Bitcoin juga dapat diuangkan ke dalam mata uang resmi/konvensional.

Bitcoin merupakan terjemahan dari sebuah konsep bernama cryptocurrency yang pertama kali dicetuskan oleh Wei Dai pada tahun 1998. Konsep ini menekankan pada sistem kendali yang mengatur penciptaaan dan juga transaksinya, di mana algoritma kriptografi mengatur hanya pemilik Bitcoin-lah yang bisa menggunakan uang tersebut, masing-masing dari pemilik Bitcoin berperan sebagai pengguna sekaligus pengatur mata uang, bukan oleh pemerintah atau lembaga tertentu.

Mata uang Bitcoin pertama diterbitkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Namun setahun kemudian ia meninggalkan proyek Bitcoin tanpa banyak mengungkap siapa dirinya. Tapi pengembangan Bitcoin terus berjalan dengan munculnya pengembang-pengembang baru dalam komunitasnya, bahkan aplikasinya yang berbasis open source dapat diunduh oleh pengembang yang ingin mereview kembali barisan kode di dalamnya atau membuat sendiri aplikasi Bitcoin versi mereka.

Bitcoin menggunakan jaringan peer-to-peer tanpa penyimpanan terpusat, yang artinya ia dapat ditransfer ke manapun selama ada jaringan internet. Mata uang yang dimiliki oleh seseorang nantinya akan disimpan di suatu aplikasi bernama Bitcoin Wallet. Jadi, Anda tidak akan menerima uang dalam wujud fisik apapun selain berupa aplikasi di gadget Anda. Aplikasi ini harus terpasang di komputer, tablet atau smartphone penerima dan pengirim.

Bitcoin ibarat ikan di laut, setelah kita menangkap ikan, selanjutnya kita bisa panen atau juga bisa dijual atau di-rupiah-kan atau juga kadang bisa jadi alat tukar langsung.

Seperti ikan di laut yang mempunyai banyak jenis, begitu pula cryptocoin ini, banyak jenis mata uang virtual, salah satunya adalah bitcoin, sedangkan yang lain juga ada xrp, xlt dan sebagainya.

Untuk memperoleh Bitcoin, kita bisa menambang sendiri, mirip dengan sebagai nelayan di laut. Atau kita bisa jadi trader yang berspekulasi. Saat harga ikan turun kita borong dan jual di kota lain.

Bit pada bitcoin merefer ke komputer, jadi koin dari Bitcoin digenerate oleh komputer

Mata uang virtual ini tidak jelas supply dan demandnya.

Total market crypto sampai hari ini 7.26 Quad, dan volume perdangan dalam 24 jam hampir 600 trilliun, hal ini merupakan menjadi hal yang gurih bagi sebagian orang, buat investasi atau hal yang lain.

Dalam hal politik, mata uang virtual ini dapat menjatuhkan sebuah negara dengan crypto currency tersebut.

Bitcoin juga dapat diibaratkan seperti tanah, yaitu dimana tanah tidak bisa bertambah kecuali ada reklamasi. Sehingga tiap bulan harganya bisa meningkat karena yang membutuhkan tanah semakin bertambah. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur harganya, murni ditentukan oleh semakin banyak peminat maka semakin tinggi harganya.

Saat ini lebih dari 100 aset digital berbasiskan blockchain yang sudah dipublikasikan dan diperjualbelikan. Sehingga Bitcoin pada intinya sebetulnya hanya perusahaan teknologi startup yang menjual teknologi berbasis blockchain.

Dengan solusi teknologi blockchain yang dipunya, dipercaya bahwa mereka akan mampu melakukan inovasi terhadap kebuntuan teknologi informasi saat ini

No comments:

Post a Comment

Related Posts