Belajar dan Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Meningkatkan Keunggulan Bersaing Industri Indonesia
Saturday, April 21, 2012
Surabaya Study Grup XV - Building Competitive Operations and Logistics
Terdapat beberapa poin summary dari pertemuan Study Group di Surabaya pada tgl 15 April 2012 lalu. Diantaranya telah diberikan oleh Eko Hariyanto (GSS-044) berikut:
1. Bahwa demand tidak sama dengan order, demand disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan sedangkan order berbentuk batch karena pertimbangan ekonomi. Karena itu sebisa mungkin demand harus semirip mungkin dengan order untuk menghindari BULLWHIP EFFECT.
2. bullwhip effect: semakin ke hulu maka informasi tentang demand makin terdistorsi.
3. Penyebab bullwhip:
- order batching : permintaan end customer berbeda dengan permintaan grosir.
- rationing : demand hanya dipenuhi sebagian karena supply jauh lebih banyak.
- shortage gaming : customer akan order melebihi demand-nya karena supplier melakukan rationing.
4. Solusi mengatasi bullwhip:
- berbagi POS (point of sales) melalui VMI, CPFR dstnya.
- mengurangi lead-time
- mengurangi batch size
- mempertahankan kestabilan harga
- menghindari shortage-gaming
5. Risk pooling: untuk menghindari variabilitas permintaan maka manufacturers atau retailers dapat memecahkan stock umum (common) ke masing-masing cabang dan mengumpulkan stock khusus di pusat. atau stock umum dibeli secara periodik sedangkan stock khusus dibeli pada saat-saat tertentu misalnya ketika ada promosi.
6. Design: 5-15% dari biaya produk tetapi 70% dari biaya delivery
7. Mass customization : produk massal, banyak jenis. berbanding terbalik dengan mass production, namun mass production tetap masih bisa dipakai.
8. Contoh kasus Dell: komputer Dell diproduksi secara massal tetapi mouse, cat, keyboard bisa bermacam-macam.
9. Postponement of Differentiation: titik differensiasi ditunda sejauh mungkin, misalnya hingga order diterima.
Contoh: mobil diproduksi hingga selesai tetapi belum dicat, calon pembeli diminta inden lalu didata warna cat yang mereka inginkan. kemudian pabrik baru mengecat sesuai keinginan pelanggan.
10. Modular design: produk dibentuk dari bagian-bagian yang modul (dapat dipakai pada berbagai jenis produk). Sehingga proses assembly dilakukan dari bagian yang sudah ada dan bukannya dibuat dari nol. Atau bagian yang ada nantinya bisa dipasang pada produk selanjutnya.
11. Design for remanufacture: desain produk juga memperhatikan proses pembuatan ulang, misalnya untuk dijual dengan harga yang lebih murah. Opsi ini cukup menarik karena harga bahan makin melambung.
Salam,
Eko H (GSS 044)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Related Posts
-
Info Masze... Banyak yang bisa kita pelajari dari Public Speaking, salah satunya ketika "Presentasi di depan umum / atasan". Surab...
-
Hari : Minggu Tanggal : 18 Maret 2012 Pukul : 10:00 Tempat : PT IMS Logistic Jl. Raya Waru KM 15 Waru Sidoarjo Pemakalah : I Nyoman Pujawa...
-
OpinionDay#63 Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007) Hari ini, Senin tanggal 28 September 2020 adalah hari ulang tahun PT Kereta Api Indonesia yang ...
-
Hari : Minggu Tanggal : 20 Maret 2011 Pukul : 10:00 Tempat : PT IMS Logistic Jl. Raya Waru KM 15 Waru Sidoarjo Pemakalah : Jok...
-
Hari : Minggu Tanggal : 20 Februari 2011 Pukul : 10:00 Tempat : PT IMS Logistic Jl. Raya Waru KM 15 Waru Sidoarjo Pemakalah : I Nyoman Puj...
No comments:
Post a Comment